Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2019

SUPRISED FROM YOUTUBE

Dua hari yang lalu, ponsel saya menunjukan pemberitahuan dari YouTube. Pemberitahuan itu menampilkan bahwa ada seseorang yang mengomentari video saya di YouTube. Saya tidak terlalu tertarik untuk membukanya langsung, sebab saat itu saya sedang sibuk dengan urusan rumah. Maka saya biarkan saja. Tapi, bukannya hilang, notif itu makin bertambah. Saya pun bertanya-tanya, "Siapa, sih ini?" Saya buka sekilas, tidak kenal ah namanya. Siapa itu. Saya lagi-lagi membiarkannya. Sambil beraktivitas, notif tadi kepikiran juga. Dalam benak ada satu nama yang saya rasa adalah orang yang mengomentari video di akun YouTube tersebut. Saya belum yakin sebelum melihat langsung tapi kesibukan tidak sempat memberikan saya waktu untuk melihat notif tersebut. Akhirnya, saat hendak tidur saya baru bisa membuka notif tersebut. Dan, ya, benar. Satu nama yang tadi siang terpikirkan oleh saya, benar adanya. Dia adalah murid saya. Tahun ajaran 2016-2017 saya jadi pendampingnya selama satu tah

ANOTHER SURPRISE

Sore ini, saya dikagetkan oleh sebuah notifikasi  di salah satu media sosial yang saya gunakan. Di jendela pemberitahuan ponsel terpampang tulisan bahwa sebuah akun telah mengikuti saya. Sebuah nama yang tidak asing di otak. Nama yang sering jadi topik hangat pembicaraan saya dan teman kosan saya saat lajang dulu. Nama yang dimiliki oleh orang tertampan di sekolah, juga jadi favorit kebanyakan anak-anak perempuan sebayanya. Anak yang ramah, tamah, sopan, dan baik. Aduh, terlalu panjang tampaknya saya mendeskripsikan doi. 😝 Khawatir pembaca mati penasaran, baik, saya buka saja profilnya. Melihat jendela pemberitahuan di ponsel seperti yang saya jelaskan di atas, saya meleleh, bahagia, terharu, dan girang. Pasalnya, saya dan dia sudah dua tahun berpisah. Saya membersamai dia tiga tahun yang lalu. Tepatnya pada tahun dua ribu enam belas. Saat dia masih unyu-unyu duduk manis di kelas tiga. Sekarang dia sudah di kelas lima. Sudah besar. Dan jika dilihat di akun IGnya dia semak

SEPOTONG SENJA YANG MENGKILAT

Setiap senja datang, dia selalu mampu memikat siapa saja yang memandang gurat warnanya yang jingga. Sebab kecantikannya yang memesona ini, banyak sekali sastrawan yang merangkai kata dan syair mendeksripsikan keindahannya. Atau mencomotnya dalam sebuah alur cerita untuk memperindah isi cerita. Begitu pun dengan sang fakir ilmu ini, saya. Setiap kali senja datang, ada nafas yang terhela dengan lantunan doa. Doa kepada Sang Pemilik Senja semoga senja saya diberkahi.  Saat saya menatap langit atau sorot matahari yang penuh kemilau jingga, di sana jiwa saya mengangkasa. Membayangkan bahwa di jam ini lah para burung yang melanglang buana mencari rezeki, pulang berduyun-duyun sambil tersoroti cahaya jingga. Para pedagang pulang dari bekerja dengan peluh dan sisa tenaga. Para petani berkemas membereskan peralatan karena senja sudah menggelar pertunjukan. Di satu sisi, bumi pun tengah berkemas untuk menyambut malam, menyambut bintang, menyambut angin, menyambut dingin, menya

SI SUPER CARE

Ada satu hal unik yang saya alami. Saya sudah sering menyebut bahwa sudah hampir satu tahun saya ke luar dari SABin sebagai pengajar di sana. Namun, subhanallah, murid-murid masih saja aktif menanyakan kabar via direct message Instagram. Siapa yang tidak meleleh? Namanya Kayla. Dia adalah murid saya di kelas tiga di tahun ajaran 2017-2018. Anak paling bongsor kedua setelah Iffa. Paling dewasa di kelas. Jangan heran kalau dia sering dipanggil Kakak oleh teman-temannya yang dominan bertubuh mungil.  Selama membersamai mereka di kelas tiga, memang saya akrab dengan Kayla. Sosokanya yang tampak dewasa sudah asyik kalau diajak mengobrol ke sana ke mari. Mungkin, ini salah satu faktor kenapa dia masih sering menanyakan kabar. Kami dulu akrab, sih. Hihi. Kini, dia sudah duduk di kelas empat. Punya teman baru, fasil baru, ambisi baru, hobi baru, dan kondisi fisik yang pastinya baru juga. Namun, cara dia bersikap kepada saya menjadikan saya terharu, merindu, dan ingin sekali kembali me

Kado Terbaik untuk Sebuah Perpisahan

Sudah hampir satu tahun saya berpisah dengan teman, sahabat, keluarga besar Sekolah Alam Bintaro. Sebuah tempat bersejarah dalam hidup saya. Di situ, qodarullah, saya menemukan makna hidup, mengajar, mendidik, dan bekerja. Pokoknya, SABin landasan saya menjadi seperti saat ini (memang sekarang seperti apa, ya? Hehe). Setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan. Begitu pun apa yang saya alami di SABin. Pertemuan dengan orang-orang hebat di sana ada pula waktunya berpisah. Dua tahun saya "mondok" di SABin. Di sana saya menemukan sahabat, keluarga, dan teman yang berjenis rupanya. Hehe. Ada yang masih berkomunikasi, ada pula yang sudah lost contact . Satu teman yang sudah saya anggap keluarga sendiri salah satunya yang masih sering menjalin komunikasi dengan saya. Bertanya kabar, mengabarkan kabar bahagia dari teman-teman di sana, dll. Selama bekerja di sana pun, kami sering meluangkan waktu berdua hanya untuk sekedar mengobrol, saling curhat-curhatan, dan berbagi beb

Kenangan Sakit di Dustira

Bismillah Sudah lama pisan tidak nulis di sini. Saya rindu! Beberapa waktu yang lalu memang saya terhimpit kesibukan mengurus rumah tangga. Saya mau sharing pengalaman sakit kemarin. Boleh? Qodarullah, saya dan suami ditakdirkan sakit di waktu bersamaan 😁 *kompak banget, ya. Suami terdiagnosa radang lambung (awalnya). Beliau demam tinggi dua hari. Saya cukup panik. Tapi, kegesitan mamer akhirnya membuka jalan kesembuhan untuk suami. Hari ketiga suami sudah pulih ke sedia kala. Ups. Tapi, aku lalai mengingatkan. Kami malah makan (sarapan) nasi padang pakai sambal hijau. Akhirnya, siangnya saya yang tumbang. Perut saya panas, diare, panas dingin, dan malamnya saya demam tinggi. Empat hari saya demam dengan suhu 39° C plus plus plus. Wow, ini amat berbahaya sekali untuk janin! Di malam kedua demamnya saya, suami pun ikut kambuh lagi. Akhirnya kami tumbang. Mengungsi ke rumah Mamah 😂 semalam diurus sama Mamah. MasyaAllah!!! Kedua kali ini suami terdiagnosa gejala DBD, begitu pu