Skip to main content

Tiga Hal yang Tidak Akan Pernah Pergi dari Kita

My Doc



Kematian adalah sebuah keniscayaan, kepastian mutlak yang akan kita hadapi. Sebagai seorang makhluk hidup dan bernyawa, kematian adalah sebuah "alur" yang mau tak mau akan kita hadapi. Sejauh apapun kita berlari, kematian itu akan tetap mengejar kita. Semutakhir apapun kita berlindung dari kematian, kematian itu pasti akan sampai juga menebus jantung kita. Ya, itulah kematian. Siapapun tidak bisa lari darinya atau pun menghindarinya. Tak ada manusia yang bisa menundanya atau pun menolaknya. Ajal sudah ditetapkan semenjak ruh ditiupkan ke dalam rahim sang ibu. Itulah ajal, ketetapan Allah yang tidak bisa diganggu gugat.

Kematian merupakan sebuah pemutus segala kenikmatan. Kehidupan dunia yang melenakan ini, sekejap saja akan hilang dan musnah jika ajal sudah berada di kerongkongan. Sungguh, dialah pemutus segala-galanya. Kesenangan, kenikmatan dunia, kebahagiaan, dan semua yang mengikat kita di dunia diputuskan oleh satu nama bernama, ajal. Itulah sebuah kepulangan yang sebenarnya. Kepulangan yang haq, kepulangan menuju akhirat. Kematian bukanlah akhir, tetapi awal dari kehidupan kedua. Kehidupan di akhirat yang keberadaannya benar-benar ada dan nyata. 

Dunia yang di mata Allah tidak bernilai ini, kadang membuat manusia lalai dan terbuai akan keindahannya. Hidup dengan beragam kecukupan dan kemewahan,  tidak jarang membuat kita lupa akan Allah dan kampung halaman. Banyak kenikmatan di dunia yang membuat kita lupa untuk mempersiapkan segalanya. Mempersiapkan segala hal yang kelak kita butuhkan di akhirat sana, yang bisa menunjang kesejahteraan hidup kita di negeri akhirat. Sungguh kerugian yang begitu menyakitkan jika selama hidup di dunia lalai untuk mencari bekal akhirat. Bagaimana jika saat pulang tak ada bekal yang bisa kita pertanggung jawabkan di hadapan Allah untuk membela kita? Apa kita siap? Sungguh itu akhir yang amat menyedihkan. Jika saja saat kembalinya kita ke negeri akhirat dan ternyata bekal kita tidak cukup dan mumpuni, kita bisa merayu-Nya untuk kembali ke dunia agar bisa bersedekah, beramal soleh, dan lain-lain, maka mungkin semua orang yang sudag meninggal akan memintanya kepada Allah. Namun, itu hal yang mustahil.

Mumpung kita masih ada di dunia dan masih diberi kesempatan menghirup udara dan oksigen dengan tubuh yang sehat wal afiat, maka mari kita manfaatkan itu semua untuk mencari bekal untuk kepulangan nanti ke akhirat. Kematian tidak mengenal waktu dan menit. Dia datang jika memang sudah waktunya datang. Entah kita tengah tidur, makan, belum siap, atau pun sudah siap. Ajal tak mengenal itu semua. Sungguh kedatangannya tiba-tiba dan tak dapat diduga. Semua orang pasti tidak ingin kembalinya ia ke negeri akhirat dalam keadaan buruk dan dengan sangat menyakitkan. Itu bukan mimpi kita semua sebagai seorang muslim. Tentunya kita ingin kembali dengan baik, bagus di akhir. Setibanya di kampung halaman, kita bisa bertemu dan disapa oleh Allah, Rabb yang selama hidup kita sembahi, kita gantungi dengan banyaknya doa dan pinta-pinta kita. Sungguh itulah kembali yang sangat indah dan menyenangkan. Bisa bertemu dengan Rabb, yang selalu ada saat kita sendiri, mengawasi kita selama di dunia, dan tentunya yang mengurus kita setiap waktu setiap saat. 

Apa kita sudah siap untuk kembali dengan baik? Mencapai akhir yang baik? Jika belum, ayo... ini dia amalan-amalan yang bisa membawa kita "pulang" dalam baik (insyaAllah)

  1. Lakukan kebaikan setiap saat meski itu hal yang kecil.
    Kita kadang suka meremehkan hal-hal kecil yang ada di sekitar kita. Saat ada jarum pentul di lantai, kita membiarkannya. Padahal bisa jadi jarum pentul kecil yang tak terlihat itu bisa membawa kita pada pertolongan Allah. Lakukan kebaikan setiap saat. Bagaimana caranya? Selalu berniat baiklah dalam segala urusan. Meski untuk aktivitas dan sesuatu yang kecil. Niatkanlah semuanya untuk Allah dan karena Allah. Dia Maha Tahu setiap hati yang berniat untuk-Nya, maka yakinlah Allah akan memperhitungkannya. Siappppp?
  2. Niatkan untuk mendapatkan akhir yang baik.
    Agama ini menilai sebuah niat baik dengan satu kebaikan. Jika dia tidak melakukan kebaikan itu, maka pahala itu tetap dituliskan satu pahala kebaikan. Jika niat baik itu dilakukan, maka bonusnya makin merajalela. Begitu juga pada niat jelek, sekali kita bernita jelek, malaikat yang bertugas akan menuliskan satu keburukan di bukunya, namun jika niat itu tidak jadi dilakukan maka akan dihapus. Sungguh sangat menarik dan menguntungkan bagi mereka yang selalu berniat baik. Ini benar-benar menguntungkan! Juga, bagi mereka yang berniat jelek, sungguh mereka tidak dirugikan. Benar-benar adil. MasyaAllah. Maka tidak ada salahnya jika kita berniat dan bertekad untuk mendapatkan akhir yang baik dari sekarang, now. InsyaAllah, Allah yang Maha Tau semua niat akan membimbing kita menuju jalan yang baik di mana kita bisa menemukan kebaikan dan di akhir kita bisa pulang dengan selamat sentosa.
  3. Harus bisa lebih dari orang lain agar bisa bermanfaat. 
    Menjadi orang yang segala bisa membuat kita banyak dibutuhkan. Dan tentunya dengan memberikan manfaat kepada orang lain, bisa menjadi jalan kita "punya bekal" untuk pulang kampung. Syaratnya, lakukan semua itu semata-mata sebagai tanda syukur kita kepada Allah yang sudah menitipkan banyak potensi kepada kita. Setinggi apapun dan sebanyak apapun kita menyisihkan waktu untuk orang lain, jika kita melakukannya dengan ujub dan sombong, maka semua itu tak berarti di mata Allah. Allah hanya menyaring semua amal yang ikhlas, bersih, suci, hanya karena-Nya. Bukan karena apa-apa. Setidaknya terus lah mengupgrade niat kita.

    Nah, itulah tiga hal yang bisa kita lakukan untuk meraih kebaikan dan akhir yang baik. Karena dengan ketiga hal itu, pahala kebaikan kita akan terus menerus mengalir meski jasad kita terbenam dalam tanah. Sejatinya tombol penyukses semua ini adalah diri kita sendiri. Bersungguh-sungguh kah atau tidak, semuanya ada di tangan kita. Nyalakan tombolmu dan pulang lah dengan penuh rahmat-Nya.:)

Comments

Popular posts from this blog

Housewife Vs Homemaker

Housewife vs Homemaker? Apa ini? Dalam Bahasa Inggris, profesi IRT alias Ibu Rumah Tangga biasa disebut housewife . Karena ilmu bahasa Inggris saya nihil, jadi saya gak tau kenapa orang Inggris menamakan IRT itu dengan sebutan housewife ? Sebuah kata yang terdiri dari dua suku kata, "rumah" dan "istri". Kalau dibolehin untuk ngasih opini dari kelas sudra saya, mungkin maksudnya adalah seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah. Wah, keren. Lebih lengkapnya bisa mungkin cari di kamus EOD, Gais. Daripada penasaran, hehe. Gak salah memang kalau seorang IRT diartikan sebagai seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah, sebab memang begitu lah kenyataan yang sering terjadi di masyarakat. Namun, karena bahasa punya sifat inovatif, di mana dia bisa berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, bisa jadi kosakata housewife  dapat digantikan perannya menjadi homemaker . Wah, apa itu? Istilah homemaker  tercetu

Belajar Bahasa Jepang Sehari-hari

Di Rumah Orang Jepang biasanya sesaat setelah mereka bangun pagi, akan langsung menyapa keluarganya. Dengan ucapan selamat pagi, "Ohayou" . Mereka akan saling mendahului untuk menyapa dengan ucapan ini. Mari kita mulai percakapannya! Sakura : "Ohayou" Okaasan : "Ohayou" Otousan : "Ohayou" Kenta (Imouto) : "Ohayou" Sakura : Hayaku okiru ne, Kenta ha." Okaasan : "Sou ne. Kyou otona ni nattakara ne." Kenta : "Nande sore. Kyou shiken ga attakara." Otousan : " Yoku ganbatte ne . Jaa, ikanakya. Ittekimasu . " Okaasan : "A, itterashai ." Kenta to Sakura : " Itterashai ." Terjemahan Sakura : "Pagi." Ibu : "Pagi." Ayah : "Pagi" Kenta (adik laki-laki) : "Pagi." Sakura : "Kenta bangunnya cepet ya." Ibu : "Iya ya. Karena sekarang ma udah gede." Kenta : "Apaan sih. Aku bangun cepet karena ada ujian hari in

Ingin Seperti Amoeba

Amoeba. Pertama kali mendengar nama makhluk ini yakni ketika duduk di bangku SMA dalam pelajaran Biologi, ah entah SMP, ya, saya lupa, hehe. Guru Bilogi saya berkata bahwa amoeba adalah makhluk kecil yang berkembang biak dengan cara membelah diri. Wow. Menarik. Satu dari sekian makhluk ciptaan Allah SWT yang dahsyat! Taken by Google Saya suka pelajaran biologi, jadi jangan heran kalau masih agak ingat tentang pelajarannya (ah sombong), ups, tentunya ini berkat pertolongan Allah 'Azza wa Jalla. S aya bukan ahli biologi dan tidak akan membahas secara panjang lebar terkait makhluk kecil yang dahsyat ini. Saya ingin memetik hikmah indah dari apa yang sudah Allah SWT limpahkan kepada makhluk kecil tersebut. Sungguh benar bahwa dalam setiap penciptaan langit dan bumi terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi hamba yang mau berfikir dan semua ciptaan-Nya tidak ada yang sia-sia (cek Surat Al Imran ayat 190-191). Membelah diri adalah kemampuan yang dianugerahkan Allah SWT untuk