Pas SD, kalau kalian ditanya tentang cita-cita, jawabnya apa? Pasti deh kebanyakan jawabnya mau jadi dokter. Ngaku! Hmmm, ya wajar, sih. Dokter kan pekerjaan yang paling mulia. Pekerjaannya bisa membantu orang yang sedang sakit. Suatu profesi yang diliat dari pakaiannya aja udah kece. Pokoknya kalian gak salah milih jadi dokter, sebab memang dokter adalah profesi paling keren, tinggi, dan hebat.
Tapi, apakah semua pekerjaan tidak ada yang sekeren profesi dokter? Yakin? Kalau kita telaah lagi Alquran, ternyata Alquran punya pandangan yang berbeda, lho! Wah, apa sih?
Ternyata menurut Alquran dan Hadits, pekerjaan paling mulia itu adalah seorang dai. Kalian tentu tau apa itu dai, kan? Yeps. Dai adalah seorang mubaligh, seorang pendakwah, orang yang diberi kemampuan Allah untuk menyampaikan ayat-ayat Allah, hadits, dan ajaran Islam. Sungguh profesi ini lah yang di mata Allah sebagai profesi yang paling mulia. Gak heran, seorang Zakir Naik pun rela melepaskan profesi paling kerennya sebagai dokter dan berpindah menjadi seorang penceramah. Subhanallah.
Menjadi seorang penceramah itu gak gampang, lho. Itu tugas super berat. Kita harus melakukan dulu sebelum kita menyampaikan hal ke jamaah. Jangan sampai istilah "Kaburo maktan" yang di QS. Asshaff ayat 2-3 tersemat ke dalam diri kita, hiyyy. Sereeem. Sejatinya, seorang dai yang dirindu akhirat adalah dia yang dapat menyampaikan sesuatu dan dia pun belajar untuk melakukannya. Itu lah sebaik-baik dai.
Sungguh berat. Tapi ternyata profesi dan kemampuan seorang dai ini mustinya dimiliki oleh setiap manusia yang punya titel muslim. Sebab Rasulullah pernah bersabda dalam sebuah hadits yang berbunyi, "Sampaikan lah walau satu ayat" (HR Al-Bukhari 3/1275 no 3274). Sungguh, sejatinya Rasulullah bukan membebani umatnya untuk jadi dai semua, tapi itu artinya setiap kita harus lah dapat mengaplikasikan ajaran Islam yang indah dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, ketika kita melihat suatu kejanggalan dalam berkehidupan, kita dapat menasehati kawan dengan sesuatu yang kita sendiri sudah melakukan dan merasakannya. Siapa setuju kalau menasehati dengan sesuatu yang "based on true story" nasehat itu bakalan nempol di kening kawan yang kita nasehat? Setau saya sih begitu, hehe.
Wah, jadi intinya kita harus berlatih mengaplikasikan ajaran Islam dalam kehidupan kita agar kita bisa menjadi hamba-Nya yang baik. Amin. Hehe.
Wah, jadi intinya kita harus berlatih mengaplikasikan ajaran Islam dalam kehidupan kita agar kita bisa menjadi hamba-Nya yang baik. Amin. Hehe.
Comments
Post a Comment