Ada satu kenangan yang tidak bisa dan belum bisa aku lupakan dalam hidupku hingga saat ini. Yaitu ketika aku mengunjungi Monas dan menjelajah tempat tanpa sengaja ketika aku pulang pergi daru Bandung-Pandeglang.
Hari itu aku rencananya tidak akan pulang dan tidak terlalu ingin pulang banget. Tapi akhirnya mau juga saat temen aku juga ikut. Akhirnya aku sepakat pulang dan dia juga ikut bersamaku. Kami janjian bertemu di mesjid Agung Bandung karena berencana akan pulang dengan naik kereta. Namun sesampainya disana ternyata tidak ada kereta kelas ekonomi untuk jurusan ke Rangkas Bitung ataupun Jakarta. Hanya ada kelas eksklusif saja, yang harganya mahal dan aduh itu hanya pulangnya anak-anak biasa gitu loh, gak usah seistimewa itu, haha..
Akhirnya karena hari sudah semakin siang, kami memutuskan untuk pergi saja menggunkan mobil travel yang banyak menawarkan diri di sana. Awalnya temanku itu tidak mau karena dia takut dan tidak percaya pada orang-orang macem gitu. Tapi akhirnya dia mau juga. Setelah beberapa lama aku yakinkan dia bahwa semuanya akan baik-baik saja, hehe. Hebat ya aku.
Dua entah tiga jam perjalanan kami lalui dalam mobil apv hitam itu. Tidak terasa jalanan Jakarta sudah semakin terpampang di depan mata. Gedung ini, gedung itu yang biasa kami lihat di teve kini kami lihat di balik jendela dengan sangat dekat.
Mobil travel itu akhirnya menurunkan kami di stasiun Gambir. Satu hal yang membuat aku kaget bercampur bahagia adalah ternyata stasiun Gambir itu adalah tempat yang bersebalahan dengan Monas! Aku girang banget dan saat itu baru pukul satu. Tanpa basa basi lagi kami langsung masuk ke Monas.Yesss, it's the real adventure!
Siang itu Monas sepi. Hanya ada sedikit pengunjung. Mungkin karena hari biasa kali ya, hehe. Ada segerombolan anak-anak SD yang sedang observasi. Kayaknya mereka itu lagi observasi pelajaran Sejarah deh. Ada juga pasangan suami istri, ada juga bule, dan seorang guidenya.
Monas itu luas banget ya, aku naik ke atas Monas tapi tidak sampai tamah ke puncaknya yang bisa dengan mudah ngeliat jagat Jekardah. Gatau harus pake apa itu naek ke sana. Katanya mah sih lift. Tapi da gak ada. Kita gak nemu. Nemu tanda panahnya doang. Lift ke sana senah. Tapi tetep gaak nemu liftnya mah ampe dua kali puteran juga. Hahahaha.
Akhirnya ya udahlah dari pada ngabisin waktu nyari lift doang kami nikmati yang ada aja. Kami keluar dari pintu yang ada di lantai dua. Wihhh anginnya gude banget. Takut jatoh nih kebawa sama anginnya haha. Dan naik segitu aja tetep da aku mah takut banget. Takut Monasnya tiba-tiba runtuh, uwaaaaaaaa seyeeeem.
Kami ngabisin waktu di lantai dua cuman bentar. Sialnya pada hari itu adalah kami gak bawa kamera. Bawa hape sih tapi cuman hape china dengan kamera abal-abalnya itu. Haha. Gak jelas kalo di foto juga deuh.
Ikhlas dengan tidak berfoto-foto kami turun lagi ke bawah dan menemukan seorang pemandu yang tengah memandu bule. Aku lupa ada kejadian apa dengan mereka. Tapi sempat membuat aku dan temanku itu ngakak, hehe.
Iya aku senang sekali pada hari itu. Jalan-jalan yang gak disengajakan ^^ mungkin itu adalah jalan-jalan terakhir aku dengannya :) karena sejak saat itu aku sudah tidak lagi bisa bertemu dengannya ^^ tidak apa-apa. Itu merupakan jalan-jalan yang sangat menyenangkan dan berkesan bagiku. Jalan-jalan yang tidak disengaja, hihuy.
Aku ingin sekali kesana lagi. Kalau boleh meminta dengan suamiku. Haha. Aamiin. Juga sama Andra, Davia, Dava, Jijah, dan Andri, hihi. Wah kalo mereka diajak kesana kayaknya seneng banget ya, hihi. Duh gak sabar nih buat berusaha mewujudkanya hehe :)
Comments
Post a Comment