Skip to main content

Terimakasih, Sayaaang



Dalam kegelapan yang digemuruhi oleh dentingan hujan yang syahdu, daku hendak mengungkapkan kebahagiaan kecil yang menggunung di dalam sukma. 

Cinta yang didapat setelah pernikahan memang amat lah jauh berbeda dengan cinta yang didapatkan dari hubungan sebelum akad alias pacaran. Saya sungguh tidak layak menyamakannya sebab samasekali jauh jaraknya bak langit dan bumi. Tidak untuk disamakan. Cinta yang didapat dari pernikahan amat berharga dan suci. Dihiasi rida Ilahi dan dikalungi kasih Ilahi dalam setiap gerak-geriknya. Berbeda sekali dengan cinta yang didapat dari pacaran malah setiap gerak-geriknya dihitung sebagai dosa berzina. Naudzubillah!

Cinta dalam pernikahan muncul dari langit sebab keridaan Ilahi atas bersatunya dua insan yang takut akan melakukan dosa jika tidak berstatus halal. Sungguh indah dan tak mampu dilukiskan dengan kata-kata keindahan cinta yang diraup dari pernikahan yang suci. Dia laksana sumber mata air yang mengalir deras. Bersih, bening, suci, mensucikan, serta nikmat jika diteguk dikala haus melanda. Cinta yang dirasakan berbuah rasa syukur dan kebahagiaan yang menembus ke dalam bilik-bilik langit yang dipenuhi cahaya. Cinta yang dirasakan ajaib mampu meredakan segala siksa bahkan menghilangkan lelah. 

Dari sebab apa cinta seindah itu hadir di dalam sebuah pernikahan? Ternyata semua itu hadir dari hal-hal kecil. Dari ucapan terimakasih, maaf, dan tolong yang diucapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Tidak ada manusia yang tidak ingin dihargai. Tidak ada manusia yang tidak ingin diakui. Tidak ada manusia yang tidak ingin dicintai. Tidak ada. Sebab manusia adalah makhluk sosial yang dengan statusnya sebagai makhluk sosial dia ingin diakui keeksistensiannya. Ingin dihormati harga dirinya. Dan ingin dicintai kehadirannya. Terlebih dalam berkehidupan rumah tangga. Kebahagiaan yang hadir di dalam jiwa yang sampai memantul ke angkasa gampang saja bisa kita gapai jika setiap kali berinteraksi dengan pasangan kita mampu menghadirkan kenyamanan, kebahagiaan, dan ketentraman. Kesemuanya takan hadir jika tanpa ada ilmu. Ilmu apa saja? Tentu ilmu yang pertama adalah ilmu tauhid. Siapa pun yang mendekat kepada Allah maka kehidupannya akan menjadi baik. Bahkan kehidupan rumah tangganya sekali pun. Pun jika seseorang menjauh dari Allah, maka kehidupannya akan kacau bahkan keluarganya sekalipun dia hidup dengan kecukupan dan bergelimang harta. Ilmu kedua tentunya ilmu memahami kondisi dan fitrah masing-masing individu. Seorang lelaki sangat ingin dihargai, dihormati, ditaati, dan dijadikan pemimpin di dalam rumah. Semua itu bukan karena dirinya gila hormat, gila taat, dan gila gila lainnya namun Allah SWT mendesain kepribadiannya memang seperti itu, mutlak. Tak bisa ditolak. Dan wanita dicipta Tuhan sebagai makhluk perasa yang seratus persennya mengandalkan hati dalam setiap kehidupannya. Tak memahami karakter fitrah masing-masing individu tentu akan mempersulit interkasi selama berumah tangga yang setiap hari dijalani. Kehidupan rumah tangga yang dijalani setiap hari oleh setiap pasangan tidak akan pernah lepas dari derai masalah dan cobaan. Bahkan orang yang beriman bagus pun akan tetap diuji coba oleh Allah dalam rumah tangganya. Apatah lagi kita yang imannya masih minim dan ilmu yang fakir? Entah bagaimana bisa menikmati setiap inci kehidupan berumah tangganya?

Ilmu tauhid (keimanan) mencakup semua aspek kehidupan berumah tangga. Jika ya benar dia orang yang beriman pada Allah dan mengikuti sunnah Rasulullah. Penambahan ilmu duniawi yang berkaitan dengan ilmu memahami fitrah setiap individu tentunya hanya mendukung ilmu tauhid atau mungkin penjabaran secara kontemporer (kekinian) dari segala aspek kehidupan yang ada di dalam Alquran dan Assunah.

Rasa cinta dalam berumah tangga akan mekar setiap waktu apabila Allah dan Rasul-Nya diutamakan dari segala apa pun di dunia. Rasa syukur yang dihadiahkan kepada pasangan pada hal kecil setiap harinya bermula dari rasa syukur yang selalu aktif terucap di dalam hati atas nikmat Allah dalam setiap rona kehidupan. Penghargaan-penghargaan kecil yang dilandasi pada rasa syukur terhadap nikmat Allah SWT akan berdampak baik pada kehidupan berumah tangga. Rasa menghargai atas hal-hal kecil yang dilakukan pasangan akan menjadi pemanis yang mampu melambungkan perasaan sampai ke angkasa. Kelak kemudian akan timbul perasaan taat dan saling menyegerakan kebutuhan masing-masing individu. Rasa menghargai tidak harus dalam skala besar, perbanyak mengungkapkan tiga kata ajaib (tadi) pun sudah mampu menjadikan kehidupan rumah tangga menjadi penuh cinta dan ketentraman. Ungakapan terimakasih, tolong, dan maaf yang dilayangkan kepada pasangan yang punya karakter fitrah masing-masing akan memberikan keajaibannya tersendiri. Cinta akan melambung tinggi mengalahkan ketinggian asap yang terbawa angin. Menebar ke seluruh penjuru langit dan berwujud menjadi kebahagiaan hakiki yang akan tampak pada pelebaran lemak di badan. Ungkapan terimakasih, tolong, dan maaf setiap waktu kepada pasangan memberikan dampak positif bagi seorang individu yang mengedepankan logika (lelaki) dan bagi seorang individu yang mengedepankan rasa (perempuan). Kepemimpinan seorang lelaki sangat dibutuhkan untuk dihargai, dengannya sosok arrijaal yang sudah Allah SWT sematkan di dalam dirinya akan kokoh berdiri tak terinjak oleh individu yang mengedepankan rasa. Pun individu yang mengedepankan rasa akan semakin hangat jiwanya manakala tiga ungkapan tadi selalu disematkan dalam kehidupannya. Tentu jiwanya yang didominasi perasaan akan terbahagiakan dengan keringanan pasangan (suami) mengucapkan tiga ungkapan tadi.

"Sayang, maaf bisa tolong ambilkan anu?"
"Terimakasih, Sayang. Syukran jazakillah."

Betapa indahnya. Kesemuanya takan hadir jika kedua individu tersebut tidak terbiasa bersyukur terhadap nikmat Allah SWT yang banyak. Maka, subhanallah, hidup sakinah dan mawaddah dalam rumah tangga hanya akan mampu dipetik dari kedekatan dua orang hamba kepada Rabb-Nya. Mengutamakan Allah dan Rasul-Nya dalam setiap nafas kehidupannya.

Tak ada hal yang paling indah selain mengamalkan dan berusaha belajar mengusahakan dengan sungguh-sungguh apa-apa yang kita ucapkan atau tuliskan sesegera mungkin dalam kehidupan nyata. Bersegera lah!!!


Comments

Popular posts from this blog

Housewife Vs Homemaker

Housewife vs Homemaker? Apa ini? Dalam Bahasa Inggris, profesi IRT alias Ibu Rumah Tangga biasa disebut housewife . Karena ilmu bahasa Inggris saya nihil, jadi saya gak tau kenapa orang Inggris menamakan IRT itu dengan sebutan housewife ? Sebuah kata yang terdiri dari dua suku kata, "rumah" dan "istri". Kalau dibolehin untuk ngasih opini dari kelas sudra saya, mungkin maksudnya adalah seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah. Wah, keren. Lebih lengkapnya bisa mungkin cari di kamus EOD, Gais. Daripada penasaran, hehe. Gak salah memang kalau seorang IRT diartikan sebagai seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah, sebab memang begitu lah kenyataan yang sering terjadi di masyarakat. Namun, karena bahasa punya sifat inovatif, di mana dia bisa berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, bisa jadi kosakata housewife  dapat digantikan perannya menjadi homemaker . Wah, apa itu? Istilah homemaker  tercetu

Belajar Bahasa Jepang Sehari-hari

Di Rumah Orang Jepang biasanya sesaat setelah mereka bangun pagi, akan langsung menyapa keluarganya. Dengan ucapan selamat pagi, "Ohayou" . Mereka akan saling mendahului untuk menyapa dengan ucapan ini. Mari kita mulai percakapannya! Sakura : "Ohayou" Okaasan : "Ohayou" Otousan : "Ohayou" Kenta (Imouto) : "Ohayou" Sakura : Hayaku okiru ne, Kenta ha." Okaasan : "Sou ne. Kyou otona ni nattakara ne." Kenta : "Nande sore. Kyou shiken ga attakara." Otousan : " Yoku ganbatte ne . Jaa, ikanakya. Ittekimasu . " Okaasan : "A, itterashai ." Kenta to Sakura : " Itterashai ." Terjemahan Sakura : "Pagi." Ibu : "Pagi." Ayah : "Pagi" Kenta (adik laki-laki) : "Pagi." Sakura : "Kenta bangunnya cepet ya." Ibu : "Iya ya. Karena sekarang ma udah gede." Kenta : "Apaan sih. Aku bangun cepet karena ada ujian hari in

Asmaul Husna*

Saat mendengarkan iklan di radio MQ FM, saya terkesan oleh salah satu lagu di dalamnya. Lagu itu menyanyikan 99 nama-nama Allah yang baik dan agung, yakni Asmaul Husna. Lalu sadar kalau laguitu sangat menyentuh hati saya, saya buru-buru merekamnya. Dan lalu saya menangis ketika mendengarkannya. Alhamdulilah. Sudah dua minggu semnejak saya mendapatkan lagu baik itu. Lalu saya ingin sekali mengikuti lagu tersebut. Namun saya terbatas karena belum hafal lirik lagunya. Dengan beberapa kali mendengarkan lagu itu, saya pun menulis liriknya yang semoga sesuai dengan lagu tersebut. Saya masih belum tahu siapa gerangan sang biduannya. Mungkinkah Sami Yusuf? Hemm. Siapapun dia, semoga Allah menjaganya dengan sebaik-baik perlindungan ^^ Bdw, ini lanngsung saja saya lampirkan liriknya. Siapa tahu kalian sudah  punya lagunya tapi belum tahu liriknya. Hehe. Mari kita sharing . Yang bisa nyanyiin lagunya, ayo nyanyikan! Ya Allah...4x Ya Allah...4x Allahu antal malikul quddus... Wal jabbarul