Guys!
Ilmu apa, sih, yang menurut klen paling susah di dunia ini? Math? Physics? Biology?
Hmmm. Ternyata, bukan itu semua. Menurutku, sih, sesusah-susahnya ketiga pelajaran itu, tetap bisa ditaklukan. Kan, udah ada rumusnya, hehehe.
Ternyata (lagi-lagi menurutku, ya) ilmu yang paling susah di dunia itu adalah ilmu menerima.
Wah! Kok, bisa?
Kita bahas, kuy!
Guys! Apa kalian pernah menangisi sebuah cobaan yang mampir dalam hidup? Apa kalian pernah kesal sama seseorang gegara dia coba menasehati kita? Apa kalian pernah marah saat teman kalian menikung? Apa kalian pernah bertanya tanya kepada langit yang bisu, kenapa ditakdirkan berwajah kusam dan bintik-bintik? Kenapa wajah aku yang suka wudu lebih berjerawat dibandingkan wajah mereka yang tidak wudu? dll.
Bagiku, itu semua berawal dari ketidak terimaan kita terhadap kehendak Allah. Kita banyak mengeluh. Mudah marah. Kesal. Dan sifat buruk lainnya kala mendapati takdir yang tak sesuai dengan keinginan kita.
Teman ...
Aku paham betul bagaimana rasanya saat kita ditimpa kesedihan, kemalangan, dan kepedihan dalam kehidupan. Sebab, aku sendiri pun pernah satu persatu mengalaminya. Dan butuh waktu agar kita bisa menerima kenyataan tersebut. Tidak sebentar. Tergantung kita memandangnya bagaimana.
Masalah sudut pandang ini lah yang masih berantakan dimiliki kita kebanyakan. Itulah kenapa ilmu menerima menjadi sulit didapati. Dan masalah jadi lebih berat terasa di pundak.
Jadi, bagaimana sih kita harus memandang sebuah cobaan atau musibah yang datang kepada kita? Agar saat dia datang kita bisa jadi ringan menghadapinya?
Ya, seperti pelajaran matematika, fisika, dan biologi yang ada rumus-rumusnya, maka menghadapi cobaan dan musibah pun ada rumusnya.
Jadi, gak sulit dong ilmu menerima itu? Kan, ada rumusnya?
Ya, tidak sulit jika terus dilatih.
Rumusnya bagaimana?
Gini, untuk mendapatkan ilmu menerima, kita harus tahu bahwa Al-Qur'an menerangkan seorang muslim itu belum dikatakan beriman bila belum diuji dengan kekurangan, kesedihan, dan kelaparan. Nah, ya, jadi, mau ke mana pun kita berlari dari musibah dan ujian, kita akan tetap dipertemukan dengan itu semua. Harusnya kita berbahagia jika dapat musibah. Itu artinya Allah sedang melatih kita. Sedang membersihkan jiwa kita agar kembali lagi kepada-Nya. Jika masih sulit, yakin lah bahwa Dia tidak pernah meninggalkanmu. Tidak pernah melupakanmu. Sebanyak apapun dosa yang telah kita perbuat. Juga, saat Allah menurunkan musibah pada kehidupan kita, Ia sekaligus menurunkan pula kemudahan di samping kesulitan itu. Remember surah Al insyirah!
Dengan rumus di atas, perlahan lahan sudut pandang kita akan berubah dalam menyikapi permasalahan hidup. Bukan hanya jadi enteng, tapi jadi semakin menikmati setiap incinya. Juga, semakin yakin pada Allah bahwa Dia benar-benar Maha Setia. Even we have so many sins ini this life. Lalu kita jadi bersyukur.
Teman ...
Ilmu menerima kenyataan yang ada, tentu merupakan sebuah ilmu yang perkasa. Dibutuhkan jiwa yang bersih dari kekotoran hati. Juga dibutuhkan pengetahuan yang mantap tentang Allah Maha Mengatur hamba-Nya.
Anda orang yang mudah menerima tetakdir? Rida pada keinginan Allah? Selamat! Anda adalah orang yang perkasa. Hehe.
Ternyata, definisi perkasa itu bukan dia yang berbadan tinggi besar seperti HULK, ya. Tetapi, dia yang punya hati besar. Besarnya hati hanya dimiliki oleh mereka yang terus menerus bertaubat saat hatinya dirasa telah terkotori setitik noda.
Bak sebuah cermin yang tertimpa debu. Jika si pemilik rajin membersihkan tiap kali noda muncul, maka kebersihan cermin terjaga. Tapi, lain cerita jika si pemilik malas membersihkan, debu itu akan menumpuk sehingga menutupi cermin tersebut dari menerima pantulan bayangan.
Bak sebuah cermin yang tertimpa debu. Jika si pemilik rajin membersihkan tiap kali noda muncul, maka kebersihan cermin terjaga. Tapi, lain cerita jika si pemilik malas membersihkan, debu itu akan menumpuk sehingga menutupi cermin tersebut dari menerima pantulan bayangan.
Teman ...
Terima lah, jika saat ini kamu masih belum dipertemukan dengan keinginanmu. Bertemu jodoh misalnya. Eeeh.
Terima lah, jika saat ini Allah takdirkan kamu jauh dengan orang tuamu. Kau perantau, ya!
Terima lah, jika saat ini kamu hidup dalam kesederhanaan. Qonaah squad!
Terima lah, jika saat ini Allah takdirkan kamu jauh dengan orang tuamu. Kau perantau, ya!
Terima lah, jika saat ini kamu hidup dalam kesederhanaan. Qonaah squad!
Alhamdulilah-i. Syukuri. Indeed, grateful is the best way to raise a happiness.
Ya, ilmu menerima amat penting kita miliki. Ikhtiar lah untuk mendapatkannya. Minta saja sama Allah. Nanti Allah kasih Trust me!
Comments
Post a Comment