Housewife vs Homemaker? Apa ini?
Dalam Bahasa Inggris, profesi IRT alias Ibu Rumah Tangga biasa disebut housewife. Karena ilmu bahasa Inggris saya nihil, jadi saya gak tau kenapa orang Inggris menamakan IRT itu dengan sebutan housewife? Sebuah kata yang terdiri dari dua suku kata, "rumah" dan "istri". Kalau dibolehin untuk ngasih opini dari kelas sudra saya, mungkin maksudnya adalah seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah. Wah, keren. Lebih lengkapnya bisa mungkin cari di kamus EOD, Gais. Daripada penasaran, hehe.
Gak salah memang kalau seorang IRT diartikan sebagai seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah, sebab memang begitu lah kenyataan yang sering terjadi di masyarakat. Namun, karena bahasa punya sifat inovatif, di mana dia bisa berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, bisa jadi kosakata housewife dapat digantikan perannya menjadi homemaker. Wah, apa itu?
Istilah homemaker tercetus dari lisan (lagi-lagi) seorang dai yang dianugerahi kemampuan hebat oleh Allah yakni dr. Zakir Naik. Saat menyampaikan ceramah di hadapan para mahasiswa, dosen, jajaran petinggi universitas tertua, terkenal, dan ter ter ter lainnya, Oxford. Saat itu beliau menyampaikan ceramah via satelit, wajar, sebab visanya dibekukan oleh pemerintah Inggris karena dr. Zakir Naik dianggap merusak kestabilan masyarakat Inggris.
Dalam penyampaiannya itu lah beliau menyinggung peranan istri sebagai ibu rumah tangga di rumah. Beliau berpendapat bahwa kata housewife itu tidak cocok untuk disematkan pada seorang IRT yang notabene adalah profesi paling hebat di dunia. Kata yang cocok untuk menggambarkan profesi hebat itu adalah homemaker, ungkap beliau begitu. Tidak salah, sebab memang seorang ibu yang hebat dapat melahirkan generasi-generasi yang dapat mengguncang dunia, pencetak generasi tangguh nan hebat. Hanya dari seorang Ibu, akan terlahir generasi terbaik, dengan syarat, Ibu itu juga baik.
Berbicara tentang peran hebat seorang Ibu dalam mendidik anak saya jadi kepikiran tentang seorang Ibu di Jepang. Rasa-rasanya saya sudah pernah menuliskannya di sini, kalau tidak dengan judul, "Kyouiku Mama". Tapi, saya akan tetap menyinggungnya di sini. Tak apa, kan? Hehe.
Di Jepang, ada istilah "Kyouiku Mama". Kyouiku sendiri artinya melatih, mendidik. Kata "Kyouiku"sendiri terdiri dari dua kanji, yakni kanji "Oshieru" artinya mengajar (teach) faith, dan doctrine dan kanji "Sodateru" artinya mengasuh, mendidik (bring up, grow up, raise, and rear). Saya gak mau lama-lama bahas dari segi katanya, pasti yang baca pening 😂. Yup, dilihat dari kanjinya, kata Kyoiku bukan sembarang melatih dan mendidik, tapi di dalamnya juga ada kesabaran, mendidik dengan pendidikan terbaik, ilmu terbaik, dan dengan tujuan untuk menjadikan yang kita didik itu seperti bintang dapat bersinar. Kata "Mama" sendiri sama artinya seperti Mama yang biasa kita dengar di tanah air, yakni sebutan lain dari Ibu, Bunda, Umi, dsb. Kyouiku Mama di Jepang adalah mereka para Ibu-ibu (kebanyakan mahmud) yang berpendidikan S2 yang memutuskan untuk menjadi full mom dan tidak bekerja. Mereka fokus mendidik anak-anak di rumah, menyiapkan bekal saat pergi sekolah, menyambut kedatangan anak-anak mereka saat pulang sekolah, kemudian menemani sisa waktu anak-anak mereka sampai malam tiba dengan banyak hal seperti menjahit, merajut, dll. Pokoknya, Kyouiku Mama ini tugasnya mencetak generasi-generasi hebat dari dalam rumah mereka, mencetak peradaban kecil dari dalam rumah. Keren, ya? Wusss. Salut.
Memang sejatinya itu lah peran seorang wanita, jadi madrasah bagi anak-anaknya, ummahatul ghaad. Gak heran kalau dr. Zakir Naik gemesy sampai mengusulkan kosakata homemaker untuk nyebut seorang Ibu Rumah Tangga. Subhanallah. Mungkin bisa dipertimbangkan sama pihak Oxford #cyailah.
Keren banget ya itu jadi ibu. Subhanallah. Mudah-mudahan kita bisa jadi ibu yang baik bagi anak-anak kita, ya hai jamaah Sahabiyah Bloggy yang beriman. 😊 Amin.
Itu lah sedikit cuap-cuap malam hari ini. Mudah-mudahan bermanfaat
Amin.
Gak salah memang kalau seorang IRT diartikan sebagai seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah, sebab memang begitu lah kenyataan yang sering terjadi di masyarakat. Namun, karena bahasa punya sifat inovatif, di mana dia bisa berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, bisa jadi kosakata housewife dapat digantikan perannya menjadi homemaker. Wah, apa itu?
Istilah homemaker tercetus dari lisan (lagi-lagi) seorang dai yang dianugerahi kemampuan hebat oleh Allah yakni dr. Zakir Naik. Saat menyampaikan ceramah di hadapan para mahasiswa, dosen, jajaran petinggi universitas tertua, terkenal, dan ter ter ter lainnya, Oxford. Saat itu beliau menyampaikan ceramah via satelit, wajar, sebab visanya dibekukan oleh pemerintah Inggris karena dr. Zakir Naik dianggap merusak kestabilan masyarakat Inggris.
Dalam penyampaiannya itu lah beliau menyinggung peranan istri sebagai ibu rumah tangga di rumah. Beliau berpendapat bahwa kata housewife itu tidak cocok untuk disematkan pada seorang IRT yang notabene adalah profesi paling hebat di dunia. Kata yang cocok untuk menggambarkan profesi hebat itu adalah homemaker, ungkap beliau begitu. Tidak salah, sebab memang seorang ibu yang hebat dapat melahirkan generasi-generasi yang dapat mengguncang dunia, pencetak generasi tangguh nan hebat. Hanya dari seorang Ibu, akan terlahir generasi terbaik, dengan syarat, Ibu itu juga baik.
Berbicara tentang peran hebat seorang Ibu dalam mendidik anak saya jadi kepikiran tentang seorang Ibu di Jepang. Rasa-rasanya saya sudah pernah menuliskannya di sini, kalau tidak dengan judul, "Kyouiku Mama". Tapi, saya akan tetap menyinggungnya di sini. Tak apa, kan? Hehe.
Di Jepang, ada istilah "Kyouiku Mama". Kyouiku sendiri artinya melatih, mendidik. Kata "Kyouiku"sendiri terdiri dari dua kanji, yakni kanji "Oshieru" artinya mengajar (teach) faith, dan doctrine dan kanji "Sodateru" artinya mengasuh, mendidik (bring up, grow up, raise, and rear). Saya gak mau lama-lama bahas dari segi katanya, pasti yang baca pening 😂. Yup, dilihat dari kanjinya, kata Kyoiku bukan sembarang melatih dan mendidik, tapi di dalamnya juga ada kesabaran, mendidik dengan pendidikan terbaik, ilmu terbaik, dan dengan tujuan untuk menjadikan yang kita didik itu seperti bintang dapat bersinar. Kata "Mama" sendiri sama artinya seperti Mama yang biasa kita dengar di tanah air, yakni sebutan lain dari Ibu, Bunda, Umi, dsb. Kyouiku Mama di Jepang adalah mereka para Ibu-ibu (kebanyakan mahmud) yang berpendidikan S2 yang memutuskan untuk menjadi full mom dan tidak bekerja. Mereka fokus mendidik anak-anak di rumah, menyiapkan bekal saat pergi sekolah, menyambut kedatangan anak-anak mereka saat pulang sekolah, kemudian menemani sisa waktu anak-anak mereka sampai malam tiba dengan banyak hal seperti menjahit, merajut, dll. Pokoknya, Kyouiku Mama ini tugasnya mencetak generasi-generasi hebat dari dalam rumah mereka, mencetak peradaban kecil dari dalam rumah. Keren, ya? Wusss. Salut.
Memang sejatinya itu lah peran seorang wanita, jadi madrasah bagi anak-anaknya, ummahatul ghaad. Gak heran kalau dr. Zakir Naik gemesy sampai mengusulkan kosakata homemaker untuk nyebut seorang Ibu Rumah Tangga. Subhanallah. Mungkin bisa dipertimbangkan sama pihak Oxford #cyailah.
Keren banget ya itu jadi ibu. Subhanallah. Mudah-mudahan kita bisa jadi ibu yang baik bagi anak-anak kita, ya hai jamaah Sahabiyah Bloggy yang beriman. 😊 Amin.
Itu lah sedikit cuap-cuap malam hari ini. Mudah-mudahan bermanfaat
Amin.
Comments
Post a Comment