![]() |
| Taken by Google |
"Katanya dia pengen nyelesain masalah sama Bu Melin."
Aku terhenyak sepersekian detik. Masalah? Hmmm. Masalah apa, ya? Aku keheranan sendiri. Tak lama dari itu aku segera menemui seseorang yang merasa punya masalah denganku :D
"Ada masalah apa?" Aku mencoba tetap cool.
"Bu Meliiin. Si R kenapa selalu nyebarin masalah, siiih?"
Lhaaa. Lagi-lagi aku keheranan dan masih belom mudeng sama permasalahan yang sedang terjadi di antara aku dan si T. Dengan cepat dan didukung oleh temannya yang bongsor, gadis kecil bernama T itu menjelaskan banyak hal tentang kejadian di kelas. Dia menyalahkan si R yang menurutnya suka menyebarkan masalah. Padahal aku gak dengar si R melaporkan permasalahan T. Dia juga marah karena aku katanya 'marahin' dia gara-gara laporan si R, hihi, padahal sebenarnya itu memang tanggung jawab T.
Hmmm. Aku diam dan terus mengikuti alur pembicaraan dengan sesekali meluruskan yang salah. Dan, benar. Inti masalahnya adalah bukan permasalahan yang sudah terjadi di kelas tadi. Tapi ... karena kecemburuan hati T yang ditinggal duluan pergi ke aula olehku #eeeee #ngakak #ketawadeh.
Sebenarnya T ini cemburu aku dekat dengan anak-anak lain, apalagi pelukan sama adik-adik kelas satu yang masih lucu-lucu. Masalah gelendotan, masalah digendong, dipangku, dll juga malah dibuka dan dibahas sama itu si T dan si bongsor, ini apa coba. Jadi, intinya aku katanya pilih kasih terhadap anak. Eleuhhh. Padahal mah aku tiap hari dengan susah payah berusaha untuk netral, tapi memang susah #ups #peace.
Akhirnya, setelah aku beri penjelasan kepadanya, bahwa aku menggendong si R, si N, or si si yang lainnya, sebab tubuh mereka itu ringan dan sangat gendongable. Dan, untuk adik kelas satu, "Ya Allah, kaliannnn, mereka kan adik kelas kalian. Kenapa harus marah Ibu deket sama mereka?" Bener-bener gak habis pikir sama mereka berdua ini, hadeuh. Greget, deh ah, wkwk.
Teman T yang badannya lumayan bongsor pun tak pelak aku jadikan perumpaan.
"Eh, coba pikir, ya. Kalau Ibu gendongin kamu, sama dia, bisa-bisa badan Ibu yang rontok dan kita jatuh bersama. Piyeee?" Mereka ketawa aja tanpa dosa -____- hihi.
Alhamdulilah, setelah aku jelaskan dan klarifikasi mengenai hal itu, dia paham dan mulai turun emosinya, hehe. Daaaan, permasalahannya usai, horeee! :D Lucu banget, kan kelakuan anak-anak? Haruuuh, wkwk. Segitu aja kisah hari ini. Yuhu, daaadaaah.

Comments
Post a Comment