Dukkkk!
Kepala Nara kejedot tembok di sampingnya. Dia sadar kalo
ternyata ketiduran di kedai bebek Komar. Kedai baru yang bikin Nara rela ngatri
lama-lama cuman buat dapet seporsi bebek bakar dengan rasa yang –kata
orang—super lezat itu.
Jam menunjukan pukul empat sore. Tapi pesanan belum juga
dateng. Udah hampir dua puluh menitan Nara nunggu. Tapi gak ada sedikit pun
muka sebel atau pun dongkol dengan keadaan ini. Ya. Itu pasti. Karena kedai ini
adalah salah satu kedai baru yang berdiri di jalan Geger Kalong ini. Kedai yang
berada tepat di jalan menuju kosannya itu akan selalu menghantui jiwa Nara kalo
sampe belum dicobain. Nara sudah mengklaim bahwa dirinya adalah The Beauty’s
Hunter, yakni hunter of food in Geger Kalong Girang, kususnya dan Bandung
tepatnya.
Semenjak kuliah di kota ini, tiga tahun lalu, satu hal
yang membuat Nara bersyukur ada di sini adalah karena kota ini subur makmur
dengan kulinernya. Surga bagi para pecinta kuliner lokal, seperti dirinya.
Dengan memandangi lampu hias berwarna merah yang menyala naik turun di depan,
Nara ngisi waktu dengan nulis catatan di blognya. “Gila. Demi kuliner baru yang
belum gue cobain, rela duduk membeku disini. Well. Bebek Komar.”
Sudah beragam makanan yang ia coba selama ini. Mulai dari
yang dipanggul bapak-bapak sampe restoran. Tak lupa dia abadiin dengan kamera
SLR miliknya. Dan terakhir, dia post di blog miliknya. Alhasil, selain dapet
predikat Beautys Hunter, Nara juga dapet
panggilan yang gak kalah menariknya dari temen-temen blognya, yakni “Fotografer
spesialis Makanan”.
Nara bawa enjoy apapun
panggilan mereka buatnya. Toh bisa jadi itu sebagai harga jual buat dirinya.
Entahlah. Tapi yang pasti panggilan mereka lebih banyak dikenal orang ketimbang
namanya yang mirip salah satu nama daerah di Jepang sana.
Setelah sekian lama menunggu, pesanan Nara datang. Tak
lupa ia memotretnya terlebih dahulu dengan beberapa gaya. Setelah itu, dia
terhanyut dalam citarasa si bebek bakar milik pak Komar ini. Hingga pukul lima, Nara baru
meningggalkan tempat itu.
Sepanjang perjalanan, matanya gak berhenti merhatiin
setiap apa yang dilihatnya. Manusia-manusia dengan berbagai profesinya. Benda-benda yang diamdan bergerak. Langit,
angin, bising, pohon. Sungguh sangat menyenangkan.
***
Pagi ini Nara udah siap-siap untuk berangkat “ngehunting”.
Kali ini target lokasi pemburuannya adalah Car
Free Day , Dago! Salah satu tempat yang disediakan setiap minggunya bebas
mobil dan kendaraan sejenisnya. Dengan motor scoopy merahnya, Nara meluncur.
Pagi masih dipeluk kabut. Pohon-pohon besar yang masih
banyak berdiri disana membuat pagi itu semakin mencekam buat Nara. Juntaian
dahan-dahan pohon bergelayutan. Nara sengaja melewati jalan yang lain. Berharap
ia bisa lebih menghemat waktunya.
Sekian lama berjalan, Nara mulai beraksi. Jepret sana jepret sini. Ada banyak makanan yang dijajakan disana. Mulai dari makanan lokal sampai interlokal. Dari yang direbus sampai yang dibakar. Sebagian besar makanan yang ada disana sudah ia cobakan. Entah makanan baru apa yang hari ini akan ia temukan.
Nara kadang suka miris saat ngeliat penjual makanan lokal
sepi ketimbang penjual makanan interlokal. Entahlah. Orang-orang lebih sering
mengunjungi stand yang menjual
makanan asing ketimbang penjual bandros atau molen. Seperti sosis bakar, dan
sederet makanan Asia Timur lainnya.
Comments
Post a Comment