Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2018

Amazing Mom

Dalam gelap ibu bangun saat anak di sampingnya menangis lapar. Dalam kesulitan ibu tidak sama sekali menampakan wajah khawatir di depan anak-anaknya. Entah belajar dari mana ibu perkara macam itu semua yang jelas setara dengan sepuluh orang pria di dunia kekuatannya. Sob, saya tidak habis pikir dengan kekuatan seorang ibu juga tentunya seorang bapak. Seorang ibu bisa melakukan apa saja demi kelangsungan hidup anak-anaknya. Dia rela bekerja banting tulang mengganti atau membantu kepala keluarga. Dia juga rela meminjam, menghutang ke tetangga seliter beras saat kesulitan melanda rumah tangga. Berharap anak-anaknya tak menangis menganga karena kelaparan. Sob, saya saat ini tengah mengandung buah cinta. Perdetiknya saya dibuat kagum pada keajaiban seorang ibu mengandung, melahirkan, menyusui, merawat, membesarkan anaknya. Tidak hanya itu, seorang ibu juga masih memiliki peran lain yakni sebagai istri yang harus merawat, melayani, dan menjadi kepala rumah tangga di rumah suaminya. Kondisi

TIPS CANTIK: MUDAH & HEMAT

Jika kita berbicara cantik, mungkin yang terbayang dalam imajinasi kita seorang wanita putih tinggi bersih wajahnya tak bernoda. Berhidung mancung, berbulu mata lentik dan berbibir tipis. Jika, ya seperti itu maka betapa standarnya cantik di otak kita. Banyak orang yang terdoktrin gambar dan tontonan terkait makna cantik. Selain itu juga kontes-kontes yang mengusung tema kecantikan menjadi sebuah hiburan besar di mana-mana. Kecantikan banyak dijual dalam berbagai iklan. Bahkan iklan motor pun dihiasi wanita yang "cantik". Rasanya tidak ada hubungannya sama sekali. Sehingga mind set yang tertanam dalam benak masyarakat terbentuk bahwa cantik itu seperti mereka yang di iklan, di sinetron, di kontes-kontes kecantikan, yang dipertontonkan, dikonsumsi semua mata, mata para ajnabi. Laa hawlaa walaa kuwwata illa billah!!! Tetapi, Islam memandang cantik dengan versi yang berbeda dari apa yang orang kebanyakan pandang. Islam selalu memandang sesuatu dari sudut pandang yan

I Love What I Have Today

What a cute baby girl!!! Alea! Guys, semakin majunya perkembangan teknologi baik itu dari segi elektronik sampai pada kecantikan membuat seseorang banyak memanfaatkan kecanggihan teknologi tersebut dalam kehidupan. Sebut saja misalnya terkait make up. Semenjak bertaburannya pengguna instagram di dunia maka sejak itu pula informasi apa pun mudah ditemukan. Tidak terkecuali tutorial make up yang benar-benar eduuun! Sekarang banyak MUA (akronim dari make up artist ) bermunculan. Ada yang benar-benar merubah wajah seseorang menjadi seperti boneka ada pula yang memang mengusung riasan alami dan natural.  Salah satu MUA terkenal di jagat Instagram yaitu adalah Fatimah Azzhara (maaf kalau salah). Beliau seorang akhwat muslimah yang masih muda namun kemampuan meriasnya sangat layak diperhitungkan. Bahkan dia sudah sering mengisi pelatihan-pelatihan terkait merias ke luar negeri. Dia terkenal karena mampu menghasilkan riasan mirip Barbie. Wajah yang kucel, kumel, dan kudel (halah!) sebelum diri

Jadi lah Diri Sendiri

Saat mengunggah sebuah foto di media sosial sebagian kita kadang hanya ingin foto-foto dengan latar belakang yang bagus, ciamik, top of the top pokoknya yang terunggah. Atau bela-belain memoles dulu wajah dengan bedak dan blash on agar wajah berminyak tidak tampak di layar ponsel dan bermedsos pun jadi seru karena banyak notifikasi masuk dari yang menekan tombol hati pertanda disukai dan berkomentar. Pokoknya, segala cara dilakukan demi mendapatkan hasil gambar yang memuaskan. Entah memuaskan siapa sebenarnya. Padahal saat kita unggah foto dengan menyebutkan lokasi atau posisi kita tidak semua khalayak suka dengan apa yang kita unggah. Jika tujuan utamanya agar dianggap keren, beken, gaul, dan seambreg harapan dipuji lainnya, uhhh betapa capeknya kita berurusan dengan media sosial? Harus begini begitu dahulu. Kenapa tidak apa adanya saja, sih? Gambar apa adanya tanpa memaksa harus keren dan beken. Foto yang biasa dan sederhana juga sebenarnya tidak masalah, asal dia bermanfaat, WHY

Terimakasih, Sayaaang

Dalam kegelapan yang digemuruhi oleh dentingan hujan yang syahdu, daku hendak mengungkapkan kebahagiaan kecil yang menggunung di dalam sukma.  Cinta yang didapat setelah pernikahan memang amat lah jauh berbeda dengan cinta yang didapatkan dari hubungan sebelum akad alias pacaran. Saya sungguh tidak layak menyamakannya sebab samasekali jauh jaraknya bak langit dan bumi. Tidak untuk disamakan. Cinta yang didapat dari pernikahan amat berharga dan suci. Dihiasi rida Ilahi dan dikalungi kasih Ilahi dalam setiap gerak-geriknya. Berbeda sekali dengan cinta yang didapat dari pacaran malah setiap gerak-geriknya dihitung sebagai dosa berzina. Naudzubillah! Cinta dalam pernikahan muncul dari langit sebab keridaan Ilahi atas bersatunya dua insan yang takut akan melakukan dosa jika tidak berstatus halal. Sungguh indah dan tak mampu dilukiskan dengan kata-kata keindahan cinta yang diraup dari pernikahan yang suci. Dia laksana sumber mata air yang mengalir deras. Bersih, bening, suci, mensucikan, se

Babak Baru Kehidupan

Taken by Google Setiap episode kehidupan akan beranjak setiap waktu. Entah itu mereka menemukan episode awal, klimaks, atau pun akhir. Tidak ada yang tahu kapan episode seseorang akan berakhir, itu merupakan poin penting dari akhir sebuah kehidupan, biar  surprise!   Setiap orang selalu menemukan babak baru dalam kehidupannya. Entah itu kehidupan baru sebagai seorang istri, mahasiswa, ibu, atau bahkan seorang anak. Setiap saat setiap waktu kadang seseorang harus berganti peran dengan tiba-tiba untuk menyesuaikan demi kehidupan babak barunya. Tentu banyak pula kumpulan rasa yang tercipta dari setiap episode kehidupan di setiap babaknya. Entah itu haru, bahagia, sedih, kecewa, atau merana. Semua episode yang terbingkai dalam babak baru akan selalu memberikan warna dan hikmah untuk kehidupan itu sendiri. Menjadi khazanah dan ensiklopedi ilmu kehidupan yang tidak diajarkan di instansi pendidikan formal. Kita membutuhkan banyak ilmu demi menghadapi setiap babak baru kehidupan,

KAJIAN SUBUH BERSAMA UAH

Semalam adalah jadwal menginap di rumah Mamah (mertua). Ya, setiap malam Ahad, kami akan berkunjung setelah selesai berdagang di rumah kontrakan. Menginap kemudian subuh kembali lagi ke kontrakan karena harus buka lapak. Namun, semalam kami bangun dengan berat pada pukul setengah empat, ya dipaksa bangun walau masih berat demi mengikuti kajian Ustadz Adi Hidayat atau biasa orang mengakronimkan dengan "UAH". Singkat cerita, setelah menyikat gigi dan berwudu kami segera berangkat. Waktu menunjukan pukul empat subuh hari. Ya, jujur ini pengajian subuh pertama yang saya alakoni selama tinggal di Bandung dan berstatus istri. Kalau suami sudah sering ikut diajak tetangganya. Wajar baru kali ini bisa ikut, sebab kondisi badan dan kejiwaan (halah! maksudnya kondisi keimanan) sedang terhangatkan oleh kehadiran si kecil di perut.  Pagi masih buta, jalanan juga masih sepi, orang-orang sedang lelapnya tertidur di kasur, kami berangkat. Kupikir jam segini pasti masih sepi seb

Memburu Cacing Merah

Taken by Google Cacing? Wadaw. Geli!  Mendengarnya saja bulu kuduk sudah berdiri dan tiba-tiba menjadi parno, khawatir merayap di kaki. Wah, wah, wah. Apa hanya saya saja di sini yang merasakan kegelian itu? Apa kalian juga? Semoga iya, biar ada teman, hehe. Ya, sejak menempati rumah kontrakan di pinggir jalan Ciampel, aku dan suami dibuat sibuk "membersihkan" ruangan yang dulu dipakai oleh pedagang fried chicken . Terutama kamar mandi! Perjuangan membersihkan kamar mandi cukup membuat jiwa dan raga terkuras. Bagaimana tidak, kamar mandi yang akan dipakai setiap hari ini tampak kotor, bau, dan sangat menjijikan karena dihuni juga oleh makhluk lain yakni ... cacing merah! Ew! Aku, sih, cukup stress menghadapi cacing manakala akan masuk ke kamar mandi. Suami? Adem ayem. Prok prok banget untuknya. Antara malas dan butuh. Malas ke kamar mandi karena jijik melihat makhluk Allah yang panjang berair itu. Tapi, aku butuh kamar mandi untuk keperluan sehari-hari.

Pengalamanku Memasak Nasi

Sudah lima hari aku dan suami mengontrak rumah. Jaraknya sekitar satu kilometer dari rumah mertua. Bagaimana rasanya? Seru. Baru sadar kalau sudah menikah saat mengarungi hidup berdua saja di kontrakan. Kontrakan ini cukup besar, ada ruang depan yang cukup luas, ruang tengah yang lumayan luas, ada kamar tidur yang cukup luas, ada pula kamar mandi mini.  Saat di rumah mertua dulu, masak nasi memang sering tapi tidak se-intens seperti saat mengontrak rumah. Saat tinggal serumah, biasanya aku memasak nasi untuk sarapan sekaligus makan siang. Kemudian masak lagi saat akan makan malam. Aman. Maksudnya tidak ada kesulitan yang berarti. Tetapi, sejak dua hari lalu di kontrakan, aku dibuat cukup sedih dan kesal dengan aktivitas memasak nasi. Pertama, karena sibuk sedang mencuci piring aku meminta tolong suami untuk memasak nasi. Hasilnya, nasi cukup enak ketika panas. Tapi, saat dicabut jadi aneh (keras dan tidak enak di mulut, maklum ya pejuang mejikom ). Tidak marah, sih. Ini jadi p

Ingin Seperti Amoeba

Amoeba. Pertama kali mendengar nama makhluk ini yakni ketika duduk di bangku SMA dalam pelajaran Biologi, ah entah SMP, ya, saya lupa, hehe. Guru Bilogi saya berkata bahwa amoeba adalah makhluk kecil yang berkembang biak dengan cara membelah diri. Wow. Menarik. Satu dari sekian makhluk ciptaan Allah SWT yang dahsyat! Taken by Google Saya suka pelajaran biologi, jadi jangan heran kalau masih agak ingat tentang pelajarannya (ah sombong), ups, tentunya ini berkat pertolongan Allah 'Azza wa Jalla. S aya bukan ahli biologi dan tidak akan membahas secara panjang lebar terkait makhluk kecil yang dahsyat ini. Saya ingin memetik hikmah indah dari apa yang sudah Allah SWT limpahkan kepada makhluk kecil tersebut. Sungguh benar bahwa dalam setiap penciptaan langit dan bumi terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi hamba yang mau berfikir dan semua ciptaan-Nya tidak ada yang sia-sia (cek Surat Al Imran ayat 190-191). Membelah diri adalah kemampuan yang dianugerahkan Allah SWT untuk

Melewati Sepenggal Malam di Masjid Arrahman

Masjid Arrahman salah satu masjid yang ada di kawasan Kota Baru Parahyangan. Posisinya terletak di area seni yang dinamakan Bale Seni Barli. Masjid yang ukurannya tidak terlalu luas ini rutin mengadakan kajian setiap bakda magrib atau bakda subuh. Ustadz yang mengisi kajian pun banyak yang berasal dari ustadz kondang seperti Ustadz Adi Hidayat, JUstadz Roni Abdul Fatah, dll.  Selain rutin mengadakan kajian dengan ustadz kondang, masjid ini pun diisi oleh imam-imam yang bacaannya sangat mumpuni. Sering juga diisi oleh imam muda yang berasal dari Aceh, Muzammil Hasbalah.  Sisi lain dari daya pikat masjid mungil ini adalah selalu tersedianya hidangan saat ada pengajian. Pada kajian bakda magrib kemarin misalnya, saat salat bakdiyah isya saya melipir ke dekat pintu masuk agar lebih leluasa. Selama melaksanakan salat itu penciuman saya terjebak diantara heharuman mi yang menggoda, astagfirullah ya. Selesai salat isya suami mengajak pulang tak taunya di depan itu sudah berjej

Serba Serbi Niat Menerbitkan Buku

Ada sedikit cerita lucu yang saya alami kemarin saat "hendak" menerbitkan buku. Ceritanya, saya adalah alumni sebuah kegiatan mahasiswa yang bergerak di bidang kepenulisan Islami. Setau saya, organisasi tersebut punya penerbit sendiri yakni Alqolam Publishing. Saat ada niat dan semangat menyala untuk menerbitkan buku sendiri, saya mulai aktif bertanya ke senior organisasi yang berjibaku di penerbitan tersebut. Satu hal kesan saya pertama kali mengurus penerbitan buku adalah, " kirain gampang nerbitin buku " ternyataaa, kok, njelimet? Sampai narik nafas dalam-dalam, hahahaha. Saat itu langkah pertama saya adalah memastikan kepada teman sesama angkatan di organisasi terkait pengurus penerbitan di Alqolam Publishing (kita singkat AP), dia memberikan informasi ini dan itu. Lalu saya mulai meminta kontak dan menguhubungi Teteh senior yang dimaksud. Tanya-tanya perihal penerbitan buku dan seketika tercengang saat dia mengatakan butuh dana (budget) 3-5 juta

Sebuket Cinta

Itu lah sekilas percakapan singkat dengan salah satu murid dari sekolahalam Bintaro. Sudah hampir 5 bulan pisah dengan mereka. Tapi, qodarullah mereka masih bersikap manis dan menyenangkan. Terharu! Mungkin itu perasaan yang muncul setiap kali ada DM dari para wanita solihah.  Mereka rajin menanyakan kabar lewat direct message. Haha sampai pernah ada yang ngambek gara-gara DM-nya cuma dibaca. Setelah dijelaskan, baru dia mengerti dan memaklumi. Kalau lihat DM, rata-rata isinya chat-an dengan anak murid. Ada yang menanyakan kabar, ada pula yang iseng mengirim video boomerang hanya untuk penuhin DM 😹 Bagaimana pun mereka, kutetap melihatnya surga. Kepedulian mereka menanyakan kabar gurunya sangat kuhargai dan kuibaratkan seperti aku dikirimkan sebuket cinta~ Sebuket cinta sederhana yang mereka kirimkan lewat DM, sudah cukup membuatku terharu dan berbusa mendoakan mereka.  Kuingin melihat mereka menjadi perempuan-perempuan solehah, insan cerdas