Skip to main content

Deg-degan's Day

Selama dua hari ini, aku mungkin halal, ya Bloggy menamakannya sebagai hari Deg-degan seduniaaaa! Kenapa? Dua hari ini aku bertemu dengan orang tua murid. Bahasa sekolah negerinya mungkin disebut pengambilan rapor. Kalau di sini, disebutnya Konsultasi Rapor. Benar-benar bukan sekedar pengambilan rapor, orang tua duduk, mengambil rapor, melihat, lalu pergi, sudah. Tapi, di sini, mereka mendengarkan, bercerita, dan saling memotivasi untuk kebaikan anak-anaknya. Mereka mendengarkan kisah sehari anak-anak mereka di sekolah dari para fasil. Atau mereka bercerita panjang lebar sepanjang-panjangnya mengenai kelakuan dan kebiasaan anak-anak mereka di rumah. Memang asyik! Kita jadi tau "karakter" setiap keluarga bagaimana mendidik anak mereka. Ada yang super disiplin, ada yang low, sedang, sampai ke bebas! Pasti berbeda-beda. Lihat saja hasilnya, toh anak-anak mereka juga luar biasa beragam karakternya. Ada yang pemalu, aktif, pasif, kinestetik, cerdas, suka berbicara, malu, dll. MasyaAllah.

Selama dua hari ini, aku benar-benar merasa deg-degan. Namun, aku sadari benar bahwa untuk pengambilan rapor di Porto II ini, aku tidak terlalu panas dingin seperti sebelumnya. Semakin tenang dan lebih bisa mengontrol hati. Keren, kan? Hihi. Meski pun deg-degan, tapi daku bersyukur, karena banyak dapat ilmu parenting yang didapat dari cerita orang tua anak-anak. Memang bisa dibilang ada salah satu orang tua yang sangat dewasa dan matang dari segi pemikiran, wawasan, dan bersikap baik di dalam keluarganya, masyarakat, mau pun kelompok. Dia banyak bercerita dan memberikan wawasan mendalam bagiku dan partnerku tentang kehidupan berkeluarga dan mendidik anak. Bolehkah aku membuat list-nya untuk kalian? Siapa tau kalian bisa mempraktekannya ke anak-anak, entah itu anak-anak kita di rumah atau anak didik kita. Pasti sudah penasaran, ya? Ok, lets check it out!

Silaturahmi
Anak-anak memang harusnya diajak bersilaturahmi berkunjung ke rumah, baik itu rumah tetangga, rumah sanak saudara, dll, agar dia tau bahwa bersilaturahim itu sangat dianjurkan bagi Islam. Untuk apa? Kebaikannya bukan untuk orang lain, tapi untuk kita sendiri. Kalau kita rajin mengajak anak bersilaturahim, insyaAllah anak akan terlatih rasa empatinya, kemampuan komunikasinya, wawasannya, dan juga tentunya semakin banyak relasi.
Belajar Bahasa Inggris
Mungkin bagi sebagian orang Bahasa Inggris itu susahnya minta makan alias susah banget, tapi menurut salah satu orang tua murid di kelasku, kamu biasakan aja berbicara Bahasa Inggris, walau pun tidak paham. Siapa pun pasti akan merasa kagum kalau melihat orang berbicara Bahasa Inggris. Siapa pun pasti beranggapan kepada mereka yang berbicara Bahasa Inggris ini orang hebat, pinter, dan hebat. Padahal, who knows. :D
Membuat Brand Diri
Apa itu brand diri? Menurut orang tua anakku itu, kita perlu sekali punya label untuk diri kita sendiri. Kalau ada orang bertanya, "Ada yang namaya fulan?" "Oh, si fulan yang jago mem-bully itu?" Wah! Serem banget kalau orang-orang tau kita dengan label yang buruk. Untuk itu, tugas kita untuk membuat label diri dengan sesuatu yang baik. Kalau kita konsisten melakukan salam, sopan, rajin, tekun, rame, dll, mungkin saat orang lain mencari kita mereka akan menjawab, "Oh, si fulan yang jago menggambar itu?", "Oh, si fulan yang sopan ke gurunya itu?" MasyaAlah! Goalll! *backsound ~We are the champion~
Tau Siapa Kita
Mengenali diri sendiri merupakan sebuah kewajiban bagi kita. Loh, serius? Yup, ini serius. Kenapa kita harus mengenal diri kita? Kenapa? Yaaa, karena untuk mengenal Tuhan kita, kita musti kenal diri kita sendiri. Pernah dengar hadits, "Siapa yang tidak mengenal dirinya, maka dia tidak mengenal Tuhannya." Awalnya saya gamang sama pernyataan hadits tersebut. Gamangnya saya adalah gak ngerti dan bingung, maksudnya apa, sih? Kok, kalau mengenal Tuhan kita harus mengenal diri kita sendiri? Hemmm. Kalau kalian merasakan hal yang sama denganku, mungkin ada baiknya kalian harus mulai mengenali diri kalian sendiri. Sebab, tak ada jawabannya selain itu! Hehe. 
Ok, back to topic! Orang tua anak didikku berkata, kalau kita harus tau siapa kita, apa kekurangan kita, apa kelebihan kita. Agar kita bisa menempatkan diri dan menempa diri memperbaikinya. Jika anak sudah tau kekurangan dan kelebihan dirinya, mengenal siapa dirinya, maka akan lebih mudah untuk mengarahkan dan mulai fokus pada pengembangan kelebihan dan perbaikan kekurangan. 

Anak= Kertas Putih
Setiap kali Bunda ini bercerita, aku selalu mendapatkan inspirasi. Sebab, setiap kata yang diucapkannya selalu saja bermakna. Dia berkisah, kalau anaknya (dia punya anak dua) dia berikan treatment yang berbeda pada keduanya. Dan, hasilnya? Dua-duanya beda hasil. Anak pertama diberikan treatment disiplin dan kokoh pada aturan. Anak kedua diberikan treatment agar kendur. Anak pertama berkarakter disiplin dan berhasil menjadi "orang". Anak kedua, dia memang jadi "orang" juga, tapi ada kekurangannya, dia berpikiran bebas. Seperti hadits, bahwa anak itu bersih, suci, tergantung orang tuanya membawanya bagaimana.  

***
Itu sekelumit kisah selama dua hari ini. Bukan tidak mungkin kelak kita akan mendapatkan kehidupan berkeluarga yang berwarna dengan beragam karakter anak. Tapi, tidak ada yang sia-sia, karena semuanya pasti mengandung pelajaran yang bisa kita jadikan bekal untuk menghadapi kehidupan selanjutnya. Luar baisa. Hebat!

Comments

Popular posts from this blog

Housewife Vs Homemaker

Housewife vs Homemaker? Apa ini? Dalam Bahasa Inggris, profesi IRT alias Ibu Rumah Tangga biasa disebut housewife . Karena ilmu bahasa Inggris saya nihil, jadi saya gak tau kenapa orang Inggris menamakan IRT itu dengan sebutan housewife ? Sebuah kata yang terdiri dari dua suku kata, "rumah" dan "istri". Kalau dibolehin untuk ngasih opini dari kelas sudra saya, mungkin maksudnya adalah seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah. Wah, keren. Lebih lengkapnya bisa mungkin cari di kamus EOD, Gais. Daripada penasaran, hehe. Gak salah memang kalau seorang IRT diartikan sebagai seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah, sebab memang begitu lah kenyataan yang sering terjadi di masyarakat. Namun, karena bahasa punya sifat inovatif, di mana dia bisa berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, bisa jadi kosakata housewife  dapat digantikan perannya menjadi homemaker . Wah, apa itu? Istilah homemaker  tercetu

Belajar Bahasa Jepang Sehari-hari

Di Rumah Orang Jepang biasanya sesaat setelah mereka bangun pagi, akan langsung menyapa keluarganya. Dengan ucapan selamat pagi, "Ohayou" . Mereka akan saling mendahului untuk menyapa dengan ucapan ini. Mari kita mulai percakapannya! Sakura : "Ohayou" Okaasan : "Ohayou" Otousan : "Ohayou" Kenta (Imouto) : "Ohayou" Sakura : Hayaku okiru ne, Kenta ha." Okaasan : "Sou ne. Kyou otona ni nattakara ne." Kenta : "Nande sore. Kyou shiken ga attakara." Otousan : " Yoku ganbatte ne . Jaa, ikanakya. Ittekimasu . " Okaasan : "A, itterashai ." Kenta to Sakura : " Itterashai ." Terjemahan Sakura : "Pagi." Ibu : "Pagi." Ayah : "Pagi" Kenta (adik laki-laki) : "Pagi." Sakura : "Kenta bangunnya cepet ya." Ibu : "Iya ya. Karena sekarang ma udah gede." Kenta : "Apaan sih. Aku bangun cepet karena ada ujian hari in

Asmaul Husna*

Saat mendengarkan iklan di radio MQ FM, saya terkesan oleh salah satu lagu di dalamnya. Lagu itu menyanyikan 99 nama-nama Allah yang baik dan agung, yakni Asmaul Husna. Lalu sadar kalau laguitu sangat menyentuh hati saya, saya buru-buru merekamnya. Dan lalu saya menangis ketika mendengarkannya. Alhamdulilah. Sudah dua minggu semnejak saya mendapatkan lagu baik itu. Lalu saya ingin sekali mengikuti lagu tersebut. Namun saya terbatas karena belum hafal lirik lagunya. Dengan beberapa kali mendengarkan lagu itu, saya pun menulis liriknya yang semoga sesuai dengan lagu tersebut. Saya masih belum tahu siapa gerangan sang biduannya. Mungkinkah Sami Yusuf? Hemm. Siapapun dia, semoga Allah menjaganya dengan sebaik-baik perlindungan ^^ Bdw, ini lanngsung saja saya lampirkan liriknya. Siapa tahu kalian sudah  punya lagunya tapi belum tahu liriknya. Hehe. Mari kita sharing . Yang bisa nyanyiin lagunya, ayo nyanyikan! Ya Allah...4x Ya Allah...4x Allahu antal malikul quddus... Wal jabbarul