Menjadi seorang pengajar bukan lah impian utamaku. Di masa-masa kuliah, profesi guru adalah profesi yang dijadikan pilihan terakhirku kala berbincang dengan sejawat. Kalau mentok gak diterima di mana-mana, baru ngajar. Begitu pikirku. So somvong.
Tapi semenjak aku terjun langsung malah jadi cinta. Apakah ini yang namanya kabadi? (Sundanese). Hehehe.
Aku ingin menjadi pendidik. Pendidikan adalah variabel penting dalam kehidupan. Dengan pendidikan, kemiskinan bisa hilang. Dengan pendidikan, kebodohan akan musnah. Tak heran kalau Islam sangat menuntut agar kita terus belajar dan mencari ilmu. Dari lahir sampai liang lahat. Ya, karena hanya dengan ilmu lah semuanya jadi tertata. Termasuk diri sendiri. Dengan ilmu lah kita bisa bersosialisasi menjalani kehidupan.
Menjadi pengajar kini jadi keinginan saya. Lewatnya saya ingin membuat peradaban. Lalu pendidikan yang seperti apa yang bisa mengembalikan sebuah peradaban yang telah hilang itu? Tentu dengan pendidikan yang mengutamakan Alquran dan Hadits.
Ada beberapa tokoh praktisi pendidikan yang membuat saya benar² jatuh cinta pada dunia pendidikan. Siapa mereka? Banyak. Munif Chatib. Beliau konsern sekali dalam dunia pendidikan. Septriani Murdiani. Seorang penggagas sekolah alam yang berhasil menerbitkan buku "Bahasa Bunda Bahasa Cinta" dll yang tak bisa saya ungkap satu persatu. Apa males, ya? Hehe.
Bicara tentang pendidikan hari ini, saya sebenarnya mau ada tes ngajar sih. Jadi aja nulis biar inget apa yang ada di otak. Ini semacam jaga² siapa tau ditanya soalan pendidikan, kenapa mau jadi guru, dll. Saya orangnya pelupa akut, Gengs! 藍 Jadi, kalau sudah dituliskan insyaallah ingat.
Comments
Post a Comment