Taken by Google |
Hampir
setiap hari mungkin kita berhadapan dengan suatu kondisi yang terkadang membuat
kita mengeluh dan mengutuki kejadian tersebut. Alangkah buruknya jika kita
menjadi salah satu dari mereka, yang mengeluh dan mengutuki sesuatu yang telah
terjadi. Itu tanda bahwa kita kurang ikhlas pada ketentuan Allah. Padahal,
semua ketentuan Allah itu baik, sebab Allah tidak akan menzalimi sedikit pun
hamba yang sangat dikasihi-Nya. Lalu, siapa yang perlu disalahkan, dong?
Sebenarnya, siapa yang memilih takdir itu? Bukannya kita sendiri, ya?
Dalam hidup ini sesungguhnya kita
punya sebuah pohon yang disebut sebagai
pohon takdir. Pohon itu memiliki batang dan dahan yang bisa kita pilih untuk
menentukan jalan mana yang akan kita ambil dalam memilih sesuatu (dikutip dari
Pohon Takdir). Sesungguhnya, kita lah yang bertanggung jawab pada semua takdir
yang kita dapat, sebab kita yang memilihnya. Allah hanya menyediakan choise alias pilihan yang bisa
diibaratkan sebagai dahan dan ranting-ranting. Dan kita yang memilih jalan A,
B, atau C. Sehingga menghasilkan takdir D, E, atau F.
Mencintai takdir berarti kita
mencintai semua ketentuan yang Allah berikan terhadap pilihan kita. Sebagai
seorang pecinta takdir, hal pertama yang tentu harus kita miliki adalah meyakini bahwa Allah adalah sebaik-sebaik
pemberi, Dia sungguh tidak akan berani memberikan kezaliman kepada hamba-Nya, kezaliman
itu diundang oleh diri kita sendiri.
Sebagai Maha Pemberi Kebaikan, Allah
hanya memberikan kita kebaikan jika kita sendiri yang mengawalinya dengan
kebaikan. Setiap takdir itu baik, tidak ada yang buruk. Jika hari ini kita
dihadapkan pada suatu kondisi yang
kurang menyenangkan, maka sesungguhnya
itu bukan sesuatu yang buruk tetapi bisa jadi sesuatu yang baik di mata Allah. Tidak semua hal buruk itu
buruk di mata-Nya, tentu kita tau teori melihat
sesuatu dari kaca mata orang lain, kan? Satu tindakan yang amat
diperlukan dalam situasi semacam ini adalah formula husnuzan. Dengan
berhusnuzan pada maksud Allah dan mengintropeksi diri, maka insyaAllah kita
telah memilih ranting dan dahan yang membawa kita pada jalur utama (pohon)
sehingga kita insyaAllah tidak akan tersesat dari jalan utama. Bisa saja kita
memilih bersuuzan dan lupa berintropeksi, itu artinya kita telah memilih dahan
dan ranting yang membawa kita jauh pada jalan utama (pohon).
Setiap takdir itu baik. Tidak ada
yang buruk. Baik dan buruk sangat tergantung pada kondisi setiap mata
memandangnya. Jika hari ini kita mendapatkan sebuah keadaan yang tidak menyenangkan, berbahagia
lah! Sebab itu artinya Allah sedang melatih kita untuk mengolah sabar dan
syukur. :)
Comments
Post a Comment