Dua bulan lalu, aku dan teman-teman kontrakan sering dibuat sedikit kesal oleh tingkah kucing yang ada di sekitar kontrakan.
Kenapa?
Karena, setiap kali kami membuka pintu di pagi hari, bukan udara segar yg didapat, tapi, aroma tidak enak. Biasanya tidak lama dari itu, kami akan menemukan tumpukan kotoran kucing. Entah itu di sudut-sudut tembok atau di pojok pintu tempat melangkah. Uh.
Rasanya, tidak hewani sekali (saingannya manusiawi) jika menyalahkan hal tersebut pada hewan. Toh, hewan tidak tau apa-apa.
Beberapa dari penghuni kontrakan memang kesal atas hal ini karena tidak nyaman. Badan sudah bersih, wangi, rapi, malah masih harus membersihkan kotoran. Tidak menyenangkan!
Kucing-kucing yg ada di sekitar kontrakan memang terbilang cukup banyak. Ada sekitar enam ekor bahkan tujuh ekor. Dan itu semua milik tetangga sebelah.
Dinamai dengan segala jenis nama. Ada Naruto, Jeiger, Cemong, Pus, dll. Biasanya setiap magrib/isya Bunda yang jadi tuannya ini akan memanggil-manggil mereka.
"Narutooo" ucapnya. Tidak lama kucing-kucing itu berlarian menyerbu makanan.
Mereka kucing kelaparan. Tidak diurus serius oleh pemiliknya. Sekalinya diberi makan, makanannya sudah basi dan berupa nasi saja tidak ada lauknya. Alhasil, kotoran kucing tersebut jadi cair, tidak bagus. Kemungkinan mereka masuk angin. Alias mencr#t.
Itu lah bentuk feses kucing yg selalu menghiasi teras kontrakan. Susah sekali untuk dibersihkan. Harus menunggu kering. Kalau pun nekat dibersihkan, baunya akan menyebar ke segala penjuru arah. Sungguh terlaluuuu.
Kucing-kucing tersebut membuang kotorannya sembarangan karena tidak ada lahan (pasir) unk mereka mengeluarkan hajatnya. Pemiliknya juga tidak terlalu "ngeh" dgn hal ini. Mereka tidak menyediakannya.
Ditambah, kucing diberi makan yg bukan untuknya. Alhasil, tidak hanya kucing yang jadi korban. Tapi, juga manusia.
Dan lucunya, rumah pemilik kucing tsb tidak pernah sama sekali jadi korban kotoran kucing. Curang! Uh.
Akhirnya, setelah kucing-kucing itu tidak lagi membuang hajatnya sembarangan, kami biasa memberikan makanan sisa yg masih bagus unk mereka. Alhamdulilah, kini saya perhatikan ada sedikit perubahan di feses kucing tsb. Normal seperti feses pd umumnya makhluk tsb, yakni bulat-bulat bentuknya. Heu. Namun, kami tidak konsisten memberinya makan, sebab memang tidak diniat atau rencanakan.
Apa faktanya? Mereka hormat pd kami. Tidak lagi membuang kotoran sembarangan dan sudah tau harus membuang kotoran tsb di mana. Dan yg terpenting adalah kucingnya sehat!
Keren. Pantas Rasul suka pada kucing. ( ̄3 ̄)♥♥♥
Kenapa?
Karena, setiap kali kami membuka pintu di pagi hari, bukan udara segar yg didapat, tapi, aroma tidak enak. Biasanya tidak lama dari itu, kami akan menemukan tumpukan kotoran kucing. Entah itu di sudut-sudut tembok atau di pojok pintu tempat melangkah. Uh.
Rasanya, tidak hewani sekali (saingannya manusiawi) jika menyalahkan hal tersebut pada hewan. Toh, hewan tidak tau apa-apa.
Beberapa dari penghuni kontrakan memang kesal atas hal ini karena tidak nyaman. Badan sudah bersih, wangi, rapi, malah masih harus membersihkan kotoran. Tidak menyenangkan!
Kucing-kucing yg ada di sekitar kontrakan memang terbilang cukup banyak. Ada sekitar enam ekor bahkan tujuh ekor. Dan itu semua milik tetangga sebelah.
Dinamai dengan segala jenis nama. Ada Naruto, Jeiger, Cemong, Pus, dll. Biasanya setiap magrib/isya Bunda yang jadi tuannya ini akan memanggil-manggil mereka.
"Narutooo" ucapnya. Tidak lama kucing-kucing itu berlarian menyerbu makanan.
Mereka kucing kelaparan. Tidak diurus serius oleh pemiliknya. Sekalinya diberi makan, makanannya sudah basi dan berupa nasi saja tidak ada lauknya. Alhasil, kotoran kucing tersebut jadi cair, tidak bagus. Kemungkinan mereka masuk angin. Alias mencr#t.
Itu lah bentuk feses kucing yg selalu menghiasi teras kontrakan. Susah sekali untuk dibersihkan. Harus menunggu kering. Kalau pun nekat dibersihkan, baunya akan menyebar ke segala penjuru arah. Sungguh terlaluuuu.
Kucing-kucing tersebut membuang kotorannya sembarangan karena tidak ada lahan (pasir) unk mereka mengeluarkan hajatnya. Pemiliknya juga tidak terlalu "ngeh" dgn hal ini. Mereka tidak menyediakannya.
Ditambah, kucing diberi makan yg bukan untuknya. Alhasil, tidak hanya kucing yang jadi korban. Tapi, juga manusia.
Dan lucunya, rumah pemilik kucing tsb tidak pernah sama sekali jadi korban kotoran kucing. Curang! Uh.
Akhirnya, setelah kucing-kucing itu tidak lagi membuang hajatnya sembarangan, kami biasa memberikan makanan sisa yg masih bagus unk mereka. Alhamdulilah, kini saya perhatikan ada sedikit perubahan di feses kucing tsb. Normal seperti feses pd umumnya makhluk tsb, yakni bulat-bulat bentuknya. Heu. Namun, kami tidak konsisten memberinya makan, sebab memang tidak diniat atau rencanakan.
Apa faktanya? Mereka hormat pd kami. Tidak lagi membuang kotoran sembarangan dan sudah tau harus membuang kotoran tsb di mana. Dan yg terpenting adalah kucingnya sehat!
Keren. Pantas Rasul suka pada kucing. ( ̄3 ̄)♥♥♥
Comments
Post a Comment