Skip to main content

My Bullying History

Mungkin udah gak asing lagi istilah “bullying” di telinga kita. Kata-kata ini sering kali muncul di berita atau artikel saat seseorang disiksa di sekolah atau kampus.

Aku punya sekali rentetan kisah “bullying” selama hidup. Semua ini terjadi karena memang aku orangnya introvert yang berlebihan. Jadi introvert semenjak SMA ketika emosi mulai bisa dimengerti oleh diri sendiri.

Dari kecil, kakak-kakakku selalu mengucilkan aku yang notabene di hidungnya punya frickles (bintik-bintik). Aku juga gak tahu kenapa bisa ada itu semua. Kalau aku sasar dan tebak sih mungkin karena efek kulit putih dan kebiasaan membasuh muka ketika wajah terbakar matahari. Maklum dari SD sampai SMA aku tempuh dengan berjalan kali di bawah terik matahari sejauh satu kilometer. Subhanallah banget kan?

Kakakku suka bilang bahwa hidungku itu “Tai reungitan” istilah bahasa Sunda untuk menyebut pakaian yang suka hitam kalau kotor lalu didiamkan. Bahasa Sunda Bandung mah disebutnya tuh “Cimeutingan” itu lah. Disebut hidung “tai reungitan” sungguh membuatku gak PD. Malu banget untuk show apalagi main bergabung bersama teman seumuran. Ditambah hidung aku selalu keringetan. Pokoknya dari segi fisik aku terlalu merendahkan diri sendiri sampai aku lebih nyaman menghabiskan waktu sendiri di kamar. Ketika ada teman yang ngajak main tetanggaku, rasanya sedih banget. Sebab aku gak diajak. Jahat banget. Pikirku kala itu. Tapi, aku segera berpikir positif bahwa “Oh orang tua mereka kan bisnis mungkin dia disuruh sama orang tuanya bukan mau main.”

SMA berakhir. Aku setahun di rumah. Tahun dua ribu sebelas aku masuk kuliah kemudian masuk ke jurusan Bahasa Jepang kelas A. Awal-awal seru banget. Punya “genk” bertiga. Orang Sukabumi, orang Tangerang, dan aku orang Pandeglang. Tapi, itu gak bertahan lama. Cuman beberapa bulan aja 😖 Orang Tangerang mungkin ngerasa kurang cocok sama kita sebab dia orangnya suka nongkrong. Kalau aku sama temen satu lagi juga pisah pada akhirnya sebab kesibukan sendiri-sendiri. Di semester 7 entah 8 teman dr Sukabumi itu ke Jepang. Tinggal lah aku sendiri. Teman-teman kelas sudah berklan-klan. Klan nongki di Kopma, klan JJ ke Mall, klan belajar, dan sisanya? Lelaki yang ... ew siapa yang mau berkawan dengan lelaki? Aku gak cocok. Aku pun bukan mahasiswa yang hobi nongki cantik pulang kuliah lama-lama ngobrol gitu di Kopma ew that’s not my style!!! Suka sih tapi gak sesering mereka. Males aja sama keriuhan. Pusing. Karena sering independen, jarang ada yang mau deket sama diriku, walau pun gabung jarang diajak ngobrol ama mereka. IDK WHY!!! Mungkin mereka gak mau deket sama aku. That’s fine. Prestasiku di kelas gak bagus-bagus amat juga that’s why they are won’t make a friend with me. Good!!! Gak nyaman sih digituin. Tapi, mau gimana lagi? Aku hanya ingin segera lulus dan berpisah dengan mereka semua. Teman yang gak sama sekali baik!

Di tempat KKN di Cimahi, karena aku pendiem dan gak biasa begadang, aku juga dapat sedikit ketidak percayaan dari teman kelompok. Mereka menganggap aku sombong dan sebab gak pernah gabung itu aku suka dianggap gak ada. Ini sama salah satu cowok aja sih yang lainnya mah good until now! Dia bahkan gak percaya aku ikutan lomba DIKTI. Seakan “Ah, masa sih? Kamu kan, pendiam dan kayaknya ‘oon’” ngakak aja aku tuuuuh. 

Kemudian pas perlombaan DIKTI itu, aku kan gabung sama temen-temen yang pinter banget. Kepintarannya wow banget lah ya. Dulu aku jualan Toppoki. Lolos dan diminta presentasi di hadapan khalayak ramai. Aku yang seorang pendiam ini diminta ngomong di depan podium? Rasanya pesimis banget gak bisa ngomong dan jadi gelagapan. Makanya aku minta gak kebagian ngejelasin saat di depan. Tapi mereka maksa aku untuk melakukannya. That’s good. Cuman pernah ada kejadian pas ngumpul-ngumpul, satu temenku bertanya, “Kalau ada dzommah di akhir ayat itu gimana bacanya, ya?” Dia nanya ke temenku yang lagi menjalani tahsin gitu. Cuman dia gak tahu kan. Dan aku jawab dong dengan memeragakan sebab aku sering mendengarkan murottal. But she didn’t trust me at all! Maybe cuz I’m a quiet one and mungkin di alam pikirnya, “Duh gak yakin ah. Kamu kan ...” errrr aku selooow kok. Just smile.

Lain lagi di tempat PPL. Emang dulu aku tuh hancur banget. Kacau dari dalam. Pokoknya aku terima semua perlakuan manusia kepadaku saat itu cuz I know that is a consequenses of my bad life. Yesss, aku menjalani hidupku kala itu hancur banget. I feel not comfort to tell it on this. But, Ya Allah please forgive me for all my sins. Zaman PPL aku kacau, gak bisa fokus, meremehtemehkan sesuatu, dan kata temenku, aku itu “bebal”. Wow. Mungkin kalian gak percaya aku dapat perlakuan gitu dari teman satu room-ku tapi iyesss itu bener banget. Dan yang ngomong itu tuh sekarang “katanya” lagi di Jepang belajar oh entah lagi kerja? Whatever. Iya, dia emang strenght sih orangnya. Cekatan. Dan aku si lambat bak siput yang kekenyangan. Dia perfeksionis banget. Kita dapat tugas ngajar bareng di kelas lima A, dan aku buat kesalahan. Gak fatal sih. Cuman dia gak suka. Jadi waktu itu aku lagi meriksa tugas anak-anak. Pakai pulpen merah. Hasil nilainya salah aku coret kan jadi kotor kata dia. Dan dia gak suka. Next time dia ngedumelin aku saat aku gak ada di antara temen-temen PPL yang lain. And you know? After that mereka berubah semua perilakunya. Ya Allah, hate banget sama org tukang ghibah itu! Rusak harga diri aku di mata temen-temen yang lain. KZL banget tapi aku terima itu sebagai “balasan” atas kehancuran dari dalamnya diriku. Tapi sampai saat ini aku masih kepikrian loh! Karena dia gak pernah minta maaf. Jahannam dasar kaooo! Ingin ku berkata kasyar 😖 Eh udah ya! Hehe.

Next, di kosan. Semester akhir aku ngekos sendiri di daerah Negla barengan sama temen sekelas yang sekarang dah jadi PNS di SBY. Rumah cuman ditempelin triplek gitu. Kamar aku sebelahan sama kamar temenku itu. Kami dekat sering ngerjain skripsi bareng. Cuman kala itu aku masih menghancurkan diriku dari dalam. Jadi, masih belum bisa bebas dari “balasan” atas yang aku lalukan.

Jadi, suatu malam ada seorang teman berkunjung. Mainnya sih ke kosan si temenku itu bukan ke aku. Mimpi kaliyeee kalau ke aku. Cuman gak nyangkanya kok kunjungan itu malah di dalemnya ngomongin aku? Ghibah again duh! Tahu dari mana aku? Si temenku itu yang lapor. Yang ngeghibah itu komplotannya temen PPL sih jadi wajar kalau soal ghibah mereka jago. Dia nanya ke temenku itu, “Melin suka main ke kamar kamu?” “Gak pernah Mbak Melin mah.” Cuman bingung, kenapa gitunya dia iseng tunya tanya gitu? Pasti dong sebelumnya dia sudah biasa ngobrolin aku? Dia juga sekarang di Jepang. Gw doain lu pada bae bae di sana. Gw masih tetep inget apa yang loe pada buat ke gw. 

Selanjutnya. 

Di tempat kerja.

Aku kerja dua tahun di sebuah yayasan yang mengelola pendidikan. Di akhir masa kerja aku mengalami sesuatu yang tidak enak banget. Karena aku menikah jadi aku resign kan ya sebab harus ikut suami ke Bandung ke tempat tinggalnya. Sisa waktu di sana kenapa gak enak banget. Aku diperlakukan bak ya Allah. Bagaikan manusia yang hina dina. Awalnya sih aku ngasih saran agar acara “tukar kado” diganti jadi “ngasih hadiah” sebab katanya hukumnya “gharar” alias masih belum jelas. Gak tahu gak terima atau emang lagi sensi orang yang aku kasih saran itu gak terima. Sampai dia marah besar. Ditambah mungkin dia dikomporin sama temen mantan selevelku di kelas tiga yang juga sama-sama merasa tidak puas dengan kinerjaku selama bekerja sama. Dan dia pun awalnya bertanya ke mantan partnerku dulu gimana ini Melin kesehariannya? Mungkin dia penasaran karena aku orangnya males gabung. Dan yes mantan partnerku dulu bilang kalau aku itu “Jarang gabung” well percik api itu sekarang jadi api unggun yang besar. Karena dikomporin. Akhirnya ada drama yang tidak jelas niatnya mempermalukan aku di forum. Sungguh terlalu. Pulang nangis aku. Sekarang sudah kumaafkan sih sebab mau gak dimaafkan juga ngapain? Capek dan kesal terus. Ya udah akhirnya aku memaafkan perbuatan org yang aku kasih saran itu tapi belum ke org yg ngomporin mah! Dasar GBLK!

Sekarang aku jadi housewife sepenuhnya. Aku mau berubah bismillah agar aku gak jadi korban bullying lagi. Sebenernya cara mencegah bullying itu ya dengan gabung ikut ngobrol jangan individualis. Biar kita dianggap ada. Mulai lah berkontribusi. Kalau ada hal yang kita gak suka dari teman maka harus diungkapkan. Agar dia tahu dan minta maaf. OK buat kalian yang pernah merasakan perisakan alias bullying, ayo, perbaiki diri sendiri dulu agar kita gak jadi bahan perisakan. We are strong!!! Coba, apa kalian punya kisah yang hampir sama denganku? Komen di bawah ya biar kita bisa memperbaiki semuanya sama-sama.

Yang aku sesali sampai sekarang adalah kenapa aku bisa berteman dengan orang GBLK seperti si DF itu? Ya Rabb. Teman itu berefek sekali. Pilihlah dengan baik temanmu sebelum kamu hancur! Jangan pernah temenan sama org yg salah. Minta lah petunjuk kepada Allah ya

Comments

Popular posts from this blog

Housewife Vs Homemaker

Housewife vs Homemaker? Apa ini? Dalam Bahasa Inggris, profesi IRT alias Ibu Rumah Tangga biasa disebut housewife . Karena ilmu bahasa Inggris saya nihil, jadi saya gak tau kenapa orang Inggris menamakan IRT itu dengan sebutan housewife ? Sebuah kata yang terdiri dari dua suku kata, "rumah" dan "istri". Kalau dibolehin untuk ngasih opini dari kelas sudra saya, mungkin maksudnya adalah seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah. Wah, keren. Lebih lengkapnya bisa mungkin cari di kamus EOD, Gais. Daripada penasaran, hehe. Gak salah memang kalau seorang IRT diartikan sebagai seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah, sebab memang begitu lah kenyataan yang sering terjadi di masyarakat. Namun, karena bahasa punya sifat inovatif, di mana dia bisa berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, bisa jadi kosakata housewife  dapat digantikan perannya menjadi homemaker . Wah, apa itu? Istilah homemaker  tercetu

Belajar Bahasa Jepang Sehari-hari

Di Rumah Orang Jepang biasanya sesaat setelah mereka bangun pagi, akan langsung menyapa keluarganya. Dengan ucapan selamat pagi, "Ohayou" . Mereka akan saling mendahului untuk menyapa dengan ucapan ini. Mari kita mulai percakapannya! Sakura : "Ohayou" Okaasan : "Ohayou" Otousan : "Ohayou" Kenta (Imouto) : "Ohayou" Sakura : Hayaku okiru ne, Kenta ha." Okaasan : "Sou ne. Kyou otona ni nattakara ne." Kenta : "Nande sore. Kyou shiken ga attakara." Otousan : " Yoku ganbatte ne . Jaa, ikanakya. Ittekimasu . " Okaasan : "A, itterashai ." Kenta to Sakura : " Itterashai ." Terjemahan Sakura : "Pagi." Ibu : "Pagi." Ayah : "Pagi" Kenta (adik laki-laki) : "Pagi." Sakura : "Kenta bangunnya cepet ya." Ibu : "Iya ya. Karena sekarang ma udah gede." Kenta : "Apaan sih. Aku bangun cepet karena ada ujian hari in

Ingin Seperti Amoeba

Amoeba. Pertama kali mendengar nama makhluk ini yakni ketika duduk di bangku SMA dalam pelajaran Biologi, ah entah SMP, ya, saya lupa, hehe. Guru Bilogi saya berkata bahwa amoeba adalah makhluk kecil yang berkembang biak dengan cara membelah diri. Wow. Menarik. Satu dari sekian makhluk ciptaan Allah SWT yang dahsyat! Taken by Google Saya suka pelajaran biologi, jadi jangan heran kalau masih agak ingat tentang pelajarannya (ah sombong), ups, tentunya ini berkat pertolongan Allah 'Azza wa Jalla. S aya bukan ahli biologi dan tidak akan membahas secara panjang lebar terkait makhluk kecil yang dahsyat ini. Saya ingin memetik hikmah indah dari apa yang sudah Allah SWT limpahkan kepada makhluk kecil tersebut. Sungguh benar bahwa dalam setiap penciptaan langit dan bumi terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi hamba yang mau berfikir dan semua ciptaan-Nya tidak ada yang sia-sia (cek Surat Al Imran ayat 190-191). Membelah diri adalah kemampuan yang dianugerahkan Allah SWT untuk