Taken by Google |
Sikap qanaah -merasa cukup- sejatinya bukan untuk ilmu dan perbaikan diri, tetapi untuk penghasilan rezeki yang diperoleh suami untuk anak istri. Sungguh, sikap qanaah benar-benar terlarang jika dalam konteks ilmu pengetahuan, perbaikan diri, dan mengupgrade diri.
Salah satu hal yang bisa kita peroleh dari sikap qanaah -merasa cukup- terhadap ilmu pengetahuan dan perbaikan diri adalah tertinggalnya kita oleh zaman. Jika kita merasa cukup terhadap ilmu yang kita punya, maka sungguh kita akan tertinggal. Orang-orang sudah naik pesawat, kita masih berkutat di kamar. Sungguh hal yang sangat menyakitkan, bukan?
Ada pun sikap qanaah -merasa cukup- yang ditempatkan pada penghasilan suami, kita akan menjadi seorang pesyukur yang hebat. Merasa puas akan apa yang diperoleh suami, inilah tanda dari istri solehah dambaan umat.
Berlarilah dan janganlah merasa cukup dalam mengejar ilmu, mengejar ketertinggalan, mengejar perbaikan diri setiap waktu sepanjang hayat. Ingatkah akan pesan Rasulullah SAW yang mengatakan bahwa seorang muslim wajib menuntut ilmu dari buaian sampai liang lahat? Berikut hadits lengkapnya:
اطْلُبُوْا الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى اللَّحْد
“Carilah ilmu sejak bayi hingga ke liang kubur.”
Subhanallah. Sebuah pembelajaran bagi kita untuk benar-benar berlari mengejar ilmu dan perbaikan diri, ya!
Hakikat dari menuntut ilmu sendiri bukan untuk kepentingan pribadi. Ada hakikat yang lebih penting yaitu agar bisa bermanfaat untuk sesama. Sesuai dengan hadits yang disampaikan Rasulullah SAW yang berbunyi:
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’no:3289).
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’no:3289).
Dengan konsep berlari dalam menuntut ilmu, memperbaiki diri, memperkaya khazanah keilmuan, maka kita tidak akan menjadi korban perubahan dan tidak akan tertinggal. Larilah mengejar ilmu, dan gapailah ilmu tersebut dengan mengkonsepnya untuk kebermanfaatan bagi sesama. Maka sungguh, ilmu itu akan menjadi cahaya dan penolong bagi kita di akherat kelak. Allah SWT sungguh menghargai hamba yang berilmu dan yang mencari ilmu. Beberapa orang yang punya ilmu dihormati di masyarakat, dipercayai, dan itulah cara Allah untuk meninggikan derajat orang-orang yang berilmu sesuai dengan firman-Nya dalam QS. Al-Mujadilaah ayat 11 yang berbunyi:
"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat."
Sejatinya ilmu yang ada pada kita adalah karunia Allah. Berkat kemurahan-Nya, Ia masih mau menitipkan ilmu-Nya kepada kita. Maka tidak ada kesempatan untuk kita bersikap ujub dan sombong. Karena tidak sulit untuk Allah mencabutnya. Dan sikap qanaah terhadap ilmu bukan hal yang bagus.
So, berlarilah mengejar ilmu. Atau kah kita mau ditinggalkan? Itu pilihan kita, ada di tangan kita.
Comments
Post a Comment