Skip to main content

Sejenak Mengintip Masjid Raya Bandung

dokumen pribadi

Ada yang sudah menginjakan kaki ke alun-alun Bandung -versi terbaru-? Sudah seminggu ini wajah alun-alun Bandung ramai kembali oleh pengunjung setelah lama ditutup untuk perbaikan.

Pemerintah kota, baru saja mengganti karpetnya. Wow, asyik. No more bau kaki, hehe. Memang, karpet yang dulu sudah lusuh dan mengeluarkan aroma yang kurang sedap. Wajar, karena tertempa hujan badai dan ribuan atau bahkan jutaan kaki.

Hari libur kemarin jadi sasaran warga Bandung untuk bertamasya murah di depan masjid. Suasana alun-alun hiruk pikuk oleh pengunjung di waktu sore karena cuaca lebih sejuk. Ditambah berswafoto bisa semakin menarik karena langitnya berwarna jingga. Juga hiasan lampu malam yang menambah kesempurnaan. Perfecto!

Awalnya area depan masjid jadi tempat berjualan pedagang kaki lima, kini sudah berubah sejak beberapa tahun lalu. Alun-alun & masjid jadi tempat wisata asyik dan hemat. Terlebih sekarang jadi tempat parkir bus Bandros yang sedang hits itu. Wah, piknik jadi makin asyiiik.

Perombakan alun-alun juga berpengaruh pada pengunjung masjid, lho. Jamaah yang ikut salat fardu jadi semakin banyak. Terutama salat magrib. Jamaah membludak. Subhanallah! Barakallah!

Masjid Raya Bandung memiliki dua menara dan tiga kubah. Satu kubah utama berukuran besar berwarna putih dan sisanya berukuran sedang dengan warna emas yang mewah. Area masjid sangat luas. Pelatarannya selalu penuh oleh pengunjung yang duduk melepas lelah atau menyantap makanan.
Area dalam masjid tidak kalah luas. Terutama area pertama saat memasuki masjid. Biasa digunakan untuk pengajian atau saat area utama masjid sudah penuh. Area paling utama masjid berada paling dalam. Kita bisa berjalan sekitar satu menit kurang untuk mencapainya. Ada pula area salat untuk wanita di lantai dua jika area paling utama masjid sudah penuh. Area kamar mandi dan wudu berada di lantai paling dasar. Kran air wudu sangat banyak. Namun, harus selalu berhati-hati, lantai terus basah khawatir licin dan terjatuh. Penyimpanan barang saat wudu ada di atas kran, kita bisa mencapainya dengan naik undakan dekat kran. Ngeri, takut jatuh. Takut jatuh orang atau pun barang. Saat menyimpan barang di atas kran, jangan disimpan terlalu ke tengah karena bagian tengahnya adalah air. Dinding dekat kran air wudu terpasangi cermin-cermin (paling demen liat cermin). Dan di sebelahnya terdapat deretan kamar mandi yang "ditunggui" oleh penjaga kotak amal kamar mandi. Air melimpah ruah. Alhamdulilah.

Ada pun interior masjid yang dinaungi kubah utama, bercorak indah. Ornamennya dihias oleh warna biru. Area khotib dihias lampu berwarna hijau. Masih di tempat yang sama, ada hiasan berbentuk gapura yang dihiasi kaligrafi berwarna emas di sana. Dan diantara gapura tersebut ada kaligrafi Allah dan Muhammad berbentuk lingkaran. Kubah utama dilihat dari dalam sangat memesonakan mata. Kumenebak itu keramik atau apa yang digunakan? Tak tau. Hehe. 




Suara echo masjid saat imam melantunkan bacaan Alquran begitu menggema di area paling utama masjid. Kemegahan interior masjid ditambah suara echo masjid yang begitu menggema, makin menambah rasa kemewahan dalam dada. Subhanallah! That's an amazing experience!!! Di area paling utama masjid, ada peminjaman khusus mukena bagi perempuan. Biasanya ada satu petugas menbagikan mukena. Saat ke luar dari area utama masjid, ada bedug besar menghiasi. Sepertinya tidak pernah ditabuh (?) soalnya tidak pernah dengar suara bedugnya berbunyi. Wkwk.

Kemudian, kita balik lagi ke pelataran masjid. Dikarenakan jumlah pengunjung masjid sangat membludak setiap hari, biasanya disarankan untuk menyimpan sepatu dan sandal di tempat penitipan oleh bapak petugas penitipan. Agar menghindari hal yang tidak diinginkan, ada dua spot penitipan sandal dan semuanya dijaga oleh bapak-bapak (mungkin cocok disebut kakek-kakek). Kagum! Tapi satu sisi saya iba, karena di usia mereka yang sudah senja masih harus bekerja. Jadi ingat orang tua di rumah. Subhanallah! Nah, nanti pengunjung yang menitipkan sandalnya akan diberikan angka sebagai syarat mengambil barang. Tempat tersebut salah satu tempat yang paling crowded!!! Apalagi saat berbarengan dengan pengunjung lain yang juga mengambil titipannya. Kita tetap harus waspada menjaga barang berharga milik kita, jangan lalai. Apalagi menyimpan tas di belakang, karena kejahatan terjadi bukan karena ada niat dari awal melainkan adanya kesempatan.

Di dalam area alun-alun dan pelataran masjid bertebaran para petugas Satpol PP. Mereka memantau para pedagang, peminta sumbangan, serta menjaga keamanan dan ketertiban di area tersebut. Kemarin sempat ada peminta sumbangan, saya tebak adalah mahasiswa yang menggalang dana untuk saudara di Sulawesi. Entah mereka tidak tahu aturan yang berlaku entah sengaja meminta sumbangan di area tersebut, akhirnya petugas meminta mereka untuk tidak melakukan hal tersebut, khawatir bukan peminta sumbangan resmi (kata kasarnya: menipu!). Saking ramainya pengunjung, beberapa kali Satpol PP harus mengumumkan informasi kehilangan anak. Kemarin sore pun terjadi. Seorang anak batita bernama Dede mengenakan kaos berwarna merah muda, ditemukan terpisah dari orang tuanya. Wah, wah, wah, bagaimana bisa ya? Kemungkinan orang tuanya lupa dan lalai. Atau tertukar saking banyaknya? Ih, hehehe.

Tidak hanya itu, setiap lima belas menit sekali, ada pemberitahuan dari petugas terkait aturan yang harus dilaksanakan para pengunjung. Beberapa aturan tersebut adalah: dilarang merokok di area alun-alun. Dilarang makan dan minum. Dilarang membeli makanan yang dijajakan sebab petugas sudah menyediakan tempat untuk jajan di area sekitaran masjid. Namun, masih saja ada yang tidak mengindahkan atau mungkin lupa dengan larangannya. Termasuk saya yang lupa masih saja minum saat ada di area karpet, hehehe. Peace! Area parkir di basement pun penuuuh jika saat hari libur begini. Harus bersabar mencari space kosong untuk menyimpan kendaraan. Bahkan area parkir liar di sekitar jalan depan alun-alun pun sangat penuh! Subhanallah!!!

Menjelang isya, suasana masih hiruk pikuk tak terkendali. Sepertinya pengunjung masih asyik berswafoto dan berinteraksi dengan sesama. Atau mungkin anak-anak mereka terlanjur betah bisa bermain sepuasnya di area luas? Lari ke sana, lari ke sini, wah! itu hidup mereka! Dan mereka mendapatkannya di sana. Hmmm. Untuk beberapa saat memang rasanya pusing melihat banyak sekali manusia. Namun, sangat bahagia karena melihat kebahagiaan di wajah mereka. Terlebih wajah anak-anak. Kebahagiaan lain yang didapatkan adalah pengunjung salat magrib berjamaah sangat banyak. Alhamdulilah! Begitu memang harusnya. Bermain tapi tidak memainkan-Nya. Hehe.

Itu lah sekelumit kisah perjalanan saya kemarin mengunjungi Masjid Raya Bandung. Asyik, jika dinikmati. Namun, akan terasa "berat" jika tidak dinikmati. Kunjungan kemarin jauh lebih seru ketimbang sebelumnya. Sebab, saat dulu berkunjung, area alun-alun masih dalam tahap recovery, jadi perjalanan yang jauh pun sangat terasa karena ada rasa kecewa di dalam hati. Tidak ada kata yang lebih indah selain bersyukur kepada Allah atas semua nikmat-Nya terhadap kita. Alhamdulilah!!!


Comments

Popular posts from this blog

Housewife Vs Homemaker

Housewife vs Homemaker? Apa ini? Dalam Bahasa Inggris, profesi IRT alias Ibu Rumah Tangga biasa disebut housewife . Karena ilmu bahasa Inggris saya nihil, jadi saya gak tau kenapa orang Inggris menamakan IRT itu dengan sebutan housewife ? Sebuah kata yang terdiri dari dua suku kata, "rumah" dan "istri". Kalau dibolehin untuk ngasih opini dari kelas sudra saya, mungkin maksudnya adalah seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah. Wah, keren. Lebih lengkapnya bisa mungkin cari di kamus EOD, Gais. Daripada penasaran, hehe. Gak salah memang kalau seorang IRT diartikan sebagai seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah, sebab memang begitu lah kenyataan yang sering terjadi di masyarakat. Namun, karena bahasa punya sifat inovatif, di mana dia bisa berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, bisa jadi kosakata housewife  dapat digantikan perannya menjadi homemaker . Wah, apa itu? Istilah homemaker  tercetu...

Asmaul Husna*

Saat mendengarkan iklan di radio MQ FM, saya terkesan oleh salah satu lagu di dalamnya. Lagu itu menyanyikan 99 nama-nama Allah yang baik dan agung, yakni Asmaul Husna. Lalu sadar kalau laguitu sangat menyentuh hati saya, saya buru-buru merekamnya. Dan lalu saya menangis ketika mendengarkannya. Alhamdulilah. Sudah dua minggu semnejak saya mendapatkan lagu baik itu. Lalu saya ingin sekali mengikuti lagu tersebut. Namun saya terbatas karena belum hafal lirik lagunya. Dengan beberapa kali mendengarkan lagu itu, saya pun menulis liriknya yang semoga sesuai dengan lagu tersebut. Saya masih belum tahu siapa gerangan sang biduannya. Mungkinkah Sami Yusuf? Hemm. Siapapun dia, semoga Allah menjaganya dengan sebaik-baik perlindungan ^^ Bdw, ini lanngsung saja saya lampirkan liriknya. Siapa tahu kalian sudah  punya lagunya tapi belum tahu liriknya. Hehe. Mari kita sharing . Yang bisa nyanyiin lagunya, ayo nyanyikan! Ya Allah...4x Ya Allah...4x Allahu antal malikul quddus... Wal jabb...

Belajar Bahasa Jepang Sehari-hari

Di Rumah Orang Jepang biasanya sesaat setelah mereka bangun pagi, akan langsung menyapa keluarganya. Dengan ucapan selamat pagi, "Ohayou" . Mereka akan saling mendahului untuk menyapa dengan ucapan ini. Mari kita mulai percakapannya! Sakura : "Ohayou" Okaasan : "Ohayou" Otousan : "Ohayou" Kenta (Imouto) : "Ohayou" Sakura : Hayaku okiru ne, Kenta ha." Okaasan : "Sou ne. Kyou otona ni nattakara ne." Kenta : "Nande sore. Kyou shiken ga attakara." Otousan : " Yoku ganbatte ne . Jaa, ikanakya. Ittekimasu . " Okaasan : "A, itterashai ." Kenta to Sakura : " Itterashai ." Terjemahan Sakura : "Pagi." Ibu : "Pagi." Ayah : "Pagi" Kenta (adik laki-laki) : "Pagi." Sakura : "Kenta bangunnya cepet ya." Ibu : "Iya ya. Karena sekarang ma udah gede." Kenta : "Apaan sih. Aku bangun cepet karena ada ujian hari in...