Skip to main content

"Zaman Milenial" Katanya

Related image
Taken by Google
Akhir-akhir ini sedang in penyebutan untuk generasi kelahiran antara tahun 1982-1994 sebagai generasi milenial. Hmmm, menarik. Sebab makhluk-makhluk kelahiran di rentang tahun tersebut kini sedang berada di masa muda yang lagi greget-gregetnya. Pemuda dan pemudi yang punya gairah dan semangat tinggi dalam menikmati hidupnya. Masa-masa produktif yang sangat sayang jika dilewatkan sia-sia.

Berbicara generasi zaman milenial, ada beberapa fenomena yang sungguh membuat pendiam pun ingin berbicara. Kenapa? Beberapa fenomena yang sekarang sedang terjadi adalah skill generasi zaman sekarang yang sangat fenomenal.

Skill apakah itu? 
Sangat membuat bangga sepertinya jika kebanyakan generasi muda memiliki skill berpendapat, mengkritik, dan memberi saran dengan santun laiknya mereka ingin diperlakukan. Nyatanya? Menurut analisa penulis yang sederhana, amat sangat disayangkan di tengah perkembangan zaman teknologi seperti sekarang, saat media sosial jauh lebih hits di banding media mana pun dan ponsel ponsel pintar yang dengannya kita mudah mengakses informasi kapan dan di mana pun menjadi raja,  penggunanya banyak yang belum beranjak dari masa lalu.

Coba sesekali baca kolom komentar posting-an tokoh atau siapa saja yang dirasa kontroversial, maka di sana kita akan melihat dunia entah berantah yang sangat menyedihkan. Komentar-komentar pedas tak bernurani banyak berseliweran di kolom komentar. Entah tujuan dan maksudnya apa, namun siapa pun yang membacanya akan tiba-tiba mengucap "Astagfirulah" dan bertanya, "Ini alam manusia atau alam alien? #MikirKeras.

Selain itu, saking mudahnya mengakeses informasi di mana pun kapan pun, tidak sedikit beredar berita hoaxs (dibaca hoks) di masyarakat tepatnya di media sosial sejuta lapisan, fesbuk.

Pengguna fesbuk di Indonesia saat ini mencapai 130 juta pengguna (databoks.katadata.com) Wow! Jumlah yang sangat fantastik, bukan? Sekarang semua lapisan masyarakat memiliki akun fesbuk. Bahkan yang tidak punya ponsel dan komputer pun memilikinya. Hal ini tentu sangat berpengaruh pada penyebaran informasi hoaxs yang bisa saja dibaca dan sepenuhnya diserap tanpa melakukan perbandingan mau pun tabayyun terlebih dahulu tentang kebenarannya. 

Tidak hanya peredaran berita hoaxs yang sangat mengkhawatirkan para pengguna dari masyarakat yang menerima semua tanpa tabayyun dahulu, di alam fesbuk pun masih ada orang "berilmu" dengan gelar mentereng (profesor) lulusan universitas ternama di dunia, tapi masih menyebarkan kebencian di akunnya yang diikuti jutaan pengikut. 

Ini tentu sangat disayangkan. Seharusnya untuk seorang bergelar profesor yang diikuti banyak pengikut, posting-annya dibaca khalayak ramai harus mencerminkan tingkat keilmuwannya, seperti membuat artikel yang bisa membawa pada persatuan dan kesatuan, bukan pecah belah umat. Tapi, hanya Allah yang tahu niat semua orang. Not me or you.

Sangat disayangkan dan tentu jika para pengguna yang tidak tahu menahu akan ikut membenci apa yang dia posting di akunnya.

Ini lah yang katanya generasi milenial. Skill yang dimilikinya adalah berkomentar pedas das das, men-judge sesuatu seperti paling paham permasalahan, berbicara tanpa ilmu, sumbu pendek, tidak melakukan tabayyun, dan suka membuat perpecahan di antara sesama.

Tentu itu hanya sebagian kecil potret generasi zaman milenial. Banyak pula yang masih mengkritik dengan santun dan membangun, tidak menilai sesuatu dengan hanya membaca  satu media, tidak memiliki sumbu pendek dan tentunya mendoakan mereka semua dalam kesenyapan.

Generasi milenial katanya, generasi yang menikmati kecanggihan teknologi dan kemudahan informasi. Namun, masih banyak yang belum beranjak dari masa lalu. Semoga semua kemajuan tersebut semakin membuat maju para penggunanya. Bukan malah membawa kembali ke "zaman batu" dengan mengedepankan permusuhan, kebencian, dan tidak mau berpikir dulu sebelum berbicara.

Ya Allah, sebetulnya aku pun belum baik. Namun, aku sangat menyayangkan beberapa orang yang semena-mena di kolom komentar, mengomentari kehidupan orang dengan sadis, dan mereka yang menyebarkan kebencian dan perpecahan di media sosial. 

Ayo, insyaf. Sebelum azab datang. Tidak kah kita tahu bahwa lidah, tangan, dan mata ini akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat nanti? Hanya karena memakai akun unknown bukan berarti kita bebas melakukan segala hal, Allah tetap tahu siapa di balik akun tersebut. 


Takut lah pada pengawasan-Nya yang non-stop dua puluh empat jam kepada kita. Tahan lidah dari berkomentar yang tidak penting dan menyakitkan, tahan tangan untuk mengetik kata menyakitkan. Latih, latih, latih, dan latih terus diri. Dan yang paling penting adalah jaga hati dari celetukan yang unfaedah. Ikhtiarkan agar diri ini senantiasa berada dalam alur-Nya, alur yang pastinya baik, sebab Allah suka yang baik-baik.


Daripada ngomentarin hidup orang lain, lebih baik dengarkan atau datangi kajian. Kini di Indonesia banyak ustadz dengan kapabilitas yang sangat mumpuni. Sayang sekali jika hari-hari kita dihabiskan untuk mencaci maki orang lain dengan akun palsu atau dihabiskan dengan menyebarkan aura kebencian dan perpecahan.


Cari yang manfaat dan tinggalkan yang tidak bermanfaat. Itu lah kunci kebahagiaan dan ketenangan. Lakukan sekarang!

Satu hal lagi yang hampir saja terlupa, sekarang banyak yang "berani" berbicara tak santun kepada para ulama. Laa hawlaa. Sungguh sangat menyedihkan. Mungkin mereka tidak tahu caranya bagaimana berbicara kepada orang yanng berilmu, mudah-mudahan mereka diberikan hidayah dan rahmat dari Allah SWT yang Maha Pemaaf.

Akhir kata, maaf jika ada kesalahan. Salam ngidam!

Comments

Popular posts from this blog

Housewife Vs Homemaker

Housewife vs Homemaker? Apa ini? Dalam Bahasa Inggris, profesi IRT alias Ibu Rumah Tangga biasa disebut housewife . Karena ilmu bahasa Inggris saya nihil, jadi saya gak tau kenapa orang Inggris menamakan IRT itu dengan sebutan housewife ? Sebuah kata yang terdiri dari dua suku kata, "rumah" dan "istri". Kalau dibolehin untuk ngasih opini dari kelas sudra saya, mungkin maksudnya adalah seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah. Wah, keren. Lebih lengkapnya bisa mungkin cari di kamus EOD, Gais. Daripada penasaran, hehe. Gak salah memang kalau seorang IRT diartikan sebagai seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah, sebab memang begitu lah kenyataan yang sering terjadi di masyarakat. Namun, karena bahasa punya sifat inovatif, di mana dia bisa berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, bisa jadi kosakata housewife  dapat digantikan perannya menjadi homemaker . Wah, apa itu? Istilah homemaker  tercetu

Belajar Bahasa Jepang Sehari-hari

Di Rumah Orang Jepang biasanya sesaat setelah mereka bangun pagi, akan langsung menyapa keluarganya. Dengan ucapan selamat pagi, "Ohayou" . Mereka akan saling mendahului untuk menyapa dengan ucapan ini. Mari kita mulai percakapannya! Sakura : "Ohayou" Okaasan : "Ohayou" Otousan : "Ohayou" Kenta (Imouto) : "Ohayou" Sakura : Hayaku okiru ne, Kenta ha." Okaasan : "Sou ne. Kyou otona ni nattakara ne." Kenta : "Nande sore. Kyou shiken ga attakara." Otousan : " Yoku ganbatte ne . Jaa, ikanakya. Ittekimasu . " Okaasan : "A, itterashai ." Kenta to Sakura : " Itterashai ." Terjemahan Sakura : "Pagi." Ibu : "Pagi." Ayah : "Pagi" Kenta (adik laki-laki) : "Pagi." Sakura : "Kenta bangunnya cepet ya." Ibu : "Iya ya. Karena sekarang ma udah gede." Kenta : "Apaan sih. Aku bangun cepet karena ada ujian hari in

Asmaul Husna*

Saat mendengarkan iklan di radio MQ FM, saya terkesan oleh salah satu lagu di dalamnya. Lagu itu menyanyikan 99 nama-nama Allah yang baik dan agung, yakni Asmaul Husna. Lalu sadar kalau laguitu sangat menyentuh hati saya, saya buru-buru merekamnya. Dan lalu saya menangis ketika mendengarkannya. Alhamdulilah. Sudah dua minggu semnejak saya mendapatkan lagu baik itu. Lalu saya ingin sekali mengikuti lagu tersebut. Namun saya terbatas karena belum hafal lirik lagunya. Dengan beberapa kali mendengarkan lagu itu, saya pun menulis liriknya yang semoga sesuai dengan lagu tersebut. Saya masih belum tahu siapa gerangan sang biduannya. Mungkinkah Sami Yusuf? Hemm. Siapapun dia, semoga Allah menjaganya dengan sebaik-baik perlindungan ^^ Bdw, ini lanngsung saja saya lampirkan liriknya. Siapa tahu kalian sudah  punya lagunya tapi belum tahu liriknya. Hehe. Mari kita sharing . Yang bisa nyanyiin lagunya, ayo nyanyikan! Ya Allah...4x Ya Allah...4x Allahu antal malikul quddus... Wal jabbarul