Taken by Google |
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Hai! Selamat pagiii. Semoga harimu menyenangkan!
Saat ini, aku sedang menikmati pagiku di atas kursi sambil menatap hilir mudik kendaraan yang lewat di depan konter. Hmmm, ya, benar, aku pagi ini sedang duduk manis di konter, tempat usaha suamiku.
Kenapa aku bisa sudah ada di konter sepagi ini? Ya, karena suamiku harus pergi ke Samsat Cibiru untuk mengurus kendaraannya. Dan sangat leubar kalau ini konter harus tutup. Jadi lah aku membadalkan suamiku sampai nanti sebelum dzuhur.
You know what?
Saat berangkat tadi, seru sekali! Padahal sepertinya biasa saja perjalannya melewati tempat yang itu itu juga. Tapi, kali ini terasa sangat berbeda, sebab suasananya masih pagi. Aku jadi teringat masa-masa sibuk dulu. Saat aku berangkat sekolah, berangkat kerja, berangkat ke gunung, atau melihat kakakku berangkat sepagi ini ke tempat kerjanya, mmm membuat aku jatuh cinta pada pagi tadi. Aku seakan terlempar pada memori-memori kecilku yang telah usang.
Aku bersyukur masih bisa merasakan kesejukan pagi yang segar di bumi Allah. Walau aku hanya bisa mengenangnya saja, itu cukup buatku merasa bahagia dan membuat kantong kebahagiaanku penuh.
Mendapatkan cuplikan memori masa kecil tanpa disengaja dan secara suddenly merupakan sebuah anugerah kecil dari Allah. Allah masih sayang kepada kita sehingga dengan ingat memori kecil tersebut kita pada akhirnya bisa bersyukur pada Allah.
BTW, pagi-pagi sudah bukalapak begini aku juga jadi ingat setiap pagi selalu mendengarkan radio Prambors bareng kakak. Wah, para penyiar radio itu memang keren juga ya kalau dipikir-pikir, mereka harus bangun pagi dan siaran di pagi yang buta. Hmmm, sungguh sangat menarik.
Terkait memulai bekerja di awal pagi, memang sangat berefek bagus pada penjual juga kepada pembeli. Penjual yang membuka lapaknya lebih pagi dan dia konsisten melakukannya tiap pagi adalah penjual yang disiplin, menghargai waktu, dan paham makna menjemput rizki. Kemudian di mata pembeli, penjual yang selalu bukalapak di awal pagi, akan memberikan kemudahan, selain itu juga memberikan kesan bahwa penjual ini benar-benar, sungguh-sungguh dalam menjemput rizkinya.
Hmmm. Patut kita contoh bagaimana para penyiar radio pagi, ya. Mereka rutin tiap pagi bangun pagi kemudian sarapan lalu berangkat ke tempat kerja menghibur dan menyajikan informasi kepada para pendengar di seluruh penjuru negeri. Wah, wah, jangan mau kalah, deh kita. Mari kita jemput rizki kita lebih awal, yakni di awal pagi. Agar semakin dekat rizki yang berkahnya.
Akhir kata, mudah-mudahan hari ini menyenangkan dan lancar. Doakan, ya! Sebenarnya saat ini perutku mules, ingin ke jamban. Ya, tapi aku sedang tanggung menulis. He he he. Ups, kenapa harus diberi tahukan kepada dunia, ya? Ha ha ha. Sudah lah.
Salam ngidam!
Comments
Post a Comment