Saat ini jam digital di ponselku menunjukan tepat pukul 05:33 WIB. Aku sedang duduk di lantai menghadap ke komputer yg sedang menyalakan murotal surat Arrahman.
Terasa semakin tentram suasana, semakin sejuk aroma, semakin bahagia terlaksana. Ah, sudah lah. Aku mulai bersyair lagi, he he.
Aku masih kepikiran dengan kejadian kemarin saat mengani Qiroati di sekolah. (Apa itu Qiroati? Sebuah metode belajar tahsin. Metode perbaikan membaca Alquran. Di sekolah jadi salah satu syarat pengangkatan pegawai tetap).
Jadi, saat aku menuju kelas Qiroati, aku menemukan ada dua peserta. Pertama sedang mengaji, kedua sedang menunggu yang aku kira sudah selesai. Aku coba duduk di tempat yang kosong di sebelah kiri gurunya. Sebab duduk berdampingan dengan peserta yang menunggu sangat sempit dan tidak bebas. Namun, apa yang kulakukan (duduk di situ) tampaknya membuat peserta tadi merasa diselak. Dia menunjukan hal tersebut dengan jelas, he he. Tampak kasar dalam bertindak saat aku meminjam pulpen, he he. Dan banyak melakukan interupsi saat aku sedang mengaji.
Saat itu aku jadi ingat pesan MR-ku. Katanya, "Seberapa pentingkah dia dalam hidup kita sampai kita perlu memikirkannya?" #Jleb. Saya rasa apa yang dia lakukan kepada saya tidak begitu penting untuk direspon dan dipikirkan. He he. Jadi, anjing menggonggong kafilah berlaluuu.
Pesan #Jleb dari MR saya betul-betul telah menjadi mantra ajaib bagi saya dalam menghadapi berbagai macam kejadian yang dialami di dunia pekerjaan dan kehidupan.
"Ini tidak penting untuk dipikirkan" membuat saya hanya fokus pada apa yg saya yakini itu penting dan perlu saya pikirkan. Seperti terhadap orang-orang yang saya sayangi, dll.
He he. (Sepertinya, selain mantra tadi, ada mantra lain yg saya gunakan, yaitu mantra "dan lain-lain").
Ya, betul. Saya banyak diinterupsi saat mengaji. Terlalu cepat, terlalu keras, dsb. Saya tidak merespon sama sekali. He he. Karena menurut saya apa yang dia katakan efek dari perasaan dia yg tadi sempat kacau.
Sampai pagi ini saya masih teringat kejadian tsb. Sepertinya saya harus melakukan sesuatu agar saya lupa pada masalah tsb. Maafkan untuk melupakan (forgive to forget).
Baik, saya cukupkan sampai di sini saja. Hari ini adalah hari Jumuah. Semoga berkah. Perbanyak doa, ya. Doakan saya juga untuk selalu jadi hamba yang senantiasa memperbaiki diri dan hatinya. Amin. Sampai jumpaaa♥♥♥
Terasa semakin tentram suasana, semakin sejuk aroma, semakin bahagia terlaksana. Ah, sudah lah. Aku mulai bersyair lagi, he he.
Aku masih kepikiran dengan kejadian kemarin saat mengani Qiroati di sekolah. (Apa itu Qiroati? Sebuah metode belajar tahsin. Metode perbaikan membaca Alquran. Di sekolah jadi salah satu syarat pengangkatan pegawai tetap).
Jadi, saat aku menuju kelas Qiroati, aku menemukan ada dua peserta. Pertama sedang mengaji, kedua sedang menunggu yang aku kira sudah selesai. Aku coba duduk di tempat yang kosong di sebelah kiri gurunya. Sebab duduk berdampingan dengan peserta yang menunggu sangat sempit dan tidak bebas. Namun, apa yang kulakukan (duduk di situ) tampaknya membuat peserta tadi merasa diselak. Dia menunjukan hal tersebut dengan jelas, he he. Tampak kasar dalam bertindak saat aku meminjam pulpen, he he. Dan banyak melakukan interupsi saat aku sedang mengaji.
Saat itu aku jadi ingat pesan MR-ku. Katanya, "Seberapa pentingkah dia dalam hidup kita sampai kita perlu memikirkannya?" #Jleb. Saya rasa apa yang dia lakukan kepada saya tidak begitu penting untuk direspon dan dipikirkan. He he. Jadi, anjing menggonggong kafilah berlaluuu.
Pesan #Jleb dari MR saya betul-betul telah menjadi mantra ajaib bagi saya dalam menghadapi berbagai macam kejadian yang dialami di dunia pekerjaan dan kehidupan.
"Ini tidak penting untuk dipikirkan" membuat saya hanya fokus pada apa yg saya yakini itu penting dan perlu saya pikirkan. Seperti terhadap orang-orang yang saya sayangi, dll.
He he. (Sepertinya, selain mantra tadi, ada mantra lain yg saya gunakan, yaitu mantra "dan lain-lain").
Ya, betul. Saya banyak diinterupsi saat mengaji. Terlalu cepat, terlalu keras, dsb. Saya tidak merespon sama sekali. He he. Karena menurut saya apa yang dia katakan efek dari perasaan dia yg tadi sempat kacau.
Sampai pagi ini saya masih teringat kejadian tsb. Sepertinya saya harus melakukan sesuatu agar saya lupa pada masalah tsb. Maafkan untuk melupakan (forgive to forget).
Baik, saya cukupkan sampai di sini saja. Hari ini adalah hari Jumuah. Semoga berkah. Perbanyak doa, ya. Doakan saya juga untuk selalu jadi hamba yang senantiasa memperbaiki diri dan hatinya. Amin. Sampai jumpaaa♥♥♥
Comments
Post a Comment