Menjelang pergantian tahun baru, aku mengajak Ibu jalan-jalan lintas kota, yakni ke Kota Serang. Rencananya, aku ingin mengajak mamake window shopping di salah satu pusat perbelanjaan di sana. Alhasil, pada hari Sabtu, kami berangkat jam delapan dari rumah ke halte. Sampai di tempat tujuan sekitar jam sebelasan.
Ada banyak kisah lucu mewarnai perjalanan kami. Perjalanan yang ditempuh dengan menggunakan bus ini memang sangat melelahkan. Sudah panas, macet pulak. Luar biasa. Karena menghadapi pergantian tahun, kondektur bus seperti biasanya dengan semena-mena menaikan tarif ongkosnya. Jengkelin! Dari yang biasanya ongkos dua puluh ribu, ini naik lima ribu! Kezel! Pas dimintain ongkosnya, aku 'ngamuk', gak terima uang mamake gak dikembalikan. Sang kondektur yang agak seram itu hanya bisa diam melihat aku memprotes tindakannya.
"Eh, Mang, kembaliannya."
"Emang segitu."
"Enggak. Jangan zalim lah."
"Emang naik."
Mamake menghalau, "Sudah-sudah."
Arggghhh!
Waktu tempuh yang biasa dua jam, kini berubah jadi tiga jam karena macet. Walhasil, dengan keadaan lelah, kami sampai di Terminal Pakupatan. Sang kondektur berteriak-teriak, "Serang abis, Serang abis." Tapi, karena tujuan kami bukan di situ, kami anteng-anteng aja. :p
Akhirnya, bus jalan mau lanjut ke Kali Deres. Baru aja beranjak, kami memberhentikan bus di tempat yang terlarang memberhentikan penumpang. Ya, aku, sih gak tau kalau daerah itu terlarang, pasalnya di situ lah pemberhentian paling dekat dengan tempat tujuanku, wkwk. Akhirnya, ya sopir, ya penumpang, pada bertanya-tanya, "Mau ke mana?" dll. Dan yang paling vokal adalah si kondektur malang itu, sepertinya dia 'balas dendam' sama aku karena tindakanku tadi pagi ke dia. Dia berteriak-teriak di belakang, super duper gak sopan!
"Huh, tadi katanya tujuannya ke Serang! Huh huh huh!"
Jengkel bukan main. Dia gak punya etika. Padahal ada orang tua. Konyol!
Aku mencoba gak peduliin teriakan dia. Kami tetap turun. Dan alhamdulilah tempat tujuan kami sudah di depan mata. Akhirnya, aku bergegas mencari ATM Gallery untuk menggesek ATM-ku.
Kami pun masuk dan menghirup suasana Mall of Serang yang baru pertama kali kudatangi. Mall sudah ramai pengunjung. Di lantai satu dipenuhi barang-barang diskon. Mata Emakku sudah terpikat aja sama salah satu barang yang terpampang di sana, yakni tas. Beliau milih-milih di sana. Aku sarankan, itu mah nanti saja. Kita keliling dulu ke atas. Kebetulan tidak jauh dari tempat barang-barang diskon, ada tangga jalan alias eskalator naik turun. Kami pun menuju ke sana. Aku dan Andra naik dengan mulus. Aku lupa kalau Mamake itu sudah lamaaaaaa gak ke Mall. Walhasil, dia gugup pas naik eskalator. Dia panik sebab aku sudah di atas. Salah aku juga malah ninggalin Mamake di bawah T.T. Mamake naik dengan kondisi yang belum siap, sebab ada orang di belakang dia yang mau naik, itu alasannya. Dan hasilnya, Mamake hampir aja 'ngajengkang' alias mau jatuh ke belakang kalau saja tidak ada orang di belakang yang megangin. Andai gak ada, aku gak tau Mamake gimana #nangis kejer-kejer.
Alhamdulilah yang pegangin Mamake di belakang itu seorang Bapak-bapak yang insyaAllah tenanganya kuat. Sampai lah Mamake di atas, daku udah panik juga. Dan ngucapin banyak-banyak terimakasih sama Bapak tadi. Sebenarnya pengen nangis liat Mamake panik di bawah. Merasa bersalah juga bisa bertindak sebodoh itu. Huwaaaaaa. Ngerasa bersalahnya sampe dua hari! 😭
Aku minta maaf sama Mamake. Alhamdulilah dia bilang, "Sudah sudah. Tidak apa-apa." Aku janji tidak akan lalai lagi jagain Mamake. Hiks.
#tisumanatisu
Setelah kejadian menyeramkan itu terlewati, kami pun akhirnya makan di CF*. Alhamdulilah kenyaaaang. Kami pilih paket Family yang ayamnya ada lima buah. Kalau dipikir dan dirasa, aku baru kali ini makan di CF* dan satu kata untuk ayamnya, enak! Hehe. Ayam yang kami habiskan cuman tiga buah, sisanya biar lah Mamake yang beraksi, sama Mamake disimpan dan dibungkus. Selesai makan, kami ke toilet. Mamake katanya pengen pipis. Melihat toilet duduk, Mamake lagi-lagi panik, sebab dia kagak tau cara makenya gimana, wkwk. Akhirnya aku ajarin dulu dan satu kata yang dia ucapkan setelah ke luar dari toilet adalah, "Teu bersih". Hahaha. Ini sama halnya kayak ucapan aku pas ngalamin PIP pertama di toilet duduk. Aku cuman bisa mesem.
Kami pun bergegas turun dari lantai dua ke lantai satu. Mamake menyarankan untuk turun lewat tangga biasa. Tapi, sayang di sana tidak ada. Akhirnya, di eskalator, aku pegangin tangan Emak dan juga tangan Andra. Kami bertiga bersama-sama turun dalam hitungan tiga. Alamak, wkwk. Alhamdulilah, kalau yang turun ini mah aman, belajar dari pengalaman, kan. Ghihi.
Tiba di lantai satu, Mamake masih kepincut sama barang-barang diskonan di sana. Walhasil, satu tas didapatkan Mamake. Kami pun segera pulang dan menyegat angkot menuju terminal. Alhamdulilah, walau pun banyak kejadian lucu dan menyeramkan, tapi kata Mamake beliau terharu liat niatku ingin membahagiakan beliau. Walau ada kejadian di eskalator dan bus yang membuatku agak sedikit kesel dan merasa bersalah. Tapi, syukur lah Mamake selalu menenangkanku. Love.
Kami pun menuju bus yang sedang 'ngetem' di ujung pandangan kami. Ternyata bus sudah penuh! Argh! Lagi-lagi kekesalan datang. Awalnya kami mau turun saja. Eh, pas mau turun mobil malah jalan. Ya, udah. Pasrah aja. Duduk di deket sopir berempat sama Ibu-ibu penumpang lain. Mamake duduk sambil lututnya ditekuk, aduhhh aku gak sudi. Sedih. Dia kan udah tua. Aku kesel juga sama penumpang-penumpang (pemuda) yang kepekaannya kurang. Pengen ngejotos aja. Cuman pengen, ya.
Rasanya jiwa 'super hero' mereka, tuh minim! Tapi, alhamdulilah ada juga yang peka. Seorang Tante-tante! Ya Allah, pemudaaaa!
Si Ibu penumpang yang duduk dekat denganku membawa seorang gadis kecil. Tak kalah miris, dia jongkok. Amat bahaya. Tanpa pikir panjang, aku nyuruh si pemuda yang duduk di atasku untuk memangkunya! Harus diginiin terus, ya? Biar sadar? Ya Allah. Bener-bener, deh! Alhamdulilah, gadis itu pun duduk. Si Ibu berterima kasih sama si pemuda itu. Tampaknya kejadian tadi membuat si pemuda itu malu. Akhirnya dia berdiri dan mempersilahkan sepenuhnya kursi buat si anak gadis tersebut. Kitu atuuuuh titadi, kek. Wkwk.
Aku duduk selama setengah jam. Walau panas sana sini sebab dekat mesin, tapi alhamdulilah asik. Sampai di daerah Pandeglang, aku akhirnya duduuuuk! Yes! Alhamdulilah.
Sampai di terminal akhir, kami lanjut perjalanan ke pasar Labuan. Belanja buat kebutuhan sehari-hari dan juga acara Maulid Nabi di esok harinya. Siang itu panasnya suwer, super bangettt. Pengen ngejebur aja ke kolam, sayang gak ada kolamnya.
Alhamdulilah, selepas belanja keperluan, kami pun naik angkot untuk pulang. Sampai di pangkalan ojek, naik ojek, dan taraaaaa ... Sampai juga di rumah tercinta. Usai sudah. Hehe.
***
Noted, nih. Salah satu hal yang bikin orang males naik bus ke Menes adalah karena kondekturnya yang suka semena-mena naikin tarif ongkos. Kalau pemerintah bilang naik, ampun, cepet naikin. Beda kalau kata pemerintah turunin.
Ditambah suka bilang masih kosong padahal di dalem dah bersesak-sesakan.
Nanti, aku pengen punya mobil pribadi aja ah, biar bisa nyaman jalan-jalannya. Tak peu lah Banten jadi nambah macet. Hahaha.
Ok, begitu lah jalan-jalan cantik di detik-detik pergantian tahun kemarin. Lucu dan semoga jadi pelajaran berharga buat ke depannya.
Sampi jumpa.
Comments
Post a Comment