Skip to main content

112th Street




Daun-daun mapel dengan anggun berjatuhan setelah sehembus angin menyapa. Kursi panjang yang berjejer dari utara ke selatan pun tak luput menjadi sasaran empuk daun mapel untuk mendarat. Kini, kursi hitam yang selalu diduduki burung-burung merpati itu seolah warnanya berubah menjadi oranye kecoklatan.

Shine membuka sedikit syal tebal berwarna cokelat tua yang menutupi mulut dan hidungnya. Angin dingin musim gugur sesekali masih datang menggoyangkan kerudung yang dipakainya. Dan meninggalkan kesunyian. Shine mulai membuka sedikit demi sedikit amplop cokelat berpita merah yang sedari tadi dipegangnya. Ia menengadah ke langit sambil menghela nafas panjang, berharap jantungnya punya persediaan oksigen saat isi amplop cokelat itu terbentang di depan matanya.

Shine sadar, ini bukan hal mudah, namun Shine sudah siap menerima apapun. Shine memuji dirinya, "Aku hebat. Ayo, Shine kutau kau mampu."
-----------------------------------***---------------------------------------
Melihat sosoknya adalah rindu yang tak mampu dibendung. Bahkan, kalau pun hanya menatap punggung besarnya dari kejauhan, jiwanya bahagia tiada tara. Hati mendung bisa jadi bersenandung. 


Shine bertahan mencintai dalam kegelapan, dalam kesendirian, dari kejauhan. Hanya dengan jemari-jemarinya yang berbinar, Shine berceloteh tanpa ampun membicarakan bintang kebahagiaannya kala malam telah berhasil mengusir siang. 


Tentangnya, adalah rasa bahagia yang membuncah. Dendam, kepedihan, dan luka menganga yang mengelupasi kekuatan jiwanya terbasuh rasa cinta dalam diam kepadanya. 


Lam, lelaki bertubuh tinggi besar keturunan Pakistan-Amerika itu adalah bintang yang memberi kekuatan bagi Shine. Teman sejak kecil Shine. Teman yang sampai saat ini tak pernah tau perasaan Shine. Teman yang tak pernah hilang kala Shine terhimpit, tersiksa, terjebak pertengkaran orang tuanya. 


Lam selalu datang mengetuk jendela kamar Shine. Dengan wajah ceria, Lam berpantonim menghibur Shine. Selalu begitu. Sampai Shine harus menemukan kesunyian saat hatinya redup. Tak ada lagi wajah jenaka berpantonim di jendela kamarnya. Hanya ada dedaunan yang lesu. Selesu jiwanya. 


Shine sadar, ia tampak salah selama ini. Kesalahan terbesarnya adalah tak pernah melakukan hal yang sama manakala Lam bersedih. Tapi, kapan Lam bersedih? Shine tak pernah tau. Lam selalu tampak bahagia. Wajah cerianya selalu hadir kala bertemu dengan Shine. Kepedihan mendalam di ruang batinnya tak pernah tampak. Lam selalu menyembunyikannya. Bahkan kepada ibu dan adik-adiknya.
-----------------------------------***----------------------------------------
Shine tersadar, sudah terlalu lama dia mengingat masa lalu. Lampu jalanan sudah menyala. Angin semakin menusuk. Shine bergegas menuju mobil. Amplop yang sedari tadi dipegangnya masih rapi. Shine paham benar, waktunya hanya tinggal beberapa jam lagi di tempat ini sebelum ia harus take off ke bandara. Shine memutuskan membukanya di mobil, di bawah papan nama jalan yang sangat disukai Lam. Walau tidak di tempat yang jauh lebih disukai Lam yakni di bawah pohon mapel tua di seberang. 


Shine menerima amplop itu dua minggu yang lalu. Ada yang mengirimkannya lewat pos. Tertulis di sana, Shine harus membukanya di 112th Street, saat daun mapel indah berguguran. Shine menghela nafas dalam-dalam. Ia mantap membuka amplop cokelat itu.
-------------------------------------***---------------------------------------
February, 2nd 2016
Rasanya aku ingin menghitung pasir di pantai, dengan menyebut namamu.
Kau adalah rindu yang selalu menjelma menjadi tangis.
Kau adalah rasa yang terbingkai nama indah.
Andai jiwa bisa kugenggam, akan kugenggam jemari berbinarmu bersama masa seumur hidupku.
Kau adalah gemintang yang mengemilaukan ruhku.
Ku mencintaimu. 


February, 11st 2016
"Shine. I love you. Will you marry me?"
Shine berlari ke luar. Tangisannya sangat dalam. 


"L a m ... why you're gone so fast?"
END

Comments

Popular posts from this blog

Housewife Vs Homemaker

Housewife vs Homemaker? Apa ini? Dalam Bahasa Inggris, profesi IRT alias Ibu Rumah Tangga biasa disebut housewife . Karena ilmu bahasa Inggris saya nihil, jadi saya gak tau kenapa orang Inggris menamakan IRT itu dengan sebutan housewife ? Sebuah kata yang terdiri dari dua suku kata, "rumah" dan "istri". Kalau dibolehin untuk ngasih opini dari kelas sudra saya, mungkin maksudnya adalah seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah. Wah, keren. Lebih lengkapnya bisa mungkin cari di kamus EOD, Gais. Daripada penasaran, hehe. Gak salah memang kalau seorang IRT diartikan sebagai seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah, sebab memang begitu lah kenyataan yang sering terjadi di masyarakat. Namun, karena bahasa punya sifat inovatif, di mana dia bisa berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, bisa jadi kosakata housewife  dapat digantikan perannya menjadi homemaker . Wah, apa itu? Istilah homemaker  tercetu

Belajar Bahasa Jepang Sehari-hari

Di Rumah Orang Jepang biasanya sesaat setelah mereka bangun pagi, akan langsung menyapa keluarganya. Dengan ucapan selamat pagi, "Ohayou" . Mereka akan saling mendahului untuk menyapa dengan ucapan ini. Mari kita mulai percakapannya! Sakura : "Ohayou" Okaasan : "Ohayou" Otousan : "Ohayou" Kenta (Imouto) : "Ohayou" Sakura : Hayaku okiru ne, Kenta ha." Okaasan : "Sou ne. Kyou otona ni nattakara ne." Kenta : "Nande sore. Kyou shiken ga attakara." Otousan : " Yoku ganbatte ne . Jaa, ikanakya. Ittekimasu . " Okaasan : "A, itterashai ." Kenta to Sakura : " Itterashai ." Terjemahan Sakura : "Pagi." Ibu : "Pagi." Ayah : "Pagi" Kenta (adik laki-laki) : "Pagi." Sakura : "Kenta bangunnya cepet ya." Ibu : "Iya ya. Karena sekarang ma udah gede." Kenta : "Apaan sih. Aku bangun cepet karena ada ujian hari in

Asmaul Husna*

Saat mendengarkan iklan di radio MQ FM, saya terkesan oleh salah satu lagu di dalamnya. Lagu itu menyanyikan 99 nama-nama Allah yang baik dan agung, yakni Asmaul Husna. Lalu sadar kalau laguitu sangat menyentuh hati saya, saya buru-buru merekamnya. Dan lalu saya menangis ketika mendengarkannya. Alhamdulilah. Sudah dua minggu semnejak saya mendapatkan lagu baik itu. Lalu saya ingin sekali mengikuti lagu tersebut. Namun saya terbatas karena belum hafal lirik lagunya. Dengan beberapa kali mendengarkan lagu itu, saya pun menulis liriknya yang semoga sesuai dengan lagu tersebut. Saya masih belum tahu siapa gerangan sang biduannya. Mungkinkah Sami Yusuf? Hemm. Siapapun dia, semoga Allah menjaganya dengan sebaik-baik perlindungan ^^ Bdw, ini lanngsung saja saya lampirkan liriknya. Siapa tahu kalian sudah  punya lagunya tapi belum tahu liriknya. Hehe. Mari kita sharing . Yang bisa nyanyiin lagunya, ayo nyanyikan! Ya Allah...4x Ya Allah...4x Allahu antal malikul quddus... Wal jabbarul