Sering kali kita banyak melakukan bercanda dengan teman, sahabat, saudara, dan bahkan dengan siapapun yang dirasa dekat. Becanda emang menyenangkan. Tapi kadang karena terlalu lebay becandaan itu bisa jadi senjata makan tuan buat diri kita sendiri.
Becanda yang asyik memang tidak harus membuat seseorang tersakiti dan tersinggung. Becanda yang asyik gak harus membuat dia merasa terhina atau bahkan merasa tersisihkan.
Becanda kadang cuman dianggap kelakar. Meski mengandung syara' dan atau ejekan lainnya. Tidak sedikit orang yang merasa sakit dengan judul besar becanda ini. Ada kalanya kita juga sampai berbohong demi bercanda. Benar-benar deh, upaya orang-orang tuh dikerahkan dalam bercanda.
Dengan bercanda, memang kita bisa tertawa. Tapi disatu sisi orang lain tersakiti. Dengan bercanda memang kita merasa hal itu sangatlah kocak, entah bagaimana pandangan Allah terhadap kita dengan segala candaan kita itu.
Astagifurllahal'adzim. Ukurlah kebercandaan kita. Apakah mengandung unsur kebohongan atau tidak, mengandung unsur penghinaan atau tidak, mengandung unsur syara' atau tidak. Dan yang paling utama adalah adakah Allah senang dengan candaan kita?
Dalam bercanda, memang harapan kita adalah membuat orang lain terhibur. Namun dalam hadits disebutkan bahwa janganlah seseorang berbohong demi membuat orang lain tertawa. Seharusnya bercandaan kita bercandaan yang sebenernya. Tidak ada unsur ngebohong di dalamnya. Islam benar-benar tidak mentolelir kebohongan meski dalam konteks untuk membahagiakan orang dalam bercanda sekalipun.
Karena hanya ada beberapa kebohongan yang boleh dilakukan, yakni berbohongnya nabi Ibrahim kepada raja dzalim yang menginginkan istrinya, kebohongan nabi Ibrahim saat menghancurkan tuhan-tuhan kaumnya, dan kebohongan seorang suami terhadap masakan istrinya.
Benar-benar tidak ada celah untuk kita berbohong dalam hal bercanda. Rasulullah sangat terjaga lisan dan ijjahnya. Dalam berbagai aspek, tak terkecuali dalam aspek bercanda ini. Beliau sangatlah menjaga kesucian lidahnya. Dengan tidak berbohong sekalipun dalam bercanda.
Candaan Rasulullah selalu benar adanya dan itu juga lucu. Kala itu datang kepada Rasulullah seorang nenek-nenek, beliau bertanya kepada Nabi Saw mengenai syurga, hingga Rasulullah menjawab, bahwa di surga tidak ada nenek-nenek. Lalu nenek itu sedih. Lalu Rasulullah berkata, bahwa yang tua bisa muda lagi. Nenek itu pun tersenyum cerah lagi. Memang benar adanya bahwa di surga tidak ada nenek-nenek, karena semuanya akan kembali lagi menjadi muda.
Rasulullah memang teladan segala sikap.Semoga kita bisa bercanda dengan baik tanpa harus menyakiti hati orang lain dan menghina orang lain. Karena kita adalah insan kamil. Muslim sejati.Orang lain harus terjaga dan merasa aman dari lidah dan mulut kita ^_^
Rasulullah memang teladan segala sikap.Semoga kita bisa bercanda dengan baik tanpa harus menyakiti hati orang lain dan menghina orang lain. Karena kita adalah insan kamil. Muslim sejati.Orang lain harus terjaga dan merasa aman dari lidah dan mulut kita ^_^
Comments
Post a Comment