Saat menulis ini, sejujurnya aku dalam kondisi kantuk yang cukup besar. Tapi, gak tahan pengen ngetik dan luapin apa yang ada dalam benak dan hati.
Jadi, selama bertahun-tahun aku mencari jawaban atas pertanyaan yang hinggap di benakku. Pertanyaan pertama, saat aku melihat teman yg begitu sempurna (dalam bayanganku), pintar, cerdas, cantik, solehah, dsb; "Kenapa aku gak secerdas dia? Gak sepintar dia? Lalu kenapa kata Allah dalam Alquran aku gak boleh iri sama kelebihan yang Allah kasih ke orang lain?"
Pertanyaan itu awet di benak. Walau ya memang aku sudah dapat "statement" banyak terkait hal tersebut. Tapi, itu hanya sekedar statement, tak menjawab inginnya hati. Rasanya hati belum puas menerimanya.
Sampai pada akhirnya ...
Sampai pada akhirnya aku belajar lebih banyak tentang agamaku sendiri. Rela menghabiskan weekend di ponpes. Akhirnya aku dapati jawaban itu dengan ilmu. MasyaAllah.
Jadi, pernah ada materi Tazkiyatun Nafs dari Ustadz Lukman Tanjung. Materi ini luar biasa banget. Sesuai judulnya, arti tazkiyatun nafs adalah penyucian jiwa. Ketika dapat materi itu, seakan tersingkap semua tanda tanya di benak. Tentang pertanyaan di atas, tentang hal A, hal B, dll.
Salah satunya adalah tentang kenapa aku gak pernah bisa mendapat sesuatu dari Alquran. Nyatanya semua ada sebabnya, hati masih kotor. Karena untuk mengenal Allah, hati harus bersih dari sifat negatif. Selama ini aku gak bisa mengakses Alquran karena ...
Dari situ kumulai memperbaiki apa yg harus diperbaiki. Sampai akhirnya tiba masa di mana aku mendapatkan hikmah bahwa kenapa aku gak boleh iri sama kelebihan org lain adalah karena Allah akan meminta pertanggung jawaban dari setiap kelebihan yg Ia berikan pada seorang hamba. Maka iya benar emang gak harus iri sama kelebihan yg orang lain punya. Mereka pintar, cerdas, wajahnya mulus, dsb; Allah sudah siapkan hisab unk mereka. Maka kenapa tidak disyukuri aja apa yg udah Allah kasih ama kita? Sesuatu yg Allah sendiri inginkan kita begini? Ya gak. Semoga aja dengan apa yg Allah kasih kepada kita yg segini adanya kapasitas kita, Allah ringankan hisab kita sehingga kita bisa duluan masuk ke surga dan menikmatinya.
Ya, anyway terkait kecerdasan aku sering bertanya-tanya juga ama diriku, "Kok, aku pelupa banget. Berpikirku pendek gak jangka panjang, siap nerima resiko, gak kayak orang ingetannya tajeeeeem. Kenapa ya Allah?" Alhamdulilah, jawabannya telah aku terima dan memuaskan hati karena aku alami dan atas petunjuk Allah aku nemuin jawaban tsb.
Mari lah kita alhamdulilahin apa yg Allah kasi kepada kita. Kurang cerdas? Lupa terus? Ini lah kapasitas kita. Syukuri dan asah saja apa yg saat ini berharga dr dirimu. Semangat!
Jadi, selama bertahun-tahun aku mencari jawaban atas pertanyaan yang hinggap di benakku. Pertanyaan pertama, saat aku melihat teman yg begitu sempurna (dalam bayanganku), pintar, cerdas, cantik, solehah, dsb; "Kenapa aku gak secerdas dia? Gak sepintar dia? Lalu kenapa kata Allah dalam Alquran aku gak boleh iri sama kelebihan yang Allah kasih ke orang lain?"
Pertanyaan itu awet di benak. Walau ya memang aku sudah dapat "statement" banyak terkait hal tersebut. Tapi, itu hanya sekedar statement, tak menjawab inginnya hati. Rasanya hati belum puas menerimanya.
Sampai pada akhirnya ...
Sampai pada akhirnya aku belajar lebih banyak tentang agamaku sendiri. Rela menghabiskan weekend di ponpes. Akhirnya aku dapati jawaban itu dengan ilmu. MasyaAllah.
Jadi, pernah ada materi Tazkiyatun Nafs dari Ustadz Lukman Tanjung. Materi ini luar biasa banget. Sesuai judulnya, arti tazkiyatun nafs adalah penyucian jiwa. Ketika dapat materi itu, seakan tersingkap semua tanda tanya di benak. Tentang pertanyaan di atas, tentang hal A, hal B, dll.
Salah satunya adalah tentang kenapa aku gak pernah bisa mendapat sesuatu dari Alquran. Nyatanya semua ada sebabnya, hati masih kotor. Karena untuk mengenal Allah, hati harus bersih dari sifat negatif. Selama ini aku gak bisa mengakses Alquran karena ...
Dari situ kumulai memperbaiki apa yg harus diperbaiki. Sampai akhirnya tiba masa di mana aku mendapatkan hikmah bahwa kenapa aku gak boleh iri sama kelebihan org lain adalah karena Allah akan meminta pertanggung jawaban dari setiap kelebihan yg Ia berikan pada seorang hamba. Maka iya benar emang gak harus iri sama kelebihan yg orang lain punya. Mereka pintar, cerdas, wajahnya mulus, dsb; Allah sudah siapkan hisab unk mereka. Maka kenapa tidak disyukuri aja apa yg udah Allah kasih ama kita? Sesuatu yg Allah sendiri inginkan kita begini? Ya gak. Semoga aja dengan apa yg Allah kasih kepada kita yg segini adanya kapasitas kita, Allah ringankan hisab kita sehingga kita bisa duluan masuk ke surga dan menikmatinya.
Ya, anyway terkait kecerdasan aku sering bertanya-tanya juga ama diriku, "Kok, aku pelupa banget. Berpikirku pendek gak jangka panjang, siap nerima resiko, gak kayak orang ingetannya tajeeeeem. Kenapa ya Allah?" Alhamdulilah, jawabannya telah aku terima dan memuaskan hati karena aku alami dan atas petunjuk Allah aku nemuin jawaban tsb.
Mari lah kita alhamdulilahin apa yg Allah kasi kepada kita. Kurang cerdas? Lupa terus? Ini lah kapasitas kita. Syukuri dan asah saja apa yg saat ini berharga dr dirimu. Semangat!
Comments
Post a Comment