Guys, apa kalian sudah menonton film Angry Birds 2? Kalau iya, apakah kita punya pemikiran yang sama tentang apa yang dialami Red?
Buat kalian yang suka nonton film-film luar dan ikutin perkembangannya, pasti Angry Birds 2 gak kalian lewatkan, kan? Yup. Film ini sekuel, ya, Guys. Dia part 1-nya berkisah gimana seorang burung yang gak pedean, yang selalu alone, yang gak punya siapa-siapa jadi hero sebab ngelindungin pulau burung dari serangan para babi --yang gemesin itu--
Nah, di sekuel kedua ini, ternyata si Red sama si Leonard bekerja sama untuk menyelematkan pulau mereka yang diserang Zeta.
Well, aku selalu gemes sama Chuck yang super duper fast itu. Kayaknya enak banget ya punya badan seramping dia. Bisa cepat ngelakuin apapun, hahaha.
Aksi demi aksi berlalu. Di scene Red mau menembus pulau es bareng Silver dan akhirnya ditangkap, finally si Red 'mengalirkan' rasanya yang selama ini menyiksa dia.
Bukan, bukan perasaan suka sama Silver. Tapi, perasaan yang ada di hatinya yakni takut. Dia takut sendiri, takut gak dianggap, takut ditinggalkan. Ketakutan yang selama ini membuatnya menjadi pribadi cuek dan gengsi.
Silver, si pemikir ini, sudah punya resepnya. Uw. Dia mendengarkan dan tentunya selalu mengingatkan keegoisan Red.
Teman, benar adanya. Kadang, kita tuh takut sama kesendirian. Takut gak dianggap. Gak dianggap itu gak enak banget.
Saat kita gak nyaman sama seseorang atau lingkungan, biasanya kita menghindar dan lebih banyak habiskan waktu sendiri. Pada akhirnya orang-orang gak kenal dan gak dekat sama kita. Efeknya? Kita dianggap ada dan tiada. Tidak pula diingat dan dipedulikan keberadaannya. Mengerikan. Padahal, manusia adalah makhluk yang ingin diakui keeksistensiannya. Bukan cuma orang dewasa tapi juga anak kecil loh.
Saat kita gak nyaman sama seseorang atau lingkungan, biasanya kita menghindar dan lebih banyak habiskan waktu sendiri. Pada akhirnya orang-orang gak kenal dan gak dekat sama kita. Efeknya? Kita dianggap ada dan tiada. Tidak pula diingat dan dipedulikan keberadaannya. Mengerikan. Padahal, manusia adalah makhluk yang ingin diakui keeksistensiannya. Bukan cuma orang dewasa tapi juga anak kecil loh.
Intinya, apa yang dirasakan Red adalah yang dirasakan banyak orang di luar sana. Perasaan sulit bersosialisasi dengan orang banyak lalu menghindari kerumunan lalu dilupakan. Untungnya Red jadi pahlawan. Dia dikenal dan dicinta orang.
Yuk, para Red-ers, kita berusaha tuk bisa bersosialisasi, gabung, dan ikut andil di masyarakat. Agar keberadaan kita diakui dan kita bisa hidup bahagia dengan kebersamaan.
Kalau dalam Islam mungkin kita mengenal istilah Silaturahmi antara sesama saudara ya. Agar kondisi sendiri dan gak dianggap ini musnah.
Kondisi Red gak enak, kuy kita hangatkan hubungan kekeluargaan kita dengan perbanyak silaturahmi 🤗
Comments
Post a Comment