Skip to main content

Pergi Saja! atau... Aku Pergi!

Taken by Google
Sebuah pilihan yang sulit ketika kita dihadapkan kepada sebuah pilihan [tengok judul tulisan ini]. Mengusir orang atau kita sendiri yang harus hengkang [untuk kebaikan berdua]. Sungguh pilihan yang amat berat,  ketika kita diharuskan memilih salah satunya. 

Bagaimana ya jika kita [tentunya mudah-mudahan tidak terjadi kepada keluarga kita kelak] dihadapkan pada kedua pilihan ini? Untuk kebaikan kita berdua? Mengusir atau memilih pergi?

Selagi mengusir adalah jalan yang dirasa lebih banyak nilai kebaikannya untuk kedua belah pihak, maka lakukanlah! Dan sebaliknya, jika kita yang harus pergi dengan alasan lebih banyak kebaikannya untuk berdua jika kita yang pergi, maka pergilah! Tanpa perlu menengok ke belakang.

Kelak, saat kita berada di atas kapal yang bernama pernikahan, kita tentu akan menghadapi ujian pilihan ini dengan hal yang jauh lebih pelik dan semakin sering. Sehingga akan sangat dibutuhkan sekali kebijaksanaan di waktu yang genting. Kejernihan pikiran dan hati di saat semua urat-urat dan syaraf-syaraf di kepala berembug kompak memanas karena emosi yang tak terkendali. Dan sikap rendah hati yakni mau memaafkan dan mau mendengarkan apa saja keterangan dan alasan pasangan. MasyaAllah. Betapa sungguh besar gelombang ujian di pernikahan nanti. Saat aku membayangkannya, aku merasa aku belum siap. Tapi jika tidak memikirkannya seakan-akan aku ingin sekali menikah.

Ada sebuah pepatah yang mengatakan,

"Pernikahan itu adalah ajang belajar seumur hidup. Tapi tidak ada sekolah khusus untuk pernikahan."

"Pernikahan itu adalah universitas, yakni universitas kehidupan."

Pernikahan. Bagaikan sebuah hutan angker dan horor. Apalagi jika tiada iman dan takwa di dalamnya. Mungkin hutan itu bertambah angker dan horor dengan tambahan gelap dan sepinya. Pernikahan, satu hal yang menjadi keinginanku saat ini. Tapi Allah belum memberikan restu-Nya untuk diriku. Aku kadang menangis jika mengingat ini, tapi kemudian aku tersenyum kuat, bahwa Dia jauh lebih tau aku dan aku yakin Dia punya sesuatu untukku tentag jodoh dan pernikahan.

Mungkin Dia tengah menyiapkan aku, kamu, dia, mereka, dan semua untuk menyongsong hari terbesarku. Aku berharap aku  bisa bersabar dan menjadi pribadi yang nerima segala takdir yang akan aku peroleh. Sungguh, aku ingin sekali siap lahir batin menyambutnya. :)

Allah, Engaku tahu aku mampu :). maka aku berdiri tegar di sini, bukan karena hal apapun, tapi karena diri-Mulah aku  menjadi setegar ini. Aku tak mampu jika aku sendirian, tapi  karena aku punyai-Mu, maka aku mampu semampu mampunya. Betapa indah hidup bersama-Mu. Aku tak punya apapun tapi aku punya Allah. Aku tak bisa melakukan apapun jika Ia tidak membuatku bisa melakukannya.

Sungguh, aku mengharapkan kehidupan keluarga yang Sakinah, Mawaddah, wa Rohmah. Maha Suci Allah yang selalu melihat apa yang dicita-citakan hamba-Nya dan Dialah yang setia megabulkannya. Alhamdulilah haturnuhun ya Allah makasih banyak.  I will alwyas love you :)

Comments

Popular posts from this blog

Housewife Vs Homemaker

Housewife vs Homemaker? Apa ini? Dalam Bahasa Inggris, profesi IRT alias Ibu Rumah Tangga biasa disebut housewife . Karena ilmu bahasa Inggris saya nihil, jadi saya gak tau kenapa orang Inggris menamakan IRT itu dengan sebutan housewife ? Sebuah kata yang terdiri dari dua suku kata, "rumah" dan "istri". Kalau dibolehin untuk ngasih opini dari kelas sudra saya, mungkin maksudnya adalah seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah. Wah, keren. Lebih lengkapnya bisa mungkin cari di kamus EOD, Gais. Daripada penasaran, hehe. Gak salah memang kalau seorang IRT diartikan sebagai seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah, sebab memang begitu lah kenyataan yang sering terjadi di masyarakat. Namun, karena bahasa punya sifat inovatif, di mana dia bisa berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, bisa jadi kosakata housewife  dapat digantikan perannya menjadi homemaker . Wah, apa itu? Istilah homemaker  tercetu

Belajar Bahasa Jepang Sehari-hari

Di Rumah Orang Jepang biasanya sesaat setelah mereka bangun pagi, akan langsung menyapa keluarganya. Dengan ucapan selamat pagi, "Ohayou" . Mereka akan saling mendahului untuk menyapa dengan ucapan ini. Mari kita mulai percakapannya! Sakura : "Ohayou" Okaasan : "Ohayou" Otousan : "Ohayou" Kenta (Imouto) : "Ohayou" Sakura : Hayaku okiru ne, Kenta ha." Okaasan : "Sou ne. Kyou otona ni nattakara ne." Kenta : "Nande sore. Kyou shiken ga attakara." Otousan : " Yoku ganbatte ne . Jaa, ikanakya. Ittekimasu . " Okaasan : "A, itterashai ." Kenta to Sakura : " Itterashai ." Terjemahan Sakura : "Pagi." Ibu : "Pagi." Ayah : "Pagi" Kenta (adik laki-laki) : "Pagi." Sakura : "Kenta bangunnya cepet ya." Ibu : "Iya ya. Karena sekarang ma udah gede." Kenta : "Apaan sih. Aku bangun cepet karena ada ujian hari in

Asmaul Husna*

Saat mendengarkan iklan di radio MQ FM, saya terkesan oleh salah satu lagu di dalamnya. Lagu itu menyanyikan 99 nama-nama Allah yang baik dan agung, yakni Asmaul Husna. Lalu sadar kalau laguitu sangat menyentuh hati saya, saya buru-buru merekamnya. Dan lalu saya menangis ketika mendengarkannya. Alhamdulilah. Sudah dua minggu semnejak saya mendapatkan lagu baik itu. Lalu saya ingin sekali mengikuti lagu tersebut. Namun saya terbatas karena belum hafal lirik lagunya. Dengan beberapa kali mendengarkan lagu itu, saya pun menulis liriknya yang semoga sesuai dengan lagu tersebut. Saya masih belum tahu siapa gerangan sang biduannya. Mungkinkah Sami Yusuf? Hemm. Siapapun dia, semoga Allah menjaganya dengan sebaik-baik perlindungan ^^ Bdw, ini lanngsung saja saya lampirkan liriknya. Siapa tahu kalian sudah  punya lagunya tapi belum tahu liriknya. Hehe. Mari kita sharing . Yang bisa nyanyiin lagunya, ayo nyanyikan! Ya Allah...4x Ya Allah...4x Allahu antal malikul quddus... Wal jabbarul