Saat jemari ini mulai menari dalam alunan kata, sesungguhnya jiwaku tengah berair, yang kemudian air itu menggenang begitu saja di kedua kelopak mataku.
Aku bukan sedang meratapi kehidupan, tetapi nafas kebahagiaanku yang tak terbendung.
Sayup lembut syair yang syahdu terhempas begitu saja ke udara. Jantung yang berdetak biasa pun berubah menjadi semakin syahdu, sebab syair-syair yang terlantun adalah syair yang memukau.
Sejenak alam pikiranku terpekur. Menerjang waktu. Mengingatmu. Mengingat banyak hal. Mengantarkanku kepada perasaan bahagia, jika seandainya ada dirimu di tengah-tengah kami.
Syair itu adalah syair tentang Rasulullah. Jiwaku berair. Mengingatnya. Pikiranku melanglang buana. Kau sungguh indah. Keindahanmu mengawet. Tak terhalang waktu.
Ya Rasul, aku jadi terpikir, betapa indahnya syair-syair indah ini, jika kuperdengarkan kepada anakku! Betapa makin berair jiwaku, dapat mengenalkan secuplik keindahanmu kepada mereka!
Betapa tiba-tiba aku menjadi seorang Ibu yang bijak, kala aku mendengarkan syair tentangmu. Nasehat demi nasehat terluah begitu saja. Laiknya para generasi setelahmu dan setelahmu yang menjadi bijak sebab teramat mencintai Rasul-Nya dengan ketulus ikhlasan.
Duhai Rasul! Kau tuntunan kami. Waktu demi waktu masih akan kami lewati di bumi. Ya, tanpa sosokmu. Tapi, kami punya kecintaan kepadamu. Dan, anak-anakku, kuharap adalah insan-insan yang paling dahsyat cintanya kepada Allah dan kepadamu.
Dapat mengepakan sayap akhlakul karimah-nya dalam setiap langkah, seperti dirimu.
Sungguh, kerinduan yang terus menerus menariki jiwaku adalah sebab agung dan indahnya akhlakmu.
Jiwa berair kala mengingatmu, hati berair kala mendengar namamu, saraf-saraf mengendur seketika sebab mendengar keindahan dan keagunanmu.
Ya Rasul, sesungguhnya aku belum melihat sesuatu yang aku bahagia kala melihatnya, tapi aku sekuat mungkin yakin bahwa kelak aku akan melihatnya. Ya Rasul, salam alaika untukmu. Sematkan Rabbi, akhlakul karimah kekasih-Mu kepada anak keturunanku. Tusukan keindahan akhlak Rasul-Mu kepada hati-hati mereka. Hingga tak ada rongga untuk keburukan.
Ya Allah, penuhi lah hatiku dengan nasihat indah yang dapat menentramkan dan mendewasakan keturunanku. Sesungguhnya, Luqman adalah seorang yang amat cinta Allah dan Rasul-Nya. Dan dia adalah sebaik-baik sosok orang tua setelah Nabi Ibrahim, dan tak kudapati dirinya kecuali memenuhi keturunannya dengan butiran nasihat indah.
Alhamdulilah, telah kudendangkan jemari hingga menjelma menjadi kata-kata atas nama bahagia sebab jiwaku berair setelah diperdengarkan syair tentang manusia super indah nan agung.
Alhamdulilah, i love my prophet Muhammad, he's so beautiful more than a full moon night! Love you, ya Rasool.
Comments
Post a Comment