Dokumen Pribadi |
Tepat di hari Ahad tanggal 11 Oktober, Abidzar masuk usia sebulan. Bersyukur, karena sehat wal afiat semuanya tidak kurang suatu apapun. Padahal, semuanya tampak berat. Terimakasih, ya Rabb. Semuanya karena atas izin-Mu.
Karena Abidzar anak kedua, aku tidak membelikan dia buku fortopolio. Duhhh apa belum ya? Sepertinya nanti mau deh. Agar tidak hilang dan lupa aku coba tuliskan sementara dulu di sini, ya.
Jadi, ketika Abidzar lahir di hari Ahad tanggal 13 September lalu 2020 jam 01.55 yakni jam dua kurang lima, berat Abidzar 3,1 kg dan tingginya 51 cm. Dia lahir dengan normal. Sebelumnya ada flek di pagi hari. Hanya 3 titik fleknya. Lanjut selepas asar ada flek darah segar. Bukaan satu ternyata. Tidak ada mulas sampai jam 11 malam. Barulah saat semua orang tidur, mulas itu hadir menemani. Saat orang lain terlelap, aku sendirian bergelut dengan rasa sakit. Bersyukur saja. Menikmati semua kesakitan dengan bahagia dan senyuman betul betul memberikan pengalaman melahirkan yang sangat berkesan.
Dokumen Pribadi |
Lanjut jam 12 malam mulas semakin intens. Jam setengah dua aku sudah tidak bisa berjalan dan barulah membangunkan suami. Ternyata sudah bukaan 5. Di rumah bidan aku coba jalan-jalan agar bukaan semakin lebar. Sekitar jam 2 kurang lima Abidzar lahir. Ketubannya hijau dan masuk banyak ke mulutnya. Aduhaiiii. Aku cukup lama dijahit dan tidak ada aktivitas Inisiasi Menyusu Dini (IMD) seperti ibu melahirkan pada umumnya. Proses menjahit pun terasa sangat nikmat.
Kini, anakku sudah sebulan. Dia beratnya bertambah sekitar 6 kg. Pipinya pun tumpah ruah. Hanya saja, kulit Abidzar masih merah seperti baru lahir. Hanya tersebar di bagian tubuhnya saja, sih.
Dari usia kecil Abidzar aku rawat sendiri, jadi kadang ada keteledoran dariku sehingga membuat si kecil sakit. Pernah dulu Abidzar lama tidak ganti pampers, pernah juga dipakaikan selimut kurang pas sehingga ia menggigil kedinginan sampai berwarna ungu tubuhnya. Sangat kaget! Akhirnya tak lama dia demam.
Qodarullah di rumah ada minyak butbut HPAI. Kubalurkan dengan irisan bamer. Atas izin Allah, sembuh. Lalu, dua hari esoknya demam lagi. Kali ini gara-gara kedinginan. Tepat di usianya yang satu bulan ini, terjadi lagi. Telinganya kemasukan air dan infeksi. Alhasil keluar air semacam nanah dari telinganya. Sempat rewel efek sakit mungkin. Aku cek ke bidan dan diberikasih obat oleh dokter. Namun, seminggu lewat, kondisi telinga Bidzar semakin memburuk. Daun telinganya merekah pertanda ada bengkak dari dalam. Tidak menunggu lama, akhirnya Bidzar dibawa ke RS DUstira Cimahi ke dokter THT (Telinga Hidung Tenggorokan). Selepas dari rumah sakit dan bertemu dokter spesialis telinga, kondisinya semakin membaik. Telinganya kembali normal.
Usianya kini sudah hampir 9 bulan. Berat badannya mencapai 8,3 kg. Seminggu yang lalu tubuhnya terkena demam efek tertular dari Sang Bunda. Setelah diberi paracetamol dmamnya turun dan dia kembali ceria.
Bandung kini menjadi sangat panas. Siang hari bagaikan terpanggang. Bayi yang tidak tahan panas pun seperti Abidzar merespon dengan muncul bintik-bintik kasar di kedua tangannya. Harus diakui, untuk Abidzar ternyata kulitnya sensitif.
Meski begitu anaknya tetap ceria dan energik. Dia sedang asyik mengeskplor segala hal karena saat ini dia sudah bisa merangkak dan berdiri dengan memegang benda. Hanya satu PR Sang Bunda, yakni harus memastikan rumah dalam keadaan selalu bersih dan steril dari benda-benda kecil dan semacamnya karena kalau tidak hmmm bisa dimakan oleh Bidzar.
Abidzar memakan kertas Alquran |
Abidzar memakan centong nasi |
Comments
Post a Comment