Skip to main content

Melahap Sekeping Malam

Dentuman gluduk masih samar-samar terdengar di kejauhan. Bersama rintikan hujan yang hampir hilang, malam ini masih menyisakan beberapa rasa dan harapan. Tidak seperti malam-malam sebelumnya, riuh rendah gelora harapan seakan berlarian ingin hinggap ke luar. Mengetuk-ketuk gerbang, ingin terluahkan.

Kadang aku ingat ucapan murobbi, "Why you (dunya) should know about me?" Ya, rasanya buat apa kita perlu menunjukan sesuatu sama dunia? Buat apa? Toh, dunia ini fana. Dunia ini di mata Allah tiada berharga. Dunia ini hanya jadi tempat kita nyiapin bekal hidup untuk kehidupan yang sesungguhnya. Kenapa kita harus serba ngasih tau sama dunia? Kenapa?

Kalau dunia ini setidak berharga itu di mata Allah, apa kabar surga yang dikhususkan bagi orang yang sukses diuji di dunia? Dunia saja yang bagi Allah tidak berharga seeeindah ini, apa kabar surga yang begitu berharga, yang sudah Allah siapkan untuk hamba-hamba-Nya yang lolos ujian harta, tahta, dan wanita di dunia? Gak salah kalau Rasulullah pernah ngegambarin surga dengan mengatakan kalau surga itu kita bisa melihat sesuatu yang tidak pernah terbesit di alam pikiran kita, yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya, dll.

Kalau dunia yang tidak berharga di mata Allah ini sudah membuat kita lalai, sungguh rugi sekali. Soalnya, di akhirat sana masih banyak pesona-pesona alam lain yang masih belum kita eksplor.

***

Saat kita melihat Raja Ampat, terbuai lah kita akan keindahan alam yang indah di sana. Betapa indah ciptaan Allah pada tempat yang bernama bumi, planet ketiga di tatasurya yang di mata Allah tiada berharga.

Mungkin, mata kita akan semakin terbelalak, hati terasa tentram, dan pikiran serasa melayang saat kita melihat negeri di belahan benua Eropa sana, sebut saja Switzerland yang sungguh indah. Gunung-gunung tinggi gagah kokoh berdiri. Bentangan sungai yang suci mengalir membawa kesejukan, bentangan ladang yang tertiup angin nan syahdu. MasyaAllah, kita pasti akan terbuai akan keindahan alam yang indahnya begitu sempurna.

Itu masih sedikit cuplikan keindahan di beberapa tempat. Sedangkan masih jutaan atau bahkan milyaran tempat yang belum kita ungkap dan bicarakan.

Itu adanya di bumi yang kita injak ini, lho. Bumi yang biasa kita tinggali. Bumi yang di mata Allah sama sekali tidak berharga. Bumi yang harusnya jadi ladang amal kita untuk hidup di kehidupan yang sebenarnya.

Ah. Alangkah dungunya kita jika termasuk ke dalam orang-orang yang terlalaikan oleh kehidupan dunia. Indahnya pesona alam di dunia harus jadi jalan kita semakin dekat kepada Allah dan akhirat. Hebatnya ciptaan Sang Pencipta harusnya jadi jalan untuk kita jadi pengkhidmat atas kehidupan ini. Sungguh, dunia tidak berharga di mata Allah. Kehidupan akhirat lah yang nyata. Hidup kita sekarang hanya sementara, kehidupan akhirat lah yang selamanya.

Gemerlap dunia bukan lah harta yang sejati, tetapi amal ibadah yang penuh keikhlasan lah kunci terhakiki. Hidup bergelimang harta jika tanpa iman yang nyata adalah kerugian yang sempurna, sedangkan hidup bersahaja dengan ditemani keyakinan sempurna pada Sang Pencipta adalah sebenar-benarnya kehidupan yang kaya.

Seperti hamparan samudera yang semakin ke tengah warnanya semakin biru, maka begitu pun dengan kehidupan kita. Semakin usia kita membiru, maka semakin banyak pula tantangan hidup yang harus kita hadapi dan lalui.

Namun, walau semakin membiru dan ujian semakin dalam di depan, Allah sudah mengirimkan pula ribuan pertolongan untuk membantu kita. Kita sejatinya tidak pernah benar-benar sendiri, alam pikiran kita dan hati yang ditutupi duniawi lah yang membuat kita merasa seperti sendiri hidup di bumi.

Kalau jiwa merasa pedih karena kesendirian, maka sejatinya kita sedang menghilang dari kedekatan bersama Allah. Allah selalu ada untuk kita. Tidak pernah pergi. Kita yang pergi.

Allah, pasir yang putih, laut yang biru, gunung yang menjulang, semoga menjadikanku seorang yang selalu membaca tanda kebesaran-Mu.

Kau lah Sang Penguasa. Aku lah yang sering menbinasakan diriku.


Comments

Popular posts from this blog

Housewife Vs Homemaker

Housewife vs Homemaker? Apa ini? Dalam Bahasa Inggris, profesi IRT alias Ibu Rumah Tangga biasa disebut housewife . Karena ilmu bahasa Inggris saya nihil, jadi saya gak tau kenapa orang Inggris menamakan IRT itu dengan sebutan housewife ? Sebuah kata yang terdiri dari dua suku kata, "rumah" dan "istri". Kalau dibolehin untuk ngasih opini dari kelas sudra saya, mungkin maksudnya adalah seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah. Wah, keren. Lebih lengkapnya bisa mungkin cari di kamus EOD, Gais. Daripada penasaran, hehe. Gak salah memang kalau seorang IRT diartikan sebagai seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah, sebab memang begitu lah kenyataan yang sering terjadi di masyarakat. Namun, karena bahasa punya sifat inovatif, di mana dia bisa berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, bisa jadi kosakata housewife  dapat digantikan perannya menjadi homemaker . Wah, apa itu? Istilah homemaker  tercetu

Belajar Bahasa Jepang Sehari-hari

Di Rumah Orang Jepang biasanya sesaat setelah mereka bangun pagi, akan langsung menyapa keluarganya. Dengan ucapan selamat pagi, "Ohayou" . Mereka akan saling mendahului untuk menyapa dengan ucapan ini. Mari kita mulai percakapannya! Sakura : "Ohayou" Okaasan : "Ohayou" Otousan : "Ohayou" Kenta (Imouto) : "Ohayou" Sakura : Hayaku okiru ne, Kenta ha." Okaasan : "Sou ne. Kyou otona ni nattakara ne." Kenta : "Nande sore. Kyou shiken ga attakara." Otousan : " Yoku ganbatte ne . Jaa, ikanakya. Ittekimasu . " Okaasan : "A, itterashai ." Kenta to Sakura : " Itterashai ." Terjemahan Sakura : "Pagi." Ibu : "Pagi." Ayah : "Pagi" Kenta (adik laki-laki) : "Pagi." Sakura : "Kenta bangunnya cepet ya." Ibu : "Iya ya. Karena sekarang ma udah gede." Kenta : "Apaan sih. Aku bangun cepet karena ada ujian hari in

Asmaul Husna*

Saat mendengarkan iklan di radio MQ FM, saya terkesan oleh salah satu lagu di dalamnya. Lagu itu menyanyikan 99 nama-nama Allah yang baik dan agung, yakni Asmaul Husna. Lalu sadar kalau laguitu sangat menyentuh hati saya, saya buru-buru merekamnya. Dan lalu saya menangis ketika mendengarkannya. Alhamdulilah. Sudah dua minggu semnejak saya mendapatkan lagu baik itu. Lalu saya ingin sekali mengikuti lagu tersebut. Namun saya terbatas karena belum hafal lirik lagunya. Dengan beberapa kali mendengarkan lagu itu, saya pun menulis liriknya yang semoga sesuai dengan lagu tersebut. Saya masih belum tahu siapa gerangan sang biduannya. Mungkinkah Sami Yusuf? Hemm. Siapapun dia, semoga Allah menjaganya dengan sebaik-baik perlindungan ^^ Bdw, ini lanngsung saja saya lampirkan liriknya. Siapa tahu kalian sudah  punya lagunya tapi belum tahu liriknya. Hehe. Mari kita sharing . Yang bisa nyanyiin lagunya, ayo nyanyikan! Ya Allah...4x Ya Allah...4x Allahu antal malikul quddus... Wal jabbarul