Skip to main content

My Best Friend Ever

Semasa hidup, ada banyak sekali yang menjadi sahabat Rasululah SAW. Entah berapa jumlahnya, tidak ada yang tau pasti. Namun, tentu ada beberapa sahabat yang paling utama di hati Rasulullah.

Rasanya aku salah mengatakan ini, sebab semua orang yang pernah berinteraksi dengan Rasulullah SAW akan merasa paling utama.

Ah, betapa indah hatimu ya, Rasul.

Ya, dengan berat hati kusebutkan lima yang paling utama dari yang utama. Mereka adalah sahabat yang dari awal mendukung perjuangan dakwah Rasulullah dengan hati, jiwa, raga, harta, dan tenaga mereka. Mempercayai saat didustakan, menguatkan saat rapuh. Pokoknya, best of the best. Sahabat yang sangat memahami Rasul.

Mereka adalah para khulafarausyidin, tak lain dan tak bukan Abu Bakar as Shidiq ra; Umar bin Khattab ra; Utsman bin Affan ra; dan Ali bin Abi Thalib ra.

Keempat lelaki ini lah yang paling utama dari semua sahabat nabi yang utama. Tak terbayang keimanan mereka di masa-masa sulit dakwah Rasulullah. Sahabat yang dikirim Allah untuk menguatkan dakwah Rasulullah yang cukup berat.

Tak sedikit keutamaan mereka. Rasulullah sering sekali memuji mereka di hadapan para sahabatnya yang lain.

Sungguh sebuah ukhuwah yang mempesona, ya. Bersahabat dengan hati, tanpa memandang siapa dan apa. Persahabatan yang berlandaskan keimanan dan ketakwaan. MasyaAllah, betapa luar biasanya Islam!

Ngomong-ngomong masalah persahabatan, boleh tidak jika saya membuat daftar sahabat utama saya? Rasanya ingin sekali menuliskan mereka di sini.

Jujur, untuk seorang Melin, mendapatkan sahabat itu hal yang paling susaaah. Kenapa susah? Banyak faktor yang menyebabkan aku susah memiliki sahabat yang benar-benar sahabat. Perlu waktu dan pembuktian.

Kata orang aku ini berpribadi supel, mudah bergaul, dst. Entah dia berbicara dengan data dari manaaaa, yang jelas rasanya yang dia sebutkan itu bukan lah aku.

Aku amat introvert. Sahabat yang akan kutulis namanya di sini lah yang mengatakan aku supel, dkk. Ahahaha. Saat dia mengatakan aku orangnya supel, aku heran dan gak percaya. Bahkan sempat berpikir kalau dia mengatakan itu sekedar untuk menghibur aja. Tapi, kata-kata tersebut bukan sekali dua kali terucap dari mulutnya, berulang kali. Dan, aku yakin itu bukan becanda atau untuk menghibur #jleb.

Oleh karena itu, saat aku akan menuliskan tentang sahabatku, itu sesuatu yang amajing banget. Jadi pengen teriak, "Cieee, akhirnya Melin punya sahabat jugaaa."

Ini adalah hal yang amajing untuk seorang Melin. Well, hanya Allah yang tau siapa aku, hehe.
Yup, itu artinya mereka adalah orang-orang yang berhasil tersaring waktu dan aku lah orang yang paling beruntung dapatkan mereka.

Sebagai orang yang introvert dan susah percaya sama orang, mereka orang yang cukup baik mau setia berkawan. Kawan satu frekuensiku.  Untuk seorang introvert sepertiku punya sahabat awet kayak mereka adalah keajaiban. Dan hal hebatnya dari mereka adalah mereka adalah orang-orang sabar, mau menerima kurang lebihnya aku. Ok, let's check it out. Siapa sajakah mereka?

1. Nobita

Sahabatku yang mendapat tropi 'best of the best' adalah Nobita. Aku menamainya Nobita soalnya nama asli dia gak jauh beda sama nama panggilan salah satu karakter di film kartun Doraemon. Nama aslinya Novita Aprianti. Lahir di Pandeglang, 16 November 1991 (maap aja dah kalau salah, Nob). Dia sobatku dari kecil. Teman SD, teman ngaji, teman SMP, dan teman sampai sekarang.

Dia sempat pindah-pindah rumah. Zaman SD-SMA dia di Pandeglang, lulus SMA dia pindah permanen ke Tangerang. Semasa SMA kami beda sekolah. Alhasil, the last kebersamaan kami adalah masa SMP. Setelahnya, gak ada kebersamaan lagi. Ada pun berasa hambar. Nobita dan aku sama-sama punya teman baru.

Tapi, Allah mempertemukanku lagi sama dia di sini, di kota ini, sebut saja namanya Bintaro. Lokasiku dan tempat tinggalnya lumayan tidak jauh, jadi alhamdulilah berkat kemajuan teknologi, komunikasi dan transportasi memudahkan kami bertemu kembali.

Tentu keadaan kami sudah berbeda. Nobita udah jadi perempuan dewasa dan dia sudah mature . Tapi, sedewasa dewasanya dia kalau udah ketemu CS-nya (aku) gila lah kami. Tobat kemudian. Fiuh.

Berbekal masa lalu yang seru, saat bertemu kami selalu mengenang masa itu. Gak jarang ketawa sampai sakit perut.

Nobita juga jago bawa motor, alhasil aku sering diajak dia jalan-jalan pake itu motor. Selain udah jago motor, selama jadi anak Tangerang, dia ini juga gaul banyak jalan ke sana ke mari. Gak heran, aku sering juga diajak ke sana ke mari. Alhamdulilah, gak pernah nyasar.

Kalau sama dia, udah kayak keluarga sendiri. Keluarganya aku kenal dan aku lumayan akrab dengan mereka. Lucunya adalah dia nyeritain aku berikut kisah-kisah masa kecilnya ke suaminya (Nobita sold out). Alhasil, saat ketemu tempo dulu di kali tanpa sengaja, dengan bahagia dia berkata, "Ini si Imelda yang sering aku ceritain itu." Gak usah dibayangin muka si Imeldanya, deh. Jelas dia melongo untuk beberapa saat, hiks.

Tapi, ya itu lah dia. Gak pernah lupain sedikit pun kenangan kecilnya bersamaku. Aku pun sama. Nobita emang keren, deh.

Saat ketemu tuh selalu aja ketawa-ketawa. Dan hal yang diketawain pun hanya kita berdua yang tau dan paham. Masalah sepele, seperti meragain omongan dengan logat Sunda kampung sendiri. Aduh, itu aja buat kita mah udah ngocol bingitsss. Ketawa bisa sampe beberapa menit. Entah di mana letak lucunya pokoknya hanya kami yang tau, hihi.

Tinggal di kota orang pun berasa gak sendiri, sebab ada sahabat yang satu ini. Alhamdulilah, I'm not alone, Guys.

2. Nurjanah Azzahra

Begitu lah nama fesbuknya. Bunga Azzahra cahaya surga #asekkk. Dia mojang Subang satu tahun di bawahku. Pertama kenal di organisasi kepenulisan Alqolam. Sama-sama anak baru di organisasi. Sebelumnya gak akrab-akrab banget sampai tiba masa di mana aku bertetanggaan kosan dengannya.

Saat menyusun skripsi aku pindah kosan. Awalnya aku ngekos di Gerlong tapi karena mencari yang perbulan aku hengkang dari Gerlong (tempat seribu satu malam #halah) ke Negla Makmur Jaya Sentosa di daerah terminal Ledeng yang sepi dan sunyi. Cocok banget buat nyekrip. Jauh dari bisingnya dunia #halah. Saat itu lah kami akrab. Ke mana-mana bersama. Ke kampus, nyari makan, jalan-jalan, pokoknya segala hal dilakukan bersama.

Hampir lima bulan ngekos di Negla dan selama itu pula kami bersama. Waktu nunggu diwisuda, aku habiskan untuk bekerja di DT, selama itu pula kesetiaan Ika #alah tampak sebagai seorang adik yang baik. Sering banget nemenin kerja, nungguin pulang, dan juga bantu kerja kalau lagi remvong (kalau gak salah).

Kerja di Gerlong pulang ke Negla itu butuh perjuangan banget. Kalau sendiri kerasa capeknya, soalnya daerah Negla agak nanjak jadi suka kerasa ngos-ngosannya kalau gak sambil ngobrol. Kalau bareng sama cewek satu ini, perjalan pulang kerja yang letih, dingin (pulangnya abis isya), dan ngantuk selalu gak berasa soalnya sepanjang jalan kita suka ketawa dan ngobrol ngalor ngidul kagak jelas. Hahaha. Ya, tema yang diobrolin pun gak jauh dari kehidupan, kerja, kuliah, hubungan sesama manusia, dll.

Saat aku meninggalkan Bandung, dia lah yang paling pedih hatinya. Butuh waktu beberapa bulan buat dia beradaptasi tanpaku #apapisyan. Ini serius, tanya Ikanya, deh. He.

Kata Ika, "Teteeeeh, Ika mah pengen pergi aja akh dari Bandung."
Aku seringnya jawab, "Eleuh, naha atuh?" "Terlalu banyak kenangan kita, Teh. Di mana-mana ada kenangan kita."

Tepok jidat dan emang bener, sih. Pasti pedih jadi dia. Untung lah masih ada WA, masih bisa bersua dan gila-gilaan walau gak bisa segila pas bersama.

Sabar ya, Nduk. Kalau Allah ridha, kita pasti akan ketemu lagi. Harus banyak-banyak berdoa biar diridhai Allah.

Sekarang Ika lagi riweuh nyusun skripsi. Semoga dipermudah Allah, ya. Dan, dia udah nge-tag agar aku datang pas wisudanya. Bismillah, semoga bisa, Nduk!

3. D'kha Harlina

Begitu lah (lagi-lagi) nama fesbuk sahabatku yang ketiga. Dia orang Majalengka. Anak kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Kita dipertemukan dalam sebuah organisasi. Dulu aku pernah dapat beasiswa dari sebuah lembaga, sebut saja nama lembaganya DPU DT yang menyaring ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di sekitar Bandung.

Alhamdulilah, aku lolos dan dia pun lolos. Kami berteman. Dia orangnya asyik. Semangatnya bagus dalam meraih ilmu tapi juga sama-sama pemalu.

Teh Dewi, aku menyebutnya begitu adalah temannya temanku juga. Selain menjadi akrab karena satu naungan, aku juga sebelumnya sudah kenalan sama Teh Cudew. Itu lah awal keakraban kami.

Teh Cudew suka melucu sama kayak aku. Suka melawak juga. Dia tipe orang yang punya kedominanan di otak kanan sama kayak aku (deui). Mungkin itu lah kenapa kita dengan mudah bisa akrab, hehe.

Pahit manis kehidupan kami rasakan bersama. Banyak hal kami bagi. Suka dan duka. Semangat dan amanat. Pun nasehat yang keramat. Semenjak Teh Dewi sold out, memang intensitas kami berkurang dalam berkomunikasi.

Tapi, itu malah yang jadi penyebab kerinduan dan rasa syukur sudah punya teman-teman hebat ini hadir.

Teh Dewi adalah pengantin baru (cihuy). Dia orang yang terbuka. Apa-apa suka cerita. Tapi, hebatnya dia tau apa yang perlu diceritakan dan tidak. Saloet, Qaqa.

Sampai detik ini, pertemuan di bawah naungan DPU itu membawa kami pada ukhuwah indah yang penuh kasih dan doa. Ukhuwah yang begitu mempesonakan jiwa.

Semoga Allah terus memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita, ya.

Itu lah tiga sahabat favoritku di dunia. Masih ada mungkin, tapi belum sampai maqom mereka.

Akhirul qalam, udah dulu, ya. Semoga Allah senantiasa menjagai, menjayai, dan menyayangi sahabiyah-sahabiyahku. Alhamdulilah punya kaliaaan, yang selalu mendoakanku dengan ketulusan. Sungguh, doa indahmu itu akan kembali lagi kepadamu. 😊

Barakallah, Gais!

Assalaamualaykum wr.wb.

Comments

Popular posts from this blog

Housewife Vs Homemaker

Housewife vs Homemaker? Apa ini? Dalam Bahasa Inggris, profesi IRT alias Ibu Rumah Tangga biasa disebut housewife . Karena ilmu bahasa Inggris saya nihil, jadi saya gak tau kenapa orang Inggris menamakan IRT itu dengan sebutan housewife ? Sebuah kata yang terdiri dari dua suku kata, "rumah" dan "istri". Kalau dibolehin untuk ngasih opini dari kelas sudra saya, mungkin maksudnya adalah seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah. Wah, keren. Lebih lengkapnya bisa mungkin cari di kamus EOD, Gais. Daripada penasaran, hehe. Gak salah memang kalau seorang IRT diartikan sebagai seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah, sebab memang begitu lah kenyataan yang sering terjadi di masyarakat. Namun, karena bahasa punya sifat inovatif, di mana dia bisa berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, bisa jadi kosakata housewife  dapat digantikan perannya menjadi homemaker . Wah, apa itu? Istilah homemaker  tercetu

Belajar Bahasa Jepang Sehari-hari

Di Rumah Orang Jepang biasanya sesaat setelah mereka bangun pagi, akan langsung menyapa keluarganya. Dengan ucapan selamat pagi, "Ohayou" . Mereka akan saling mendahului untuk menyapa dengan ucapan ini. Mari kita mulai percakapannya! Sakura : "Ohayou" Okaasan : "Ohayou" Otousan : "Ohayou" Kenta (Imouto) : "Ohayou" Sakura : Hayaku okiru ne, Kenta ha." Okaasan : "Sou ne. Kyou otona ni nattakara ne." Kenta : "Nande sore. Kyou shiken ga attakara." Otousan : " Yoku ganbatte ne . Jaa, ikanakya. Ittekimasu . " Okaasan : "A, itterashai ." Kenta to Sakura : " Itterashai ." Terjemahan Sakura : "Pagi." Ibu : "Pagi." Ayah : "Pagi" Kenta (adik laki-laki) : "Pagi." Sakura : "Kenta bangunnya cepet ya." Ibu : "Iya ya. Karena sekarang ma udah gede." Kenta : "Apaan sih. Aku bangun cepet karena ada ujian hari in

Ingin Seperti Amoeba

Amoeba. Pertama kali mendengar nama makhluk ini yakni ketika duduk di bangku SMA dalam pelajaran Biologi, ah entah SMP, ya, saya lupa, hehe. Guru Bilogi saya berkata bahwa amoeba adalah makhluk kecil yang berkembang biak dengan cara membelah diri. Wow. Menarik. Satu dari sekian makhluk ciptaan Allah SWT yang dahsyat! Taken by Google Saya suka pelajaran biologi, jadi jangan heran kalau masih agak ingat tentang pelajarannya (ah sombong), ups, tentunya ini berkat pertolongan Allah 'Azza wa Jalla. S aya bukan ahli biologi dan tidak akan membahas secara panjang lebar terkait makhluk kecil yang dahsyat ini. Saya ingin memetik hikmah indah dari apa yang sudah Allah SWT limpahkan kepada makhluk kecil tersebut. Sungguh benar bahwa dalam setiap penciptaan langit dan bumi terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi hamba yang mau berfikir dan semua ciptaan-Nya tidak ada yang sia-sia (cek Surat Al Imran ayat 190-191). Membelah diri adalah kemampuan yang dianugerahkan Allah SWT untuk