Skip to main content

Menu MPASI yang Tidak Pernah Gagal

 

Taken by Google

Sebagai Ibu yang menyaksikan bagaimana stressnya menghadapi anak GTM (Gerakan Tutup Mulut) pada anak pertama, saya pun mulai perhatian pada anak kedua terkait MAPSI. 

Pengalaman MPASI anak pertama menurut saya sangat memprihatinkan. Pada saat itu saya bekerja  sehingga tidak mampu untuk membuatkannya menu buatan sendiri dan hanya memberinya makanan siap saji. Tidak masalah memang tapi pada akhirnya saya harus mengakui bahwa anak saya bosan. Kebosanannya berada di fase ingin makan makanan lain (jajanan)!

Ketika memasak pun, saya yang minim ilmu ini bingung harus memulai dari mana? Kebingungan itu muncul karena terlalu banyak informasi terkait MPASI yang saya serap sehingga membuat saya tidak bisa menentukan mau masak apa dan memulai dari mana? 

Informasi seperti harus membeli peralatannya terlebih dahulu, harus pakai minyak zaitun, keju, mentega, dll. Itu membuat saya stuck karena selain bingung saya pun ragu haruskah saya membeli peralatannya? Tapi begitu banyak!

Selain itu istilah yang digunakan dalam dunia per-MPASI-an pun belum begitu familiar di telinga, sehingga tsunami informasi tersebut menambah mumet kepala. Akhirnya, memang saya memaksa masak MPASI, tapi hasilnya sering dibuang karena anak tidak suka. Saya coba pun memang aneh, bau, dan tidak enak. Resep dari mana yang saya ambil? Saya pun tidak tahu. Sungguh pengalaman yang mengerikan.

Taken by Google 
Moms, ini dia istilah yang sering digunakan para Mommy pejuang MPASI di luar sana.


Di anak kedua ini, saya hanya mengikuti satu petunjuk saja yakni salah satu Ibu di YouTube. Wah, proses MPASI pun menyenangkan! Anak suka dan lahap makan. Tidak ada makanan yang tidak disuka. Saya coba pun buburnya enak dan lezat. Hmmm, yummy! Pantas anak saya suka. 

Sejak MPASI pertama sampai kini usianya 9 bulan, saya sudah mencoba semua resep MPASI yang di-posting Ibu tersebut di akun YouTube-nya. 

Sedikit cerita, kenapa pengalaman MPASI di anak kedua ini begitu menyenangkan? Ternyata karena konten yang dijelaskan mudah dipahami dan tidak ribet. Setelah semakin dicari ilmu terkait MPASI, saya kini baru paham bahwa memulai MPASI tidak harus ribet beli ini beli itu, harus ada ini harus ada itu. Cukup pakai bahan dan alat yang ada di dapur. Ternyata tidak apa-apa memasak MPASI menggunakan minyak goreng yang biasa Mommy pakai. Tidak harus pakai Evoo. Tidak juga harus pakai foodprocessor yang mahal, bisa juga pake peralatan yang ada di dapur. Sebenarnya itu pilihan ya, tapi jangan dijadikan patokan sehingga kita mempersulit proses MPASI ini.

Dari sekian menu yang sudah dicoba, ada satu menu yang tidak pernah tersisa dimakan Abidzar yakni bubur udang buncis.
Taken by Google

Bahan yang digunakan sangat sederhana, hanya:
  • Nasi 2-3 sendok makan
  • Udang besar 6 ekor
  • Bawang merah kecil satu butir
  • Bawah putih kecil satu butir
  • Buncis satu buah
  • Minyak satu sendok
Menu Bubur Udang Buncis



Berdasarkan pengamatan selama kurang lebih 3 bulan dan respon anak bayi pada bubur udang buncis, akhirnya saya mendapati bahwa anak saya lebih suka bubur tanpa wortel (bubur yang asin) karena setiap kali memasak bubur dan menggunakan wortel sebagai pemanis alami, buburnya selalu tidak habis. Setiap kali memasak bubur udang buncis, selalu habis. Lalu saya coba inisiatif memasak menu yang di resep ada wortelnya tapi saya tidak menggunakannya apakah habis? Ya, buburnya habis! 

Saya coba memasak bubur ayam mentega yang biasa jarang habis tanpa wortel, wow, habis! Untuk snack pun dia lebih suka yang asin ketimbang yang manis -meski kita tahu camilan anak bayi manisnya sedikit hihi-

Bagi Mommy yang akan memulai MPASI, aku coba rekomendasikan akun YouTube yang aku jadikan panutan selama proses MPASI. Link-nya di bawah ya! 

Comments

Popular posts from this blog

Housewife Vs Homemaker

Housewife vs Homemaker? Apa ini? Dalam Bahasa Inggris, profesi IRT alias Ibu Rumah Tangga biasa disebut housewife . Karena ilmu bahasa Inggris saya nihil, jadi saya gak tau kenapa orang Inggris menamakan IRT itu dengan sebutan housewife ? Sebuah kata yang terdiri dari dua suku kata, "rumah" dan "istri". Kalau dibolehin untuk ngasih opini dari kelas sudra saya, mungkin maksudnya adalah seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah. Wah, keren. Lebih lengkapnya bisa mungkin cari di kamus EOD, Gais. Daripada penasaran, hehe. Gak salah memang kalau seorang IRT diartikan sebagai seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah, sebab memang begitu lah kenyataan yang sering terjadi di masyarakat. Namun, karena bahasa punya sifat inovatif, di mana dia bisa berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, bisa jadi kosakata housewife  dapat digantikan perannya menjadi homemaker . Wah, apa itu? Istilah homemaker  tercetu

Belajar Bahasa Jepang Sehari-hari

Di Rumah Orang Jepang biasanya sesaat setelah mereka bangun pagi, akan langsung menyapa keluarganya. Dengan ucapan selamat pagi, "Ohayou" . Mereka akan saling mendahului untuk menyapa dengan ucapan ini. Mari kita mulai percakapannya! Sakura : "Ohayou" Okaasan : "Ohayou" Otousan : "Ohayou" Kenta (Imouto) : "Ohayou" Sakura : Hayaku okiru ne, Kenta ha." Okaasan : "Sou ne. Kyou otona ni nattakara ne." Kenta : "Nande sore. Kyou shiken ga attakara." Otousan : " Yoku ganbatte ne . Jaa, ikanakya. Ittekimasu . " Okaasan : "A, itterashai ." Kenta to Sakura : " Itterashai ." Terjemahan Sakura : "Pagi." Ibu : "Pagi." Ayah : "Pagi" Kenta (adik laki-laki) : "Pagi." Sakura : "Kenta bangunnya cepet ya." Ibu : "Iya ya. Karena sekarang ma udah gede." Kenta : "Apaan sih. Aku bangun cepet karena ada ujian hari in

Asmaul Husna*

Saat mendengarkan iklan di radio MQ FM, saya terkesan oleh salah satu lagu di dalamnya. Lagu itu menyanyikan 99 nama-nama Allah yang baik dan agung, yakni Asmaul Husna. Lalu sadar kalau laguitu sangat menyentuh hati saya, saya buru-buru merekamnya. Dan lalu saya menangis ketika mendengarkannya. Alhamdulilah. Sudah dua minggu semnejak saya mendapatkan lagu baik itu. Lalu saya ingin sekali mengikuti lagu tersebut. Namun saya terbatas karena belum hafal lirik lagunya. Dengan beberapa kali mendengarkan lagu itu, saya pun menulis liriknya yang semoga sesuai dengan lagu tersebut. Saya masih belum tahu siapa gerangan sang biduannya. Mungkinkah Sami Yusuf? Hemm. Siapapun dia, semoga Allah menjaganya dengan sebaik-baik perlindungan ^^ Bdw, ini lanngsung saja saya lampirkan liriknya. Siapa tahu kalian sudah  punya lagunya tapi belum tahu liriknya. Hehe. Mari kita sharing . Yang bisa nyanyiin lagunya, ayo nyanyikan! Ya Allah...4x Ya Allah...4x Allahu antal malikul quddus... Wal jabbarul