Kekuatan Cinta.
Mungkin bagi sebagian orang, cinta adalah sebuah kekuatan yang bisa menyembuhkan luka paling parah di dunia. Banyak sekali kisah cinta yang hebat. Mampu melahirkan inspirasi bagi khalayak karena kemurnian dan kesucian cinta.
Sahabat, saya sungguh terpukau pada kekuatan cinta.
Cinta memang anugerah dari Allah. Pemberian dari Allah. Mencomot istilah salah satu ustadz yang pernah saya temui, bahwa "Segala sesuatu yang berasal dari Allah, pasti suci." Termasuk cinta.
Cinta yang murni adalah cinta yang berlandaskan Allah. Mencintai karena Allah dan membenci karena Allah.
Cinta yang murni tidak pernah memandang fisik dan keadaan. Walau seseorang yang dicintainya berwajah lusuh, menyeramkan, penuh dengan kutil di seluruh tubuhnya, cinta yang murni akan tetap bersemi. Semua kondisi fisik tersebut sama sekali tidak merubah rasa cinta di dalam hati. Itu lah cinta yang murni.
Seperti kisah istri Nabi Ayyub, yang setia mengurusi Nabi Ayyub saat sedang sakit. Dia sampai memotong rambut panjangnya untuk dijual demi membiayai suaminya. Walau suaminya telah berubah rupanya dan kedudukannya.
Ada pula kisah cinta bunda Khadijah kepada Baginda Nabi SAW. Siti Khadijah menikah dengan Rasulullah sebagai saudagar terkaya di Mekkah. Hartanya banyak. Di mana-mana. Namun, semuanya habis untuk dakwah dan berjayanya Islam di bumi Mekkah. Cintanya tidak berubah walau kondisi dan keadaannya sudah berubah drastis. Cintanya pada Allah dan Rasulullah telah memberikan kekuatan kepadanya untuk terus memperjuangkan dakwah suaminya dengan hartanya. Menjelang kematiannya, Bunda Khadijah bahkan masih menawarkan agar tulang belulangnya dijadikan jembatan/rakit jika Baginda kesulitan saat berdakwah. Betapa murninya cintamu, Bunda.
Orang yang jatuh cinta, kadang tidak mampu melihat kekurangan yang ada di diri pasangannya. Walau di mata orang lain pasangan kita sepertinya sangat buruk, kita yang melihatnya dengan cinta, takan mampu melihat kejelekannya. Hanya cinta yang mekar mewangi.
Walau pasangan kita cacat, cinta murni mengubahnya tanpa cacat. Oh, betapa besar kekuatan cinta yang murni. Dia tidak memandang fisik. Hanya memandang hati. Merasakan cinta lewat syahdunya kerinduan di setiap detik. Merasakan cinta lewat pengorbanan setia. Merasakan cinta lewat ridhanya hati menerima segala kurang lebihnya pasangan. Meraskaan cinta dengan keikhlasan. Merasakan cinta dengan penuh pengharapan bisa berjumpa lagi di surga-Nya.
Semoga kita jadi salah satu pasangan terbaik. Pasangan yang membawa rahmat Allah datang sebab memurnikan cinta dengan kehendak-Nya.
Terima lah cinta dengan cinta. Bersabar lah untuk cinta dengan cinta. Semoga Allah merestui. ♥
Mungkin bagi sebagian orang, cinta adalah sebuah kekuatan yang bisa menyembuhkan luka paling parah di dunia. Banyak sekali kisah cinta yang hebat. Mampu melahirkan inspirasi bagi khalayak karena kemurnian dan kesucian cinta.
Sahabat, saya sungguh terpukau pada kekuatan cinta.
Cinta memang anugerah dari Allah. Pemberian dari Allah. Mencomot istilah salah satu ustadz yang pernah saya temui, bahwa "Segala sesuatu yang berasal dari Allah, pasti suci." Termasuk cinta.
Cinta yang murni adalah cinta yang berlandaskan Allah. Mencintai karena Allah dan membenci karena Allah.
Cinta yang murni tidak pernah memandang fisik dan keadaan. Walau seseorang yang dicintainya berwajah lusuh, menyeramkan, penuh dengan kutil di seluruh tubuhnya, cinta yang murni akan tetap bersemi. Semua kondisi fisik tersebut sama sekali tidak merubah rasa cinta di dalam hati. Itu lah cinta yang murni.
Seperti kisah istri Nabi Ayyub, yang setia mengurusi Nabi Ayyub saat sedang sakit. Dia sampai memotong rambut panjangnya untuk dijual demi membiayai suaminya. Walau suaminya telah berubah rupanya dan kedudukannya.
Ada pula kisah cinta bunda Khadijah kepada Baginda Nabi SAW. Siti Khadijah menikah dengan Rasulullah sebagai saudagar terkaya di Mekkah. Hartanya banyak. Di mana-mana. Namun, semuanya habis untuk dakwah dan berjayanya Islam di bumi Mekkah. Cintanya tidak berubah walau kondisi dan keadaannya sudah berubah drastis. Cintanya pada Allah dan Rasulullah telah memberikan kekuatan kepadanya untuk terus memperjuangkan dakwah suaminya dengan hartanya. Menjelang kematiannya, Bunda Khadijah bahkan masih menawarkan agar tulang belulangnya dijadikan jembatan/rakit jika Baginda kesulitan saat berdakwah. Betapa murninya cintamu, Bunda.
Orang yang jatuh cinta, kadang tidak mampu melihat kekurangan yang ada di diri pasangannya. Walau di mata orang lain pasangan kita sepertinya sangat buruk, kita yang melihatnya dengan cinta, takan mampu melihat kejelekannya. Hanya cinta yang mekar mewangi.
Walau pasangan kita cacat, cinta murni mengubahnya tanpa cacat. Oh, betapa besar kekuatan cinta yang murni. Dia tidak memandang fisik. Hanya memandang hati. Merasakan cinta lewat syahdunya kerinduan di setiap detik. Merasakan cinta lewat pengorbanan setia. Merasakan cinta lewat ridhanya hati menerima segala kurang lebihnya pasangan. Meraskaan cinta dengan keikhlasan. Merasakan cinta dengan penuh pengharapan bisa berjumpa lagi di surga-Nya.
Semoga kita jadi salah satu pasangan terbaik. Pasangan yang membawa rahmat Allah datang sebab memurnikan cinta dengan kehendak-Nya.
Terima lah cinta dengan cinta. Bersabar lah untuk cinta dengan cinta. Semoga Allah merestui. ♥
Comments
Post a Comment