Skip to main content

Pesan untuk Ananda

Ananda, ini ada pesan. Pesan ini amat spesial, karena ditulis saat Ibu masih muda. Bahkan teramat muda, jika dibandingkan dengan usia bumi kita. Pesan ini gak terlalu berat. Bahkan mungkin sangat ringan. Pesan yang pernah Ibu dengar dari guru Ibu. Pesan yang sampai saat ini masih Ibu pelajari. Tidak usah terburu-buru, karena belajar itu berproses, tak harus instan.

Pesan itu terlalu sedikit dan singkat. Untuknya, Ibu perpanjang prolognya. Mungkin, kamu bertanya, "Kenapa harus menulis judul ini dengan tulisan itu? Padahal bisa saja dengan pilihan kata apa pun."

Iya, maafkan lah Ibu, hei Nak. Terlalu banyak nasehat yang ingin sekali Ibu sampaikan padamu, dari duluuuu. Ibu pendam, ibu simpan, di hati. Tapi, ternyata menantikanmu adalah masa yang cukup panjang. Sedangkan waktu terus berputar mengolah usia Ibu menjadi semakin biru. Memori yang harus nempel di hati dan syaraf Ibu semakin bertambah. Ibu takut meluap dan akhirnya lenyap. Sungguh, Ibu takut kehilangan segalanya. Untuknya, daripada hanya disimpan dalam jiwa, lebih baik dituangkan dalam tulisan. Kelak, tak hanya kamu yang ternasehati, tapi dunia juga.

Baik, sudah cukup panjang prolognya. Mungkin lebih tepat kalau disebut Ibu ngomong sendirian. Ah. Ibu gak peduli, Nak. Lebih baik dari pada berbuat dosa.

Pesan itu disampaikan oleh guru Ibu dengan hati. Ibu kemudian bertanya-tanya, apakah Ibu bisa menyampaikannya juga dengan hati? Sama seperti guru Ibu. Tolong doakan, ya!

Dan, ini lah nasehatnya.

"Dan beliau ... Menulis itu dalam keadaan gak punya rasa dengki terhadap siapa pun, gak punya kebencian terhadap apa pun. Hatinya begitu ikhlas. Beliau menulis dalam keadaan hatinya ikhlas, bening, baik. Makanya tulisannya begitu enak dibaca, nikmat, tenang."

Itu lah pesannya. Pesan yang sangat berharga bagi Ibu si doyan nulis. Nasehat berharga untuk kita semua sebagai pecinta Allah. Tak ada yang dapat Ibu sampaikan lagi. Malam sudah semakin larut. Lelah pun sudah lama hinggap. Rasa ngantuk sudah tumpah memenuhi raga. Salam untuk angkasa yang gelap dari pecinta cinta.

Comments

Popular posts from this blog

Housewife Vs Homemaker

Housewife vs Homemaker? Apa ini? Dalam Bahasa Inggris, profesi IRT alias Ibu Rumah Tangga biasa disebut housewife . Karena ilmu bahasa Inggris saya nihil, jadi saya gak tau kenapa orang Inggris menamakan IRT itu dengan sebutan housewife ? Sebuah kata yang terdiri dari dua suku kata, "rumah" dan "istri". Kalau dibolehin untuk ngasih opini dari kelas sudra saya, mungkin maksudnya adalah seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah. Wah, keren. Lebih lengkapnya bisa mungkin cari di kamus EOD, Gais. Daripada penasaran, hehe. Gak salah memang kalau seorang IRT diartikan sebagai seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah, sebab memang begitu lah kenyataan yang sering terjadi di masyarakat. Namun, karena bahasa punya sifat inovatif, di mana dia bisa berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, bisa jadi kosakata housewife  dapat digantikan perannya menjadi homemaker . Wah, apa itu? Istilah homemaker  tercetu

Belajar Bahasa Jepang Sehari-hari

Di Rumah Orang Jepang biasanya sesaat setelah mereka bangun pagi, akan langsung menyapa keluarganya. Dengan ucapan selamat pagi, "Ohayou" . Mereka akan saling mendahului untuk menyapa dengan ucapan ini. Mari kita mulai percakapannya! Sakura : "Ohayou" Okaasan : "Ohayou" Otousan : "Ohayou" Kenta (Imouto) : "Ohayou" Sakura : Hayaku okiru ne, Kenta ha." Okaasan : "Sou ne. Kyou otona ni nattakara ne." Kenta : "Nande sore. Kyou shiken ga attakara." Otousan : " Yoku ganbatte ne . Jaa, ikanakya. Ittekimasu . " Okaasan : "A, itterashai ." Kenta to Sakura : " Itterashai ." Terjemahan Sakura : "Pagi." Ibu : "Pagi." Ayah : "Pagi" Kenta (adik laki-laki) : "Pagi." Sakura : "Kenta bangunnya cepet ya." Ibu : "Iya ya. Karena sekarang ma udah gede." Kenta : "Apaan sih. Aku bangun cepet karena ada ujian hari in

Asmaul Husna*

Saat mendengarkan iklan di radio MQ FM, saya terkesan oleh salah satu lagu di dalamnya. Lagu itu menyanyikan 99 nama-nama Allah yang baik dan agung, yakni Asmaul Husna. Lalu sadar kalau laguitu sangat menyentuh hati saya, saya buru-buru merekamnya. Dan lalu saya menangis ketika mendengarkannya. Alhamdulilah. Sudah dua minggu semnejak saya mendapatkan lagu baik itu. Lalu saya ingin sekali mengikuti lagu tersebut. Namun saya terbatas karena belum hafal lirik lagunya. Dengan beberapa kali mendengarkan lagu itu, saya pun menulis liriknya yang semoga sesuai dengan lagu tersebut. Saya masih belum tahu siapa gerangan sang biduannya. Mungkinkah Sami Yusuf? Hemm. Siapapun dia, semoga Allah menjaganya dengan sebaik-baik perlindungan ^^ Bdw, ini lanngsung saja saya lampirkan liriknya. Siapa tahu kalian sudah  punya lagunya tapi belum tahu liriknya. Hehe. Mari kita sharing . Yang bisa nyanyiin lagunya, ayo nyanyikan! Ya Allah...4x Ya Allah...4x Allahu antal malikul quddus... Wal jabbarul