Skip to main content

Rapunzel Nyasar



Aku merasa tengah jadi seorang Barbie yang sedang berjalan di atas air. Dengan cahaya matahari yang berkilau di atas air sebagai  landasan langkah. Ku melangkah selangkah demi selangkah, dengan senyuman dan kehatian-hatian. Tanganku ku simpan di atas agar tubuhku seimbang. Aku benar-benar menjadi seorang peri! Karena saat aku memeriksa punggungku, di kanan kirinya ada dua buah sayap yang sedang mengepak lembut. Warnanya putih tulang dengan kilauan emas dan warna-warna soft biru toska, pink muda,  dan warna emas. Ada beberapa butiran yang membuat sayap itu berkilau sparkling, but I  tidak tau itu apa...
Aku memakai gaun yang dulu dipakai oleh wanita-wanita eropa pada zaman revolusi yang bagian roknya kembung. Gaun itu selutut ku lebih lima senti. Bagian tangannya mengembang seperti balon, dan rambutku terulur panjang diikat dengan tali yang aku tidak ketahui warnanya apa.
Aku masih dengan senyuman berjalan di atas air... sesekali unicorn di sebelah sana meringkik. Mungkin dia latah takut aku terjatuh. Aku baru juga melangkahi setengah jalan danau itu. Lalu aku berhenti di tengah-tengah dan aku mulai berputar-putar sambil menengadahkan wajahku ke atas. Haha. Aku mungkin bahagia. Dan kedua telapak tanganku ku buka kan, aku berharap ada sesuatu yang berhenti disana.  Ntah burung, atau air  hujan, atau angin yang ingin istirahat dan bersama ikut berputar denganku. Karena aku sedang bahagia. Hihi... aku masih berputar-putar sambil sesekali wajahku meringis karena ada benturan air embun yang jatuh dari atas. Mungkin pohon yang ada di samping danau itu terhuyung oleh angin atau karena ada burung yang berhenti di dahannya. Aku malah tersenyum bertambah lebar. Dan tertawa sambil kembali wajahku menghadap ke atas. Kali ini aku tertawa sambil mulutku terbuka, dan deretan gigiku juga terlihat. Aku berputar lagi sambil tertawa bahagia, di telapak tanganku kini ada dua ekor burung yang juga sedang tertawa dan ikut berputar denganku... aku terus berputar, kini air yang memutarkanku, aku hanya berdiri di situ dan memeluk burung yang ada di telapak tanganku. Memeluk mereka dengan erat sambil aku tersenyum hangat. Mereka juga merasakan kehangatan itu karena mereka menutup mata mereka. Hihi...
Mereka ikut memelukku dengan merebahkan tubuhnya dalam pelukanku. Aku terlena oleh keindahan dan kebahagiaan ini,  sampai aku tidak sadar bahwa aku masuk ke dalam  putaran sungai. Air tidak menempel ke tubuhku. Air itu terus berputar dan semakin membawaku ke dalam. Putaran itu membukakan jalan hingga ke bawah. Aku terus memeluk dan memejamkan mata dengan kedua burung kecil berwarna hijau itu. Tubuhku kini sudah jauh ke dalam. Danau itu menjadi seperti ada lubangnya, aku terus menghilang ditelan putaran air di danau itu. Aku tidak tau lagi ada dimana...
Aku terbangun dari tidurku karena sengatan panas matahari yang menyinari kulitku. Aku kaget, kenapa aku ada di jalan? Ada mobil tidak jauh dari tempatku bangun. Dan deretan rumah yang di depannya ada taman yang berumput dan pagar. Tempat itu sangat sepi, aku bingung aku sedang ada dimana. Aku  berdiri dan melihat ke sekeliling, dengan posisi tanganku masih dalam keadaan memegang dua burung yang tadi mendarat di telapak tanganku. Mereka masih disitu tapi bukan burung yang tadi aku peluk, warna mereka berubah jadi abu-abu, putih dan sedikit hitam... dan  lantas mereka terbang ke atas pohon, mereka seperti berbeda dengan burung yang tadi dipeluk olehku, dari sikapnya saat akan terbang tadi. Seperti tidak kenal orang yang memegangnya. Aku masih ternganga oleh kedua burung itu. Mereka tidak sopan melakukan itu kepadaku. Aku kemudian mencoba mengejar mereka dan mengajak mereka untuk  kembali pulang, tapi sia-sia, mereka sudah terbang ke pucuk pohon pinus yang paling tinggi di tempat itu. Aku hanya menarik nafas panjang dan merelakan mereka pergi jauh. Aku hanya memeluk diriku sendiri yang tidak tau harus kemana dan tengah ada di mana. Aku lagi-lagi melirik ke kanan ke kiri. Hanya ada angin yang membisikan gesekan daun-daun cokelat pohon canopi yang sudah kering. Aku mencoba menangkap angin, tapi dia tidak bisa ku pegang dan pergi saja tanpa menyapaku. Aku sangat sedih. Kenapa mereka semua begitu? Aku lalu ingin sekali rasanya menangis sekencang-kencangnya. Dan aku lakukan  itu. Aku berjongkok dan menangis sejadi-jadinya. Tangisanku  87cukup keras dan membuat bajuku basah di bagian roknya. Tapi aku tidak peduli aku terus menangis dan menangis. Sesekali aku menengadah, dan melirik ke kanan kiriku, mungkin ada orang yang datang dan mendengar tangisanku, tapi tidak ada sama sekali.  Sampai ketika aku melihat sekeliling, yang datang menghampiri ternyata malam. Sekelilingku mulai gelap dna angin mulai keras menyapu debu jalanan. Tangisanku sudah mulai mereda. Dan aku berjalan menyusuri jalanan aspal yang lumayan lebar dan terus berjalan tidak tahu kemana. Aku hanya mengikuti langkah kakiku... aku terus berjalan dan kini pemandangan di depanku adalah hamparan ilalang yang bergoyang-goyang tertiup angin... ada pohon yang berdiri di  sana, tapi tidak berdaun. Kakiku sudah lemas dan seperti tidak bisa lagi menopang tubuhku. Tapi aku terus berjalan. Sampai ketika aku membuka mataku, aku sudah berada di sebuah ruangan yang lampunya terang sekali mengenai kedua mataku. Dan kepalaku tengan di  pangku tangan dan di tempatkan di  paha seseorang. Aku membuka mataku dan ada orang di depanku. Orang itu bertopi besar dan memegang senapan yang panjang. Aku tidak punya kekuatan,  aku hanya mengedipkan mataku. Sampai jelas penglihatanku, aku memerhatikannya dengan seksama. Dia lelaki yang tampan. Wajahnya lonjong dan dagunya ditumbuhi rambut-rambut yang mulai tumbuh lagi padahal sepertinya baru beberapa hari yang lalu di potong. Kedua alisnya tebal dan lurus dan bagian ujungnya ke bawah, memberi kesan bahwa dia sangat lembut. Matanya cokelat sekali seperti semua warna yang dilihat olehku di ruangan itu, kecuali sinar lampu yang begitu terang. Bulu matanya sangat panjang sekali. Hidungnya mancung seperti wajah-wajah yang biasa ditemuinya, bibirnya tipis  dan lebar. Aku hanya bertanya saja dalam hati, aku ada dimana??? Lelaki  itu melepaskan aku dari pangkuannya dan meletakan kepalaku di atas jerami yang jadi bantal tidurnya. Dia memberiku air hangat ke dalam sebuah cangkir termos steanless miliknya. Aku meminumnya dan aku  berbaring  lagi. Aku hanya memandang ke atap langit dengan mensidekapkan kedua tanganku di perut. Aku sedang berpikir, tapi aku tidak tau apa yang aku pikirkan. Mungkin aku sedang melamun, dengan tatapan mata yang  kosong.

Comments

Popular posts from this blog

Housewife Vs Homemaker

Housewife vs Homemaker? Apa ini? Dalam Bahasa Inggris, profesi IRT alias Ibu Rumah Tangga biasa disebut housewife . Karena ilmu bahasa Inggris saya nihil, jadi saya gak tau kenapa orang Inggris menamakan IRT itu dengan sebutan housewife ? Sebuah kata yang terdiri dari dua suku kata, "rumah" dan "istri". Kalau dibolehin untuk ngasih opini dari kelas sudra saya, mungkin maksudnya adalah seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah. Wah, keren. Lebih lengkapnya bisa mungkin cari di kamus EOD, Gais. Daripada penasaran, hehe. Gak salah memang kalau seorang IRT diartikan sebagai seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah, sebab memang begitu lah kenyataan yang sering terjadi di masyarakat. Namun, karena bahasa punya sifat inovatif, di mana dia bisa berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, bisa jadi kosakata housewife  dapat digantikan perannya menjadi homemaker . Wah, apa itu? Istilah homemaker  tercetu...

Asmaul Husna*

Saat mendengarkan iklan di radio MQ FM, saya terkesan oleh salah satu lagu di dalamnya. Lagu itu menyanyikan 99 nama-nama Allah yang baik dan agung, yakni Asmaul Husna. Lalu sadar kalau laguitu sangat menyentuh hati saya, saya buru-buru merekamnya. Dan lalu saya menangis ketika mendengarkannya. Alhamdulilah. Sudah dua minggu semnejak saya mendapatkan lagu baik itu. Lalu saya ingin sekali mengikuti lagu tersebut. Namun saya terbatas karena belum hafal lirik lagunya. Dengan beberapa kali mendengarkan lagu itu, saya pun menulis liriknya yang semoga sesuai dengan lagu tersebut. Saya masih belum tahu siapa gerangan sang biduannya. Mungkinkah Sami Yusuf? Hemm. Siapapun dia, semoga Allah menjaganya dengan sebaik-baik perlindungan ^^ Bdw, ini lanngsung saja saya lampirkan liriknya. Siapa tahu kalian sudah  punya lagunya tapi belum tahu liriknya. Hehe. Mari kita sharing . Yang bisa nyanyiin lagunya, ayo nyanyikan! Ya Allah...4x Ya Allah...4x Allahu antal malikul quddus... Wal jabb...

Belajar Bahasa Jepang Sehari-hari

Di Rumah Orang Jepang biasanya sesaat setelah mereka bangun pagi, akan langsung menyapa keluarganya. Dengan ucapan selamat pagi, "Ohayou" . Mereka akan saling mendahului untuk menyapa dengan ucapan ini. Mari kita mulai percakapannya! Sakura : "Ohayou" Okaasan : "Ohayou" Otousan : "Ohayou" Kenta (Imouto) : "Ohayou" Sakura : Hayaku okiru ne, Kenta ha." Okaasan : "Sou ne. Kyou otona ni nattakara ne." Kenta : "Nande sore. Kyou shiken ga attakara." Otousan : " Yoku ganbatte ne . Jaa, ikanakya. Ittekimasu . " Okaasan : "A, itterashai ." Kenta to Sakura : " Itterashai ." Terjemahan Sakura : "Pagi." Ibu : "Pagi." Ayah : "Pagi" Kenta (adik laki-laki) : "Pagi." Sakura : "Kenta bangunnya cepet ya." Ibu : "Iya ya. Karena sekarang ma udah gede." Kenta : "Apaan sih. Aku bangun cepet karena ada ujian hari in...