Skip to main content

Cerita Malam di Gerlong

Taken by Google
Waktu menunjukan pukul 18:51. Tidak lama lagi, adzan akan mengelegar dari speaker masjid dekat kantorku. Derasnya hujan masih menghiasi wajah malam kali ini. Tetapi lalu lalang orang, motor, angkot, avanza, masih berkeliaran tak mengenal hujan. Aku mengawasi jejatuhan air hujan dari jendela kantor yang lebar. Semua pemandangan itu terpampang jelas dari jendela yang ada di samping kiriku.

Keluar dari masjid tadi aku sudah menghabiskan dua bungkus makanan ringan yang ku dapat dari masjid seusai solat magrib. Aku tidak berpikir banyak mengenai makanan ini, aku hanya ingin ngemil saja sambil nongkrongin komputerku, menunggu pelanggan datang. Tapi ternyata, makanan ini memberi efek yang kurang bagus di perut kecilku. Makanan yang ku makan barusan adalah puding dan kue agar-agar. Perutku tampaknya hanya bisa merespon dengan baik makanan yang hangat. Sehingga makanan macam agar-agar diantara udara malam di Gerlong yang dingin karena diselimuti hujan membuat perutku tidak enak. Namun aku berharap keadaan ini akan segera berubah lima menit ke depan. Mudah-mudahan.

Salah satu jajanan paling tepat untuk saat ini tampaknya adalah Sekoteng. Penjualnya selalu mangkal di seberang kantor. Aku rasanya ingin membeli jajanan hangat tersebut. Tapi keterbatasan alat untuk makannya membuatku urung membelinya. Repot.

Lalu, swalayan yang juga ada di seberang sana, juga toko madu sekaligus Wardah di dekatnya, sudah memberikan sinyal, bahwa sebentar lagi adzan akan berkumandang. Mereka sudah menutup toko mereka. Biasanya aku tidak kalah gesit jika sudah melihat mereka tutup, aku pun akan segera melakukan hal yang sama pada outletku. Namun kali ini berbeda. Waktu sholat agak semakin lama dari biasanya. Isya jadi lebih malam dari biasanya. Ya sudah, aku menunggu waktu isya tiba dan selebihnya aku akan pulang dan menutup outletku. Hi...hi.

Suara dentingan steanless dari wajan tersamarkan deru hujan. Bau aroma masakan yang dijaja penjual juga tidak tersebar ke setiap lubang hidung orang-orang, termasuk aku. Hujan malam ini benar-benar menetralkan udara, mengkayakan ozon, menumpuk oksigen di pagi hari nanti. Aku tidak yakin jika hujan ini dua atau tiga hari memeluk daerah ini, bisa sedingin apa nanti cuaca yang ada? Tapi, aku mengharapkan keadaan itu. Untuk apa? Mungkin agar aku bisa membeli jaket :D . Alasan yang tidak masuk akal, ya. He...he.

Malam masih asyik dengan gelap dan hujannya. Entah kapan aku akan menutup tulisan ini. Aku sebenarnya ingin sekali menggambarkan keadaanku saat ini dengan utuh kepada semuanya, tapi inilah batas kemampuanku. Aku harap kalian bisa merasakannya juga. 

Mungkin, tidak lama lagi aku akan menutup outlet ini. Jam sudah menunjukan pukul 19:05. Biasanya aku pulang sekitar pukul 19:25. Berarti waktuku 20 menit lagi di sini. Tapi yang aku tau, waktu isya sebentar lagi. Aku tidak bisa duduk di sini sampai 19:25 seperti biasanya. Aku tampaknya akan mendengar adzan sekitar 15 menit lagi. Itu tandanya, waktu ke jam 20:00 masih banyak jika isya di waktu 19:10 atau 19:15. Apa aku harus buka lagi? Rasanya terlalu malam, Bloggy. Aku harap ada kemudahan atas ini. Aku tidak bisa membayangkan sesepi apa jalan pulangku jika hujan seperti ini. Pasti kampus sepi. Kadang aku takut. Tapi takut itu bagus. Dengan takut kita bisa belajar berani. Aku yang takut, aku sendiri yang menguatkan. Itulah hidup. Heu.

Lihat. Waktu sudah menunjukan pukul 19:08, tapi belum ada tanda-tanda hujan akan berhenti berjatuhan. Aku jadi ingin menonton Dr. Zakir Naik lagi nih. Tapi ini sudah injury time. Aku tidak mau repot-repot lagi bergelut dengan keadaan komputer yang Not Responding karena lelahnya dia. Aku juga tidak mau berhubungan dengan bufferingnya Youtube karena jaringan yang lelet. Rasanya aku akan melanjutkannya besok saja. 

Oke, sekarang tampaknya aku akan menutup kisahku malam ini. Aku harus siap-siap. Malam yang dingin dan gelap ini membuatku tak ingin pulang. Tapi kalau aku tidak pulang, harus ke mana malam ini aku mendamparkan diri? Heu. Dalam keadaan seperti ini kadang aku jadi berandai-andai. Andai indekosnya di daerah sini. Tapi bukan kah berandai-andai itu tidak diperbolehkan? Semua ini baik. Jalani saja. Allah ada untukmu, malam ini, sekarang, dan esok. InsyaAllah.

Sip Bloggy, aku sudah memutuskan dengan tiga kali ketukan tanganku, bahwa tulisan ini resmi ditutup. Tok tok tok. Sampai jumpa lagi di postingan waras lainnya. Ini antara waras dan tidak. He.

Comments

Popular posts from this blog

Housewife Vs Homemaker

Housewife vs Homemaker? Apa ini? Dalam Bahasa Inggris, profesi IRT alias Ibu Rumah Tangga biasa disebut housewife . Karena ilmu bahasa Inggris saya nihil, jadi saya gak tau kenapa orang Inggris menamakan IRT itu dengan sebutan housewife ? Sebuah kata yang terdiri dari dua suku kata, "rumah" dan "istri". Kalau dibolehin untuk ngasih opini dari kelas sudra saya, mungkin maksudnya adalah seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah. Wah, keren. Lebih lengkapnya bisa mungkin cari di kamus EOD, Gais. Daripada penasaran, hehe. Gak salah memang kalau seorang IRT diartikan sebagai seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah, sebab memang begitu lah kenyataan yang sering terjadi di masyarakat. Namun, karena bahasa punya sifat inovatif, di mana dia bisa berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, bisa jadi kosakata housewife  dapat digantikan perannya menjadi homemaker . Wah, apa itu? Istilah homemaker  tercetu

Belajar Bahasa Jepang Sehari-hari

Di Rumah Orang Jepang biasanya sesaat setelah mereka bangun pagi, akan langsung menyapa keluarganya. Dengan ucapan selamat pagi, "Ohayou" . Mereka akan saling mendahului untuk menyapa dengan ucapan ini. Mari kita mulai percakapannya! Sakura : "Ohayou" Okaasan : "Ohayou" Otousan : "Ohayou" Kenta (Imouto) : "Ohayou" Sakura : Hayaku okiru ne, Kenta ha." Okaasan : "Sou ne. Kyou otona ni nattakara ne." Kenta : "Nande sore. Kyou shiken ga attakara." Otousan : " Yoku ganbatte ne . Jaa, ikanakya. Ittekimasu . " Okaasan : "A, itterashai ." Kenta to Sakura : " Itterashai ." Terjemahan Sakura : "Pagi." Ibu : "Pagi." Ayah : "Pagi" Kenta (adik laki-laki) : "Pagi." Sakura : "Kenta bangunnya cepet ya." Ibu : "Iya ya. Karena sekarang ma udah gede." Kenta : "Apaan sih. Aku bangun cepet karena ada ujian hari in

Ingin Seperti Amoeba

Amoeba. Pertama kali mendengar nama makhluk ini yakni ketika duduk di bangku SMA dalam pelajaran Biologi, ah entah SMP, ya, saya lupa, hehe. Guru Bilogi saya berkata bahwa amoeba adalah makhluk kecil yang berkembang biak dengan cara membelah diri. Wow. Menarik. Satu dari sekian makhluk ciptaan Allah SWT yang dahsyat! Taken by Google Saya suka pelajaran biologi, jadi jangan heran kalau masih agak ingat tentang pelajarannya (ah sombong), ups, tentunya ini berkat pertolongan Allah 'Azza wa Jalla. S aya bukan ahli biologi dan tidak akan membahas secara panjang lebar terkait makhluk kecil yang dahsyat ini. Saya ingin memetik hikmah indah dari apa yang sudah Allah SWT limpahkan kepada makhluk kecil tersebut. Sungguh benar bahwa dalam setiap penciptaan langit dan bumi terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi hamba yang mau berfikir dan semua ciptaan-Nya tidak ada yang sia-sia (cek Surat Al Imran ayat 190-191). Membelah diri adalah kemampuan yang dianugerahkan Allah SWT untuk