Betapa tidak patutnya kita berbangga diri, sombong, dan anti nasehat.
Teman.
Sombong itu adalah sifatnya setan. Siapa yang punya kesombongan, dia akan sulit menjalani hidupnya.
Saat ada orang yang lebih baik darinya, dia jungkir balik tidak terima karena dia merasa paling terbaik di dunia. Saat ada yang menasehati, dia akan merasa jijik sebab dia merasa tidak pantas dinasehati orang. Dia sudah tahu, sudah pandai, sudah hebat, kok, dinasehati? Wah, gak sopan banget itu orang! Pasti begitu mikirnya.
Saat ada orang yang lebih baik darinya, dia jungkir balik tidak terima karena dia merasa paling terbaik di dunia. Saat ada yang menasehati, dia akan merasa jijik sebab dia merasa tidak pantas dinasehati orang. Dia sudah tahu, sudah pandai, sudah hebat, kok, dinasehati? Wah, gak sopan banget itu orang! Pasti begitu mikirnya.
Teman.
Punya sifat sombong itu menjijikan. Hanya Allah Tabaraka wa Ta'ala lah yang pantas berlaku sombong. Sebab, Dialah Zat yang memiliki dan yang menciptakan alam semesta dan isinya. Itu lah mengapa Allah Tabaraka wa Ta'ala tidak suka orang sombong. Karena yang patut sombong itu hanyalah Dia.
Orang yang berlaku sombong hanya membawa kehancuran untuk dirinya sendiri. Dia memandang remeh orang lain, padahal orang lain juga memandangnya remeh. Sungguh ngeri.
Kesombongan dapat menutupi hidayah Ilahi, lho. Misal, karena sudah merasa tahu, dia paling ogah buka atau baca posting-an teman di beranda fesbuk. Apalagi kalau seseorang itu di bawah dia. Entah tinggi badannya atau pun usianya.
Bahasan kita kali ini bukan pada sombongnya, sih, Guys. Hehehe. Itu hanya prolog yang nanti bertautan dengan inti bacaan. Inti bacannya ada di bawah ini. Yuk kita mulai.
Teman.
Pernah gak kalian bertemu atau kenal sama orang yang enaaak banget saat bersama dia? Orangnya gak suka marah, gak cepet tersinggung, juga orangnya lempeng lempeng aja. Mau temennya punya mobil kek, mau tetangganya naik jabatan kek, atau apalah, dia kalem kalem aja gak panasan. Pernah? Ih, enak banget, deh klen kalau punya teman kayak gini. Soalnya, jarang jarang lho. Kalau ada, mending kalian deketin, terus jangan coba lepas. Karena itu tuh pearl banget. Very worthy. Kalau bisa kalian berguru sama mereka, kok, bisa mereka begitu? Kan gak gampang mendidik hati biar lapang lapang aja. Ya, toh?
Alhamdulillah aku punya! Dua orang lagi! Mereka tuh kenapa ya aku juga bingung, kok, bisa gitu, hatinya lempeng lempeng aja? Keliatannya tuh senaaang aja, hepiii terus, dan gak pernah punya perasaan ngiri or dengki sama orang. Subhanallah!
Kadang, kita jumawa pada diri sendiri tersebab punya gelar lah, atau punya harta lah, atau gara-gara punya kekayaan lah, dll, sehingga merasa tidak butuh nasihat dan atau menyepelekan orang yang di bawah kita. Padahal, orang yang tidak bergelar es es-an bisa saja jauh lebih 'salim' hatinya daripada kita yang bergelar sarjana. Padahal, bisa aja orang yang di bawah kita itu punya teknik hebat mengelola hati dan emosi saat berhadapan dengan masalah hidup dibanding kita yang panikan dan mudah kepikiran sama masalah. Subhanallah, itu lah kenapa kita tidak boleh sombong dan berbangga hati. Nyatanya, kita bukan siapa-siapa, Guys! Kita perlu banyak melihat, mendengar, berpikir dengan hati yang jernih. Ternyata, banyak sekali guru-guru hebat di sekitar kita yang secara tidak langsung punya ilmu hebat dalam menghadapi kehidupan.
Teman saya, saya selalu merasa asyik, nyaman, dan bebas bercerita dengan dia tentang masalah apa pun. Karena saya rasa dia orangnya memang baik, tidak irian, tidak dengki kala melihat temannya lebih daripada dia. Selalu mengakui kehebatan orang lain dan tidak jarang pula dia merendah di depan kita. Ya Allah! Ini menggelitik alam pikir saya. Kok, bisa ada orang seperti dia? Dia lempeng lempeng aja. Gak pernah iri dan dengki saat saya show up. Wkwk.
Saya entah kenapa kok tipe orang yang ingin selalu show up. Saya pernah tercap sebagai orang sombong, sih, jadi efeknya pengen pamer aja. Pamer gigi misalnya
Saya entah kenapa kok tipe orang yang ingin selalu show up. Saya pernah tercap sebagai orang sombong, sih, jadi efeknya pengen pamer aja. Pamer gigi misalnya
Melihat respon teman yang amat lempeng itu, saya pun selain bertanya-tanya dalam hati. Juga terpancing menelitinya. Aheeey!
Ya, saya ingin sekali mengambil ilmu dari teman saya ini. Ilmu yang saya tidak dapatkan di bangku pendidikan. Ilmu mengelola hati. Ilmu qolbun salim.
Ya, saya ingin sekali mengambil ilmu dari teman saya ini. Ilmu yang saya tidak dapatkan di bangku pendidikan. Ilmu mengelola hati. Ilmu qolbun salim.
Juga, ada satu lagi teman saya yang hebat sekali mengelola alam pikirnya. Dia tidak pernah mau repot mikirin hidup. Sebagai IRT tentu jadi kepikiran dong kalau gak punya uang? Mau dikasih makan apa ini anak dan suami? Hahaha. Tapi, parah. Gila. Dia mah kalem kalem aja. Santai santai aja. Tenang tenang aja. Sebab dia yakin nanti juga bakalan ada. Gak panikan orangnya. Beda banget sama saya. Jam empat sore belum masak untuk suami saja, saya kepikiran. Panik. Gak jelas. Pokoknya saya lebih ke perfeksionis. Serba sesuai jadwal. Serba harus sempurna. Akhirnya, kalau keluar dari jalurnya, akan kepikiran dan buat hati jadi galau. Jadi, saya suka banget galau gara-gara masalah sepele. Gkgk.
Teman saya ini --yang tak lain dan tak bukan adalah kakak saya sendiri-- kalem aja orangnya. Wkwk. Gak risau. Ya Allah. Kayaknya dia mah gak pernah galau dah! Wkwkwk. Pantesan aja badannya mont*k. Berisi kayak ayam negeri Eh.
Padanya saya berguru. Walau dia hanya pernah mengecap bangku kuliah sampe satu semester saja, tapi, keahliannya di bidang mengelola alam pikiran jago bangeeet. Kalah jauh saya dan kakak kakak yang lain sama yang satu ini. Subhanallah.
Dia hanya bilang, "Gak usah dipikirin, nanti kurus lo. Apa apa dipikirin. Selow aja, sih." Keren emang dia mah. Wkwk.
FYI, dalam dunia pendidikan pun sama. Guru kalau lagi sedih, mending jangan dulu ngajar, deh. Nanti kacau kelas. Guru harus hepi. Kalau guru hepi, kelas juga hepi. Buktiin aja!
Sama dong kayak ibu menyusui? Harus hepi. Kalau sedih, bayi keikut sedih. ASI jadi seret. Hehe.
Kunci hepi, sih, gak banyak mikirin sesuatu. Jalani aja semuanya seiring waktu berjalan. Toh ada Allah yang atur hidup kita, ya.
Subhanallah keren banget mereka. Saya belajar banyak sekali. Saat saya mengaplikasikan ilmu dari kakak saya, yakni gak banyak mikirin sesuatu, benar saja, hidup jadi ringan, hepi berdatangan, dan semangat mengalir dengan derasnya.
Subhanallah keren banget mereka. Saya belajar banyak sekali. Saat saya mengaplikasikan ilmu dari kakak saya, yakni gak banyak mikirin sesuatu, benar saja, hidup jadi ringan, hepi berdatangan, dan semangat mengalir dengan derasnya.
Wow!
Guys, itu lah pentingnya kenapa kita jangan sekali memelihara sifat sombong. Karena ternyata, guru itu di sekitar kita banyak sekali. Mereka jauh lebih hebat dibanding kita.
Orang sombong kan sulit kalau dinasehatin. Cenderung menyepelekan orang lain. Menganggap orang lain tidak lebih tahu dari kita. Ih, serem! Tentu akan kesulitan bertemu guru-guru tak berseragam di sekitar. Bisa bisa kita jadi bagai katak dalam tempurung! Ilmu, cahaya, tidak masuk karena kita berkutat dalam tempurung. Nooope! Bad dream banget.
Juga, biasanya orang sombong itu merasa lebih dari orang lain. Padahal di atas langit masih ada langit. Kalau kita jalan selangkah saja ke depan, melihat sekitar, kelak kita akan sadar, bahwa ternyata kita sudah jauh ketinggalan. Semua akibat kesombongan yang kita piara.
Orang sombong kan sulit kalau dinasehatin. Cenderung menyepelekan orang lain. Menganggap orang lain tidak lebih tahu dari kita. Ih, serem! Tentu akan kesulitan bertemu guru-guru tak berseragam di sekitar. Bisa bisa kita jadi bagai katak dalam tempurung! Ilmu, cahaya, tidak masuk karena kita berkutat dalam tempurung. Nooope! Bad dream banget.
Juga, biasanya orang sombong itu merasa lebih dari orang lain. Padahal di atas langit masih ada langit. Kalau kita jalan selangkah saja ke depan, melihat sekitar, kelak kita akan sadar, bahwa ternyata kita sudah jauh ketinggalan. Semua akibat kesombongan yang kita piara.
Sob, minta gih sama Allah biar jangan jadi orang sombong. Minta sama Allah diingetin kalau sombong. Sombong itu menjijikkan. Sombong itu merampok cahaya yang harusnya masuk ke kita. Sombong itu awal kehancuran diri kita. Sombong itu sifatnya iblis.
Selalu lah merasa tidak tahu. Selalu lah rendah hati. Selalu lah berusaha membersihkan hati. Qolbun salim harus jadi cita-cita kita. Karena kalau hati kita bersih, selamat lah kita. Enak, nyaman, tentram dalam menjalani hidup.
Jangan heran juga, bahwa orang-orang yang punyai hati 'salim' ini adalah orang-orang yang kelak jadi penghuni surganya Allah Tabaraka wa Ta'ala. Subhanallah! Mari kita berjuang men-salim-kan hati.
Jangan heran juga, bahwa orang-orang yang punyai hati 'salim' ini adalah orang-orang yang kelak jadi penghuni surganya Allah Tabaraka wa Ta'ala. Subhanallah! Mari kita berjuang men-salim-kan hati.
Weh, udah panjang aja ini tulisan. Pengap dan pegal terasa. It's time to finish it.
So, the conclusion is ...
Teman.
Guru dan ilmu itu banyak sekali di sekitar kita. Tapi, bagaimana kita menemukannya bergantung pada kemauan kita. Mau tidak berguru kepada mereka? Kalau merasa gak level, ilmu dan guru di sekitar kita itu akan tertutup. Tak tampak di mata dan hati. Mulai sekarang katakan tidak pada sombong!
Love you, Guys! Sekali lagi, sombong? BIG NO WAY!
Comments
Post a Comment