Skip to main content

Tanda Kematian

Kematian merupakan suatu hal yang pasti akan kita hadapai, sebab kita menyandang status 'makhluk hidup'. Allah menciptakan semua hal dengan berpasang-pasangan dan pasangan sejati kehidupan adalah kematian.

Mendengar kematian pasti semua jiwa merasa ngeri. Sebab, dengan merasakan kematian itu artinya kita terhenti merasakan semua hal yang berbau dunia. Kenikmatan terhenti, kebahagiaan terhenti, semuanya terhenti. 

Terlalu menyakitkan kematian itu jika kita juga terlalu mencintai kehidupan. Nyawa yang sejatinya fitrah itu sejatinya juga menginginkan kembali dengan keadaan yang fitrah. Akan tetapi rentetan hari yang dilalui di bumi seringnya membawa fitrah itu menjadi berwarna, entah semakin putih, abu-abu, atau bahkan hitam legam.

Liang lahat yang ukurannya 2x1 itu pasti gelap gulita, sebab kita berada di perut bumi yang tentu tidak akses listrik ke sana. Hanya ada akses listrik amal baik kita. Jika jiwa itu hitam legam, semakin gulita lah tempat tinggal kita. Tidak, jangan sampai itu terjadi.

Kematian perlu diingat setiap waktu sebab dia menemani setiap waktu. Kematian perlu dipersiapkan sebab dia datang tanpa kita duga. Kematian perlu dipikirkan bahkan Rasulullah menyebut umatnya cerdas bagi mereka yang mempersiapkan kematiannya. 

Orang salih zaman dulu membuat kuburannya sendiri di dalam kamarnya. Jika dia melakukan kekhilafan, segera dia masuk ke dalamnya. Setelahnya, hanya ada air mata taubat yang tiada henti. 

Betapa menyeramkan jika kematian kita yang pasti itu dihiasi oleh balasan dari amal buruk kita selama di dunia. Sungguh kembali yang sangat menyakitkan. Tidak ada yang bisa membantu sebab semuanya sudah terlambat. Tak ada investasi di bumi membuat kita sekarat berkali-kali di alam kubur.

Kehidupan di dunia yang sepertinya kekal ini hanya lah ilusi. Sungguh, Allah sendiri memandang hina kehidupan dunia, sebab orang kafir saja masih Ia berikan rezeki. Bagi mereka yang beriman pasti merindukan negeri akhirat yang kekal menyejukan.

Pasti diantara kita banyak sekali yang pernah mengingkan kematian. Entah itu karena frustasi, putus asa, dan terlalu banyak dosa. Tetapi Allah masih memberikan sejumput kesempatan kepada kita. Itu tak lain karena Rahman-Nya, agar kita bertaubat dan membersihkan kotoran kita. Kita naif, sebab meminta sesuatu yang sudah pasti terjadi. Meminta sesuatu yang tidak disegerakan atau ditunda. Benar-benar naif.

Begitu banyak tanda-tanda kematian yang Allah berikan kepada seseorang apabila dia akan menghadapi kematian. Saya tidak akan membahas satu persatu sebab di Google banyak. Saya hanya ingin menyampaikan pengalaman saya mengenai tanda kematian.

Suatu hari saya pernah ikut kajian yang rutin diadakan  oleh organisasi saya. Hari itu narasumbernya adalah teman saya sendiri. Entah kenapa dia malah nyeletuk sesuatu tentang sesuatu yang saya pakai. Saya gak paham dan tentunya sampai acara itu selesai, saya terus memikirkannya. Dan, sedikit heran. 

Waktu berlalu. Namanya sudah tidak ada lagi diingatan. Tetapi sempat tiba-tiba muncul dan menggerayangi pikiran beberapa bulan kemarin. Wajah dan namanya hadir padahal saya tidak ada urusan dengannya. Tidak lama setelah itu saya iseng mencari namanya di facebook, betapa kagetnya saya, berandanya dipenuhi dengan status dukacita. Laa ilaa haillallah. Dia sudah meninggal. Beberapa nada ucapan datang dari teman-temannya. Saya tidak tau kalau dia sudah meninggal. Kemudian alam pikiran saya mikir, "Apa kemarin itu dia muncul gara-gara ini? Ya Allah saya memaafkan apa pun kesalahan yang dia yang mau dan pernah dia lakukan kepada saya -kalau iya ada- Dan lancarkan lah kembalinya dia kepada-Mu." Semenjak itu dia sudah tak pernah datang lagi. 

Ini bukan sekali dua kali. Mungkin ini yang ketiga kalinya saya mengalami hal ini. Tapi, yang lainnya saya malas menceritakannya. Sebab saya pengen pulang dan mulai lelah mengetiknya *lhaaaa. Hihi. 

Ya Allah, berikan lah aku, keluarga, dan semua umat Islam kematian yang baik. Sehingga kami bisa dengan lancar kembali kepada-Mu. Amin.

Comments

Popular posts from this blog

Housewife Vs Homemaker

Housewife vs Homemaker? Apa ini? Dalam Bahasa Inggris, profesi IRT alias Ibu Rumah Tangga biasa disebut housewife . Karena ilmu bahasa Inggris saya nihil, jadi saya gak tau kenapa orang Inggris menamakan IRT itu dengan sebutan housewife ? Sebuah kata yang terdiri dari dua suku kata, "rumah" dan "istri". Kalau dibolehin untuk ngasih opini dari kelas sudra saya, mungkin maksudnya adalah seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah. Wah, keren. Lebih lengkapnya bisa mungkin cari di kamus EOD, Gais. Daripada penasaran, hehe. Gak salah memang kalau seorang IRT diartikan sebagai seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah, sebab memang begitu lah kenyataan yang sering terjadi di masyarakat. Namun, karena bahasa punya sifat inovatif, di mana dia bisa berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, bisa jadi kosakata housewife  dapat digantikan perannya menjadi homemaker . Wah, apa itu? Istilah homemaker  tercetu

Belajar Bahasa Jepang Sehari-hari

Di Rumah Orang Jepang biasanya sesaat setelah mereka bangun pagi, akan langsung menyapa keluarganya. Dengan ucapan selamat pagi, "Ohayou" . Mereka akan saling mendahului untuk menyapa dengan ucapan ini. Mari kita mulai percakapannya! Sakura : "Ohayou" Okaasan : "Ohayou" Otousan : "Ohayou" Kenta (Imouto) : "Ohayou" Sakura : Hayaku okiru ne, Kenta ha." Okaasan : "Sou ne. Kyou otona ni nattakara ne." Kenta : "Nande sore. Kyou shiken ga attakara." Otousan : " Yoku ganbatte ne . Jaa, ikanakya. Ittekimasu . " Okaasan : "A, itterashai ." Kenta to Sakura : " Itterashai ." Terjemahan Sakura : "Pagi." Ibu : "Pagi." Ayah : "Pagi" Kenta (adik laki-laki) : "Pagi." Sakura : "Kenta bangunnya cepet ya." Ibu : "Iya ya. Karena sekarang ma udah gede." Kenta : "Apaan sih. Aku bangun cepet karena ada ujian hari in

Asmaul Husna*

Saat mendengarkan iklan di radio MQ FM, saya terkesan oleh salah satu lagu di dalamnya. Lagu itu menyanyikan 99 nama-nama Allah yang baik dan agung, yakni Asmaul Husna. Lalu sadar kalau laguitu sangat menyentuh hati saya, saya buru-buru merekamnya. Dan lalu saya menangis ketika mendengarkannya. Alhamdulilah. Sudah dua minggu semnejak saya mendapatkan lagu baik itu. Lalu saya ingin sekali mengikuti lagu tersebut. Namun saya terbatas karena belum hafal lirik lagunya. Dengan beberapa kali mendengarkan lagu itu, saya pun menulis liriknya yang semoga sesuai dengan lagu tersebut. Saya masih belum tahu siapa gerangan sang biduannya. Mungkinkah Sami Yusuf? Hemm. Siapapun dia, semoga Allah menjaganya dengan sebaik-baik perlindungan ^^ Bdw, ini lanngsung saja saya lampirkan liriknya. Siapa tahu kalian sudah  punya lagunya tapi belum tahu liriknya. Hehe. Mari kita sharing . Yang bisa nyanyiin lagunya, ayo nyanyikan! Ya Allah...4x Ya Allah...4x Allahu antal malikul quddus... Wal jabbarul