Saat jemariku mengetik tulisan ini, waktu menunjukan pukul 21:35 loh! Si bayi juga baru terlelap di pelukan. Alhamdulilah.
Teman, pernah gak sih kalian menatap seseorang secara diam-diam? Kalau pernah apakah pernah orang yang kita tatap menatap balik? Kalau iya, mungkin kamu bisa lanjutin baca tulisan ini.
Saat kita mencuri-curi pandang seseorang entah dari kejauhan atau dekat, orang yang dipandang akan merasakan bahwa ada mata yang sedang menatapnya. Kok bisa, ya? Nah, ini lah yang disebut “The power of gaze”
Gaes, kenapa orang yang ditatap itu menatap balik kamu? Apakah ada konektor yang memberi tahu informasi bahwa si A lagi menatap kita? Mungkin iya. Dan konektor itu bernama hati.
Sebelum menulis ini, aku udah berkali-kali melakukan percobaan. Jadi, kontrakan aku tuh bagian depannya dijadiin toko yang menghadap ke jalan. Otomatis bisa melihat orang yang lalu lalang. Entah yang jalan kaki, naik motor, sepeda, dan juga mobil. Aku coba iseng memperhatikan orang tanpa “hatiku” ikut berbicara. Seperti, “Lirik balik! Lirik balik!” Dan, yea. Orang yang kita tatap B aja. Gak ada lirik balik. Namun, di lain hari, aku coba praktikan menatap orang dengan mengajak “hatiku” berbicara. Dan, oh tidak! Apa yang terjadi? Dia melirik balik!
Aku coba diamkan apa yang dirasakan. Namun, kemudian My old sister curhat bahwa dia barusan merasa kaget sebab ada tukang bangunan yang tengah memperhatikannya tatkala dia membalikan wajahnya ke arah tempat yang dibangun. Aku hanya menyambungkan benang merah yang sudah kupraktikan. Dan kucoba jelaskan perlahan ke dia. Mengetahui hal itu dia jijik ke tukang bangunan tsb. Jadi, selama ini suka merhatiin dong? Begitu katanya ewwww.
Tidak ada salahnya dong kalian coba kemudian boleh share di bawah pengalaman eksperimennya berhasil enggak? Aku tunggu yesss!
Teman, pernah gak sih kalian menatap seseorang secara diam-diam? Kalau pernah apakah pernah orang yang kita tatap menatap balik? Kalau iya, mungkin kamu bisa lanjutin baca tulisan ini.
Saat kita mencuri-curi pandang seseorang entah dari kejauhan atau dekat, orang yang dipandang akan merasakan bahwa ada mata yang sedang menatapnya. Kok bisa, ya? Nah, ini lah yang disebut “The power of gaze”
Gaes, kenapa orang yang ditatap itu menatap balik kamu? Apakah ada konektor yang memberi tahu informasi bahwa si A lagi menatap kita? Mungkin iya. Dan konektor itu bernama hati.
Sebelum menulis ini, aku udah berkali-kali melakukan percobaan. Jadi, kontrakan aku tuh bagian depannya dijadiin toko yang menghadap ke jalan. Otomatis bisa melihat orang yang lalu lalang. Entah yang jalan kaki, naik motor, sepeda, dan juga mobil. Aku coba iseng memperhatikan orang tanpa “hatiku” ikut berbicara. Seperti, “Lirik balik! Lirik balik!” Dan, yea. Orang yang kita tatap B aja. Gak ada lirik balik. Namun, di lain hari, aku coba praktikan menatap orang dengan mengajak “hatiku” berbicara. Dan, oh tidak! Apa yang terjadi? Dia melirik balik!
Aku coba diamkan apa yang dirasakan. Namun, kemudian My old sister curhat bahwa dia barusan merasa kaget sebab ada tukang bangunan yang tengah memperhatikannya tatkala dia membalikan wajahnya ke arah tempat yang dibangun. Aku hanya menyambungkan benang merah yang sudah kupraktikan. Dan kucoba jelaskan perlahan ke dia. Mengetahui hal itu dia jijik ke tukang bangunan tsb. Jadi, selama ini suka merhatiin dong? Begitu katanya ewwww.
Tidak ada salahnya dong kalian coba kemudian boleh share di bawah pengalaman eksperimennya berhasil enggak? Aku tunggu yesss!
Comments
Post a Comment