Skip to main content

Melewati Sepenggal Malam di Masjid Arrahman

Masjid Arrahman salah satu masjid yang ada di kawasan Kota Baru Parahyangan. Posisinya terletak di area seni yang dinamakan Bale Seni Barli.



Masjid yang ukurannya tidak terlalu luas ini rutin mengadakan kajian setiap bakda magrib atau bakda subuh. Ustadz yang mengisi kajian pun banyak yang berasal dari ustadz kondang seperti Ustadz Adi Hidayat, JUstadz Roni Abdul Fatah, dll. 

Selain rutin mengadakan kajian dengan ustadz kondang, masjid ini pun diisi oleh imam-imam yang bacaannya sangat mumpuni. Sering juga diisi oleh imam muda yang berasal dari Aceh, Muzammil Hasbalah. 

Sisi lain dari daya pikat masjid mungil ini adalah selalu tersedianya hidangan saat ada pengajian. Pada kajian bakda magrib kemarin misalnya, saat salat bakdiyah isya saya melipir ke dekat pintu masuk agar lebih leluasa. Selama melaksanakan salat itu penciuman saya terjebak diantara heharuman mi yang menggoda, astagfirullah ya. Selesai salat isya suami mengajak pulang tak taunya di depan itu sudah berjejer mangkuk-mangkuk plastik berbentuk daun berwarna hijau dengan isi di dalamnya mi goreng homemade. Jadi ini dalangnya. Tidak sempat mencicipi karena terburu-buru ditambah kajian belum selesai, malu pisan ngambil duluan, hehe.

Masjid Arrahman masjid yang mungil. Di dalamnya jamaah sering membawa anak-anak dan membiarkan mereka bermain bebas. Ini satu hal yang sangat saya sayangkan. Sangat boleh sekali jika anak sedari kecil diajarkan untuk ke masjid agar terbentuk keterpautan antara dirinya dan masjid. Namun, tugas orangtua lah untuk memberikan penjelasan kapan harus bermain, berlari, berteriak, makan dan minum, serta main gadget dengan volume yang kencang. Saya yakin, anak-anak jika diberi penjelasan mereka akan mengerti. Kalau dibiarkan saja, bukan hanya mengganggu konsentrasi jamaah saat salat tetapi juga mereka keasyikan dan tidak tau adab bagaimana berperilaku di masjid. Bisa jadi nanti mereka tidak bisa membedakan bagaimana bersikap di masjid karena tidak pernah diberikan penjelasan.

Alangkah lebih baiknya saat akan salat ada petugas yang mengarahkan agar anak-anak tidak mengobrol keras-keras, tidak berlarian sampai menyenggol jamaah, tidak berteriak-teriak, dan yang terpenting tidak makan di dalam masjid, karena aroma makanannya tertinggal dan menyebar ke mana-mana.

Laa hawlaa walaa kuwwata illa billah. 

Jika pun tidak ada petugas, mohon imam mengingatkan orang tua untuk mengkondisikan anak-anaknya. Sebenarnya yang paling punya otoritas adalah orang tua masing-masing. Kenapa anak-anak dibiarkan? Harusnya diberikan penjelasan, "Kak, Ibu mohon kamu bersabar untuk sepuluh menit ke depan. Lihat, azan sudah berkumandang. Itu tanda Ibu harus salat. Kamu boleh tidak salat dulu karena belum waktunya, tapi Ibu harus salat; untuk menghadap Allah yang menciptakan kita. Kalau Kakak berisik, berlarian, tertawa-tawa itu akan mengganggu konsentrasi Ibu dan jamaah yang lain pasti Ibu dan jamaah akan sangat sedih. Ibu akan sangat senang jika Kakak bersabar, duduk dengan tenang di sana (tunjuk tempatnya); boleh berbicara asal tidak sampai terdengar oleh Ibu atau jamaah; boleh tertawa asal tidak sampai terdengar Ibu atau jamaah. Ibu percaya Kakak mampu karena Kakak anak yang hebat. Apa Ibu bisa mendapatkan kepercayaan itu dari Kakak? Apa Kakak mau bersabar selama kurang lebih sepuluh menit untuk Ibu dan jamaah? Jika Kakak bersedia Ibu akan amat sangat bangga dan beruntung amat beruntung memiliki Ananda sepertimu."

Saya yakin jika anak diberi penjelasan dari hati ke hati mereka akan menerima dan paham. Orangtua adalah center of education bagi anak-anaknya. Adab dan tatakrama adalah sekian poin utama yang harus diajarkan ke anak setelah tauhid dan mengenalkan Nabi Muhammad SAW. 



Subhnallah!!! Islam is so wonderful!!! 

OK mari kita sudahi pembahasan tentang anak-anak yang berisik di masjid, kita lanjut ulik hal unik lain yang masih berkaitan dengan Masjid Arrahman. Kali ini kita bahas tentang "Bale Seni Barli"nya, kuy!

Jadi, seperti yang sudah disebutkan di awal bahwa lokasi masjid ini berada di dalam komplek Bale Seni Barli, otomatis setiap kali akan masuk ke masjid kita disuguhi banyak hasil karya seni, lho! Ada doodle, ukiran, patung dari tanah liat, karya seni dari kayu, dll.










Tolong abaikan model berkacamata ituuu!!! Hehehe. Tidak sempat difoto semuanya karena pencahanyaan sudah berkurang. Lampu yang menyala hanya di bagian doodle saja. Jadi, tidak bisa memfoto semua karya seninya. 

Saya juga belum tau apa itu Bale Seni Barli. Milik siapa, sekolah atau bukan, dll. Hanya numpang lewat dan sesekali menikmati hasil karya dari bale tersebut dengan swafoto yang kadang suka menyesal melihat hasil swafotonya sebab suami bukan ahli fotografer, wkwk. Untung ada fitur crop sehingga foto gagal bisa seperti tampak tidak gagal, xixi. 

Mungkin itu kisah perjalanan singkat semalam. Melipir ke Arrahman dengan segala keunikannya tersebab pergi ke masjid lain yang lebih kondusif sangat tidak memungkinkan karena jarak dan waktunya. Mudah-mudahan Allah 'Azza wa Jalla meridhai setiap langkah yang ditorehkan kami. Aamiin.

Akhir kata, belajar terus sampai akhir hayat. Minta ke Allah agar dimampukan menuntut ilmu (kenapa ilmu dituntut padahal dia gak salah? *eaaak korban Cah Lontong hehe).

OK sekian.

Comments

Popular posts from this blog

Housewife Vs Homemaker

Housewife vs Homemaker? Apa ini? Dalam Bahasa Inggris, profesi IRT alias Ibu Rumah Tangga biasa disebut housewife . Karena ilmu bahasa Inggris saya nihil, jadi saya gak tau kenapa orang Inggris menamakan IRT itu dengan sebutan housewife ? Sebuah kata yang terdiri dari dua suku kata, "rumah" dan "istri". Kalau dibolehin untuk ngasih opini dari kelas sudra saya, mungkin maksudnya adalah seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah. Wah, keren. Lebih lengkapnya bisa mungkin cari di kamus EOD, Gais. Daripada penasaran, hehe. Gak salah memang kalau seorang IRT diartikan sebagai seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah, sebab memang begitu lah kenyataan yang sering terjadi di masyarakat. Namun, karena bahasa punya sifat inovatif, di mana dia bisa berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, bisa jadi kosakata housewife  dapat digantikan perannya menjadi homemaker . Wah, apa itu? Istilah homemaker  tercetu

Belajar Bahasa Jepang Sehari-hari

Di Rumah Orang Jepang biasanya sesaat setelah mereka bangun pagi, akan langsung menyapa keluarganya. Dengan ucapan selamat pagi, "Ohayou" . Mereka akan saling mendahului untuk menyapa dengan ucapan ini. Mari kita mulai percakapannya! Sakura : "Ohayou" Okaasan : "Ohayou" Otousan : "Ohayou" Kenta (Imouto) : "Ohayou" Sakura : Hayaku okiru ne, Kenta ha." Okaasan : "Sou ne. Kyou otona ni nattakara ne." Kenta : "Nande sore. Kyou shiken ga attakara." Otousan : " Yoku ganbatte ne . Jaa, ikanakya. Ittekimasu . " Okaasan : "A, itterashai ." Kenta to Sakura : " Itterashai ." Terjemahan Sakura : "Pagi." Ibu : "Pagi." Ayah : "Pagi" Kenta (adik laki-laki) : "Pagi." Sakura : "Kenta bangunnya cepet ya." Ibu : "Iya ya. Karena sekarang ma udah gede." Kenta : "Apaan sih. Aku bangun cepet karena ada ujian hari in

Asmaul Husna*

Saat mendengarkan iklan di radio MQ FM, saya terkesan oleh salah satu lagu di dalamnya. Lagu itu menyanyikan 99 nama-nama Allah yang baik dan agung, yakni Asmaul Husna. Lalu sadar kalau laguitu sangat menyentuh hati saya, saya buru-buru merekamnya. Dan lalu saya menangis ketika mendengarkannya. Alhamdulilah. Sudah dua minggu semnejak saya mendapatkan lagu baik itu. Lalu saya ingin sekali mengikuti lagu tersebut. Namun saya terbatas karena belum hafal lirik lagunya. Dengan beberapa kali mendengarkan lagu itu, saya pun menulis liriknya yang semoga sesuai dengan lagu tersebut. Saya masih belum tahu siapa gerangan sang biduannya. Mungkinkah Sami Yusuf? Hemm. Siapapun dia, semoga Allah menjaganya dengan sebaik-baik perlindungan ^^ Bdw, ini lanngsung saja saya lampirkan liriknya. Siapa tahu kalian sudah  punya lagunya tapi belum tahu liriknya. Hehe. Mari kita sharing . Yang bisa nyanyiin lagunya, ayo nyanyikan! Ya Allah...4x Ya Allah...4x Allahu antal malikul quddus... Wal jabbarul