![]() |
Ibnu Rusyd-ers |
"Gitu, lo, Bu." Bu Ayu berkisah penuh antusias saat di kantin kepadaku. Mendengar itu aku sedikit shocked dan sedikit terharu juga. Sebab, memang selama tiga dekade ngawas UTS di sekolah ini, aku belum pernah ngawas di kelas mereka. Wah.
Awal kisah perkenalanku dengan Ibnu Rusyd-ers adalah saat mereka tampil di Student Performs di aula. Kelas mereka menampilkan kisah yang pernah tayang di bioskop-bioskop tanah air. Sebut saja judulnya, "Hafalan Salat Delisa." Terkesan dengan penampilan sang tokoh Delisa dan kawan-kawannya, setiap kali aku bertemu dengan mereka di aula, aku selalu memanggil Aiska dengan sebutan Delisa.
"Delisaaa." Begitu aku selalu memanggilnya. Dia selalu tersenyum ceria dan bahagia, cantik sekali. Dan aku sukaaaa sekali kepadanya, huhu. Aku tidak menyangka sikapku yang sederhana itu membuatnya terkesan dan ternyata mengadu kepada fasilnya ingin diawas oleh Bu Melin.
MasyaAllah. Aku gak bahagia, malah aku makin sedih, sebab semakin banyak anak yang ketika aku resign nanti harus kutinggali. Serius, aku makin sedih. Tapi aku menikmati semuanya, bismillah aja.
Doakan Ibu, ya Nak, agar selalu bisa jadi Ibu yang baik buat kalian semuanya, i love you already!
Comments
Post a Comment