Saat ini waktu menunjukan pukul 18:15 dan belum ku temukan adzan magrib menggema di semesta.
Ah, ya. Kini waktu magrib makin maju. Berganti setelah kemarin lebih cepat.
Dan, baru saja ku selesai menulis dua kalimat, adzan berkumandang dahsyat! Aku cukupkan dulu. InsyaAllah nanti lanjut setelah urusan selesai dgn Allah.
/**\
Teman-teman, alhamdulilah saya sudah kembali lagi. Saya kali ini hanya ingin mengalirkan rasa saja.
Sore tadi saya "liqo" dan pulang saat pengeras suara di masjid berbunyi menggemakan shalawat. Tadi itu entah kenapa setelah mendengarkan nasehat guru di "liqo" hati saya dirundung kesedihan. Ingin menangis rasanya.
Ditambah dengan shalawat yg menyejukan nurani, menggebrak haru.
Kemudian, saya coba meluapkan perasaan saya. Tapi. Tidak dapat menangis. Kalau menurut guru saya, hal ini disebabkan karena ada sesuatu di luar sana. Hmmm. Kira-kira apa, ya?
Dari pada ngalor ngidul tidak ada juntrungannya, lebih baik saya berbagi pengetahuan yg baru saya dapat dr guru saya. Mau? Harus mau, ya! He he.
Saya terenyuh atas apa yg tadi saya dapatkan dari lingkaran surganya kami. Pancaran kesolehan sang guru menampar keras jiwa-jiwa kami. Kelembutan hatinya mampu mendobrak benteng pertahanan air matanya. MasyaAllah
Saya mau bercerita, kalau sebaiknya kita harus lebih banyak mengadu dan minta sama Allah. Dengan begitu, Allah akan dengan setia membela kita.
Para sahabat, bahkan sekaliber Bunda Aisyah saja pun, tidak pernah meminta kepada Rasulullah. Setiap kali ada masalah, mereka memang datang kepada Rasulullah. Sering pula mungkin kita mendengar para sahabat "mengadu" kepada Rasulullah. Tapi, mereka melakukannya unk meminta hukum dan pertimbangan kepada Rasulullah atas apa yg dialaminya.
Bahkan, ketika Aisyah difitnah oleh orang kafir Quraisy, Aisyah mengadunya kepada Allah. Dan, lihat, Allah membela Bunda Aisyah dgn diturunkannya ayat unk menjelaskan bahwa Bunda Aisyah berlepas dr fitnah tsb.
MasyaAllah (ノ゚Д゚)
Siapa pun kita yg lebih banyak mengeluhnya ketimbang bersyukurnya, maka dapat dilihat sejauh mana tingkat keimanan kita. Semamin banyak mengeluh maka seperti itu lah imannya (lemah). Semakin banyak bersabar dan bersyukur, maka seperti itu lah tingkat keimanannya.
Jika kita banyak mengeluh (walau hanya desahan nafas kesal saat mati lampu setelah mengetik tugas sekian halaman), maka kita kurang sabar dan bersyukur pada kehendaknya Allah.
Apalagi jika kita mengeluh di media sosial tentang kehidupan dan kesulitan kita. Saya yakin akan semakin banyak dan bertambah masalahnya. Curhat lah ke Allah. Mengadu lah saja kepada Allah. Agar kita dibela dan terus ditolong Allah. Allah semakin didekati akan semakin suka dan ketika Allah suka, Allah tidak segan unk menyuruh semesta dan seisi langit untuk mendoakan org tsb.
Astagfirullah (╥_╥)
Menukil perkataan Imam Ghazali, "Jika kau punya banyak hajat, maka beristigfar lah, sebab org yg dikabulkan doanya adalah dia yg diampuni dosanya."
Saya rasa sekian dulu, ya. Itu yg nempel di memori saya. Semoga besok bisa berbagi lagi di sini, amin.
Sampai jumpa. Wassalaamualaykum ♥♥♥
Ah, ya. Kini waktu magrib makin maju. Berganti setelah kemarin lebih cepat.
Dan, baru saja ku selesai menulis dua kalimat, adzan berkumandang dahsyat! Aku cukupkan dulu. InsyaAllah nanti lanjut setelah urusan selesai dgn Allah.
/**\
Teman-teman, alhamdulilah saya sudah kembali lagi. Saya kali ini hanya ingin mengalirkan rasa saja.
Sore tadi saya "liqo" dan pulang saat pengeras suara di masjid berbunyi menggemakan shalawat. Tadi itu entah kenapa setelah mendengarkan nasehat guru di "liqo" hati saya dirundung kesedihan. Ingin menangis rasanya.
Ditambah dengan shalawat yg menyejukan nurani, menggebrak haru.
Kemudian, saya coba meluapkan perasaan saya. Tapi. Tidak dapat menangis. Kalau menurut guru saya, hal ini disebabkan karena ada sesuatu di luar sana. Hmmm. Kira-kira apa, ya?
Dari pada ngalor ngidul tidak ada juntrungannya, lebih baik saya berbagi pengetahuan yg baru saya dapat dr guru saya. Mau? Harus mau, ya! He he.
Saya terenyuh atas apa yg tadi saya dapatkan dari lingkaran surganya kami. Pancaran kesolehan sang guru menampar keras jiwa-jiwa kami. Kelembutan hatinya mampu mendobrak benteng pertahanan air matanya. MasyaAllah
Saya mau bercerita, kalau sebaiknya kita harus lebih banyak mengadu dan minta sama Allah. Dengan begitu, Allah akan dengan setia membela kita.
Para sahabat, bahkan sekaliber Bunda Aisyah saja pun, tidak pernah meminta kepada Rasulullah. Setiap kali ada masalah, mereka memang datang kepada Rasulullah. Sering pula mungkin kita mendengar para sahabat "mengadu" kepada Rasulullah. Tapi, mereka melakukannya unk meminta hukum dan pertimbangan kepada Rasulullah atas apa yg dialaminya.
Bahkan, ketika Aisyah difitnah oleh orang kafir Quraisy, Aisyah mengadunya kepada Allah. Dan, lihat, Allah membela Bunda Aisyah dgn diturunkannya ayat unk menjelaskan bahwa Bunda Aisyah berlepas dr fitnah tsb.
MasyaAllah (ノ゚Д゚)
Siapa pun kita yg lebih banyak mengeluhnya ketimbang bersyukurnya, maka dapat dilihat sejauh mana tingkat keimanan kita. Semamin banyak mengeluh maka seperti itu lah imannya (lemah). Semakin banyak bersabar dan bersyukur, maka seperti itu lah tingkat keimanannya.
Jika kita banyak mengeluh (walau hanya desahan nafas kesal saat mati lampu setelah mengetik tugas sekian halaman), maka kita kurang sabar dan bersyukur pada kehendaknya Allah.
Apalagi jika kita mengeluh di media sosial tentang kehidupan dan kesulitan kita. Saya yakin akan semakin banyak dan bertambah masalahnya. Curhat lah ke Allah. Mengadu lah saja kepada Allah. Agar kita dibela dan terus ditolong Allah. Allah semakin didekati akan semakin suka dan ketika Allah suka, Allah tidak segan unk menyuruh semesta dan seisi langit untuk mendoakan org tsb.
Astagfirullah (╥_╥)
Menukil perkataan Imam Ghazali, "Jika kau punya banyak hajat, maka beristigfar lah, sebab org yg dikabulkan doanya adalah dia yg diampuni dosanya."
Saya rasa sekian dulu, ya. Itu yg nempel di memori saya. Semoga besok bisa berbagi lagi di sini, amin.
Sampai jumpa. Wassalaamualaykum ♥♥♥
Comments
Post a Comment