Taken by Google |
Islam begitu memuliakan orang tua, banyak ayat yang berkeliaran di beberapa surat yang membahas mengenai perlunya kita berlaku hormat kepada kedua orang tua, terlebih jika orang tua itu sudah renta. Mengatakan "ah", kasar, membentak saja itu tidak boleh. Sungguh, kita dituntut untuk berlaku lemah lembut kepada mereka.
Mendoakan mereka agar selamat di dunia dan akhirat pastinya bukanlah hal yang salah. Muungkin itu sangat wajib karena mereka amat berjasa dalam kehidupan kita. Mendoakan keselamatan mereka agar masuk surga dan bahagia di akhirat sebagai rasa syukur tampaknya harus kita lakukan. Namun, bagaimanakah jika kedua orang tua kita itu adalah seorang non-muslim? Dan keberadaannya sudah ada di perut bumi? Bagaimanakah agar kita bisa mendoakan mereka diselamatkan Allah di akhirat?
Sesungguhnya doa seorang muslim kepada orang non-muslim yang sudah wafat tidak akan sampai. Sekuat apapun doa itu, dia tidak akan sampai pada yang dituju, karena beda alamatnya. Untuk itu, gantilah doanya seperti yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim as.
Tidak sedikit keluarga-keluarga dari nabi pun yang belum menerima Islam. Tapi itu tidak menyurutkan langkah mereka untuk terus meminta kepada Allah kebaikan di dunia dan akhirat. Sebut saja Nabi Ibrahim. Sang ayah yang seorang pemahat patung berhala itu, sudah berulang kali diajak oleh anak lelakinya agar meninggalkan apa yang dikerjakannya. Akan tetapi puncak dari ajakan itu, Nabi Ibrahim diusir dari rumahnya. Dan ayahnya tetap menjadi orang yang belum beriman sampai usianya wafat sekalipun.
Hal yang sama juga terjadi kepada kerabat Rasulullah SAW yakni pamannya, Abu Thalib. Paman yang sungguh menyayangi baginda besar kita. Ia yang membelanya kala orang-orang kafir Quraisy menekan dakwah Rasulullah SAW. Pamannya pula yang tidak segan melindunginya saat orang-orang kafir bersama-sama ingin mencelakai Rasulullah. Rasulullah pun sangat menyayangi pamannya tersebut. Akan tetapi Allah punya kehendak lain. Sang paman masih dalam keadaan belum beriman sampai ajal di kerongkongannya. Rasulullah amat terpukul, namun Allah menghiburnya, bahwa hidayah itu datangnya dari Allah.
Lalu bagaimanakah doa kita untuk orang tua non-muslim yang sudah tiada? Dan belum merasakan nikmatnya iman, islam, dan ihsan? Berdasarkan penjelasan Dr. Zakir Naik dalam sebuah ceramahnya, beliau mengambil sampel sebagaimana kisah Nabi Ibrahim di dalam Al-Qur'an, yakni di surat Ash-Sahffat ayat 100 yang berbunyi sebagai berikut:
"Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh."
Selain itu di surat Ibrahim ayat 40:
"Wahai Rabbku, jadikanlah aku senantiasa mendirikan solat dan juga anak keturunanku. Wahai Rabb kami, terimalah doa kami."
Wahai
Rabbku, jadikanlah aku orang yang senantiasa mendirikan shalat dan juga
anak keturunanku. Wahai Rabb kami, terimalah doa kami.” - See more at: http://www.arrahmah.com/rubrik/doa-agar-pribadi-dan-keluarga-istiqamah-menjaga-shalat.html#sthash.AuOq6lDb.dpuf
Itulah doa pengganti untuk mendoakan orang tua yang non-muslim, yaitu mendoakan keturunan kita agar menjadi anak-anak yang saleh dan bertauhid kepada Allah SWT. Bukan berarti kita lepas mendoakan kedua orang tua, ya. Yakinlah akan ada jalan dari Allah untuk kebaikan kedua orang tua kita di akhirat. Allah Maha Tau.
So, siap untuk mendoakan keturunan kita?
So, siap untuk mendoakan keturunan kita?
Comments
Post a Comment