Pagi ini kepala seperti diputer-puter berpikir keras. Padahal tidak sedang berpikir keras. Apa yang salah, ya?
Oh, iya. Hidup ini sungguh aneh. Hidup saya yg aneh. Saya terkadang kesal dengan apa yg saya putuskan. He.
Ada sampah plastik di depan mata yg mengganjal saat dilihat, rasanya gemes ingin memungutnya, tapi bisikan setan berkata, "Jangan, malu. Kalau tidak ada orang, sih, boleh." Tapi, setelah beberapa langkah melewatinya, nyeselnya jungkir balik.
"Kenapa tidak diambiiil?"
"Saya takut dikira apa-apa sama org."
"Padahal apa pentingnya penilaian org terhadapmu."
"Masalahnya, aku masih memikirkan penilaian org."
Kalau menunggu dan tak beramal karena penilaian orang lain, akan sulit berkembang. Pertanyaannya, "Memang benar? Mereka menilai kamu?" Wkwk
Saya rasa hal ini terjadi sebab di dalam hati saya Allah kalah eksistensinya dibanding manusia. Ini pertanda ada sedikit kefuturan dalam diri saya. Anda tau kenapa? Karena dzikirnya bocor. Terganti dengan mendzikirkan (banyak mengingat) manusia! What happened!
Saya rasa bukan ketenangan yg didapat, malah kekacau balauan jiwa dan hati. Cukupkan sampai di sini mengingat manusianya, segera datangi Allah untuk bertaubat dan meminta ampun. Agar saat beramal soleh tidak perlu lagi galau. Keputusan pun akan disepakati oleh khalayak ramai (hati, badan, jiwa) setuju. He he.
Sekian tulisan hari ini. ♥
Comments
Post a Comment