Bismillah
Hari ini, tepat kita berada di tanggal 30 April 2018. Itu artinya, sudah tiga minggu lewat aku berstatus sebagai istri dan menantu. How's do I feel? Itu pertanyaan yang banyak terlontar dari teman-teman kepadaku. Aku cuman bisa jawab, "It's amazing!" Selalu kujawab seperti itu. Kenapa? Ya, karena memang begitu apa yang aku rasakan. Let me tell you for details!
Hidup baru artinya apa-apa serba baru. Status baru, jobdesc baru, peran baru, dll. Dan apa yang hampir aku hampir lupa dari tema "Hidup Baru" ini adalah semangat baru untuk menyongsong kehidupan yang baru ini.
Semangat baru artinya aku harus punya semangat yang jauh lebih besar dalam meraih harapan dan cita-cita dibanding ketika aku masih sendiri dulu. Setelah menikah ini, visimisi pernikahan yang tempo lalu digaungkan, harus konsisten dilaksanakan dan diusahakan dicapai. Kalau berdua insyaAllah akan semakin mudah, bukan? Nah, karena kebahagiaan sudah menjadi halal, kadang kita terhanyut dan lupa pada titik awal kita menyatukan tekad untuk menikah dengan pasangan kita. Jangan, semangat baru di dalam "Hidup Baru" harus kuat agar apa yang diharapkan dapat terwujud dan semakin menambah rasa syukur kita kepada Allah Jalla Jalaluhu.
Dengan semangat baru mewujudkan mimpi-mimpi pernikahan, maka semoga kita sebagai pasangan suami istri dapat memberikan kontribusi kepada umat, tak hanya itu semoga bisa lahir keturunan yg memberi bobot pada bumi dgn kalimat Laa ilaa ha illallah (saya pakai istilah pengarang "Kado Pernikahan") he he.
Oh, iya. Jika boleh saya menyempilkan sesuatu di sini, saya ingin sekali menuliskan beberapa mimpi pernikahan kami mudah-mudahan Allah suka dan ridhai, amin.
Yaitu: kami ingin umroh, kalau bisa haji sih mungkin harus dari luar negeri hajinya, he he. Kedua, ingin segera punya dedek bayi, ketiga jadi pengusaha sukses, ahli tahajud, ahli taubat, ahli quran (hafidz/ah) amin ya Allah. Sekian cuap-cuap pagi ini. Wassalamualaykum.
Hari ini, tepat kita berada di tanggal 30 April 2018. Itu artinya, sudah tiga minggu lewat aku berstatus sebagai istri dan menantu. How's do I feel? Itu pertanyaan yang banyak terlontar dari teman-teman kepadaku. Aku cuman bisa jawab, "It's amazing!" Selalu kujawab seperti itu. Kenapa? Ya, karena memang begitu apa yang aku rasakan. Let me tell you for details!
- Pernikahan itu sesuatu yang agung
Allah menciptakan manusia dengan berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Kemudian Allah memasang-masangkan tiap jiwa dengan pasangannya masing-masing (tolong diingat baik-baik, he he) dan kita akan mendapatkan pasangan sesuai dengan diri kita. Ingat firman Allah SWT? Bahwa laki-laki yang baik untuk wanita yang baik begitu pun sebaliknya.
Nah, dalam pernikahan ini, kenapa disebut agung? Menurut hemat saya yang selama proses pernikahan mengerutkan alis alias mengamati semua prosesnya, saya baru sadar kenapa pernikahan disebut sebagai pernikahan yang agung (?), ada beberapa sebab. Pertama, karena menikah perintah Allah, sunnah Rasulullah, perjanjian yang kuat yaitu perjanjian dengan Allah (ngeri), ketika akad disaksikan ribuan malaikat, masyaAllah! Tidak agung gimana coba? Kedua, pernikahan menyatukan dua keluarga besar, yang awalnya tidak terikat oleh hubungan apa-apa, kini keluarga laki-laki dan perempuan yang menikah menjadi keluarga karena pernikahan. MasyaAllah! Ketiga, apa-apa yang diharamkan berubah status jadi halal 100% malah terhitung sebagai ibadah. MasyaAllah gak agung gimana lagi? Betapa kerennya Allah memerintahkan hamba-Nya untuk menikah. Menikah itu ibadah, ibadah teragung, terlama, terdramatik, pokoknya kalau kata Bu Zizi kepala sekolah Diniyah Putri Padang, "Menikah itu persiapannya seperti mempersiapkan kematian. Harus benar-benar persiapannya." Setuju banget. Dan seharusnya memang ketika kita akan menikah, persiapan lahir batin sudah bagus agar tidak mengalami "culture shocked" #halah. Ayo, Guys. Nikah! *Ehhh malah semangat ngomporin. Wk wk.
2. "Selamat Menempuh Hidup Baruuu" apa itu artinya?
Biasanya, ucapan di atas sering bertebaran saat ada yang menikah selain doa dari Rasulullah SAW yang barakallahuma dst. Aku pun masih bertanya-tanya, hidup baru, ya? Ok, tapi untuk beberapa minggu setelah menikah kayaknya aku masih belum sadar sepenuhnya kalau aku iya udah nikah. Kalau istilah kitanya mungkin kaki itu kayak masih melayang, saking bahagianya, belum nginjak tanah. Alhamdulilah setelah tiga minggu menjalaninya, kaki ini akhirnya sudah mendarat lagi di tanah dan jiwa mulai sadar bahwa aku sudah menikah. MasyaAllah he he.Nah, dalam pernikahan ini, kenapa disebut agung? Menurut hemat saya yang selama proses pernikahan mengerutkan alis alias mengamati semua prosesnya, saya baru sadar kenapa pernikahan disebut sebagai pernikahan yang agung (?), ada beberapa sebab. Pertama, karena menikah perintah Allah, sunnah Rasulullah, perjanjian yang kuat yaitu perjanjian dengan Allah (ngeri), ketika akad disaksikan ribuan malaikat, masyaAllah! Tidak agung gimana coba? Kedua, pernikahan menyatukan dua keluarga besar, yang awalnya tidak terikat oleh hubungan apa-apa, kini keluarga laki-laki dan perempuan yang menikah menjadi keluarga karena pernikahan. MasyaAllah! Ketiga, apa-apa yang diharamkan berubah status jadi halal 100% malah terhitung sebagai ibadah. MasyaAllah gak agung gimana lagi? Betapa kerennya Allah memerintahkan hamba-Nya untuk menikah. Menikah itu ibadah, ibadah teragung, terlama, terdramatik, pokoknya kalau kata Bu Zizi kepala sekolah Diniyah Putri Padang, "Menikah itu persiapannya seperti mempersiapkan kematian. Harus benar-benar persiapannya." Setuju banget. Dan seharusnya memang ketika kita akan menikah, persiapan lahir batin sudah bagus agar tidak mengalami "culture shocked" #halah. Ayo, Guys. Nikah! *Ehhh malah semangat ngomporin. Wk wk.
2. "Selamat Menempuh Hidup Baruuu" apa itu artinya?
Hidup baru artinya apa-apa serba baru. Status baru, jobdesc baru, peran baru, dll. Dan apa yang hampir aku hampir lupa dari tema "Hidup Baru" ini adalah semangat baru untuk menyongsong kehidupan yang baru ini.
Semangat baru artinya aku harus punya semangat yang jauh lebih besar dalam meraih harapan dan cita-cita dibanding ketika aku masih sendiri dulu. Setelah menikah ini, visimisi pernikahan yang tempo lalu digaungkan, harus konsisten dilaksanakan dan diusahakan dicapai. Kalau berdua insyaAllah akan semakin mudah, bukan? Nah, karena kebahagiaan sudah menjadi halal, kadang kita terhanyut dan lupa pada titik awal kita menyatukan tekad untuk menikah dengan pasangan kita. Jangan, semangat baru di dalam "Hidup Baru" harus kuat agar apa yang diharapkan dapat terwujud dan semakin menambah rasa syukur kita kepada Allah Jalla Jalaluhu.
Dengan semangat baru mewujudkan mimpi-mimpi pernikahan, maka semoga kita sebagai pasangan suami istri dapat memberikan kontribusi kepada umat, tak hanya itu semoga bisa lahir keturunan yg memberi bobot pada bumi dgn kalimat Laa ilaa ha illallah (saya pakai istilah pengarang "Kado Pernikahan") he he.
Oh, iya. Jika boleh saya menyempilkan sesuatu di sini, saya ingin sekali menuliskan beberapa mimpi pernikahan kami mudah-mudahan Allah suka dan ridhai, amin.
Yaitu: kami ingin umroh, kalau bisa haji sih mungkin harus dari luar negeri hajinya, he he. Kedua, ingin segera punya dedek bayi, ketiga jadi pengusaha sukses, ahli tahajud, ahli taubat, ahli quran (hafidz/ah) amin ya Allah. Sekian cuap-cuap pagi ini. Wassalamualaykum.
Comments
Post a Comment