Aku egois. Mungkin benar. Aku menyebalkan mungkin tepat. Aku malu ketika harus menyandingkan diri dengan sahabatku yang begitu luar biasa. Akhlaknya baik, sikapnya shalihah, cantik, juga pintar. Idaman semua lelaki. Maka apa salah jika aku mempersilahkan dia untuk mencintainya saja? Aku tahu aku sangat tidak pantas untuknya. Aku masih belum bisa membahagiakan orang. Aku masih berkutat dengan terus melihat kekurangan diri dan pribadi. Tanpa memperbaikinya. Aku hanya terus terdiam menangisi keadaan diri yang begitu menyedihkan, tanpa beranjak bangkit untuk mengupas itu semua.
Duhai engkau, kau akan sangat berbahagia bila bersamanya. Maka karena itulah aku pergi.
Duhai engkau, kau akan merasa sempurna bila bersamanya. Maka pergilah dengannya.
Duhai engkau, aku jauh sangat jauh dari apa yang kamu harapkan. Aku sangat jauh dari apa yang kamu inginkan. Aku hanya kan membuatmu merasa pusing. Yakinlah, bidadari yang ibu mu maksud adalah dia. Wanita itu.
Benar kau akan salah memilih, jika memilihku. Maka aku mundur :). Ku yakin kau pasti akan berbahagia dengannya yang selalu membahagiakanmu. Yang selalu tulus kepadamu. Aku disini baik-baik saja. Percayalah aku hanya insan baisa dan sangat biasa. Aku tahu kapasitas diriku seberapa. Dan akan sangat merugikan bila aku hadir disisimu, menemani waktu dan usiamu. Aku sungguh tidak pantas. Maka aku putuskan untuk pergi meninggalkan semua harapan yang selalu ku simpan. Aku benar-benar merasa tidak pantas untuk seorang lelaki sepertimu. Percayalah bahwa dialah yang ibumu maksud dan bukanlah aku. Sesungguhnya bukanlah aku. Bukan aku. Bukan aku. Tidak mungkin aku. Mungkin selama ini aku terkecoh oleh mimpi itu. Mungkin selama ini aku terkecoh oleh mimpi itu. Mimpi itu yang membuatku selama ini bertahan. Tapi ternyata itu bukanlah apa-apa. Tapi itu tak berarti apa-apa. Aku pastikan aku pergi. Aku tidak ada artinya dalam kehidupan ini. Aku ingin pergi. Ku cukupkan kisah ini sampai disini. Aku ingin pergi dengan membawa ketidak percayaan diri ini. Kehancuran kepercayan pada diri yang terus membuatku berhenti untuk menatap matahari.
Duhai engkau, sungguh kepergianku adalah agar engkau bahagia dengannya. Duhai engkau, aku tahu bahwa dia lebih indah dibandingkan aku.
Duhai engkau jangan pernah melihat ke arahku lagi. Sungguh bukanlah aku yang kau maksud.
Sungguh bukanlah aku yang kau harapkan. Bukan aku. Dan bukan aku. Aku hanya manusia kerdil yang kecil. Maafkan aku, aku putuskan aku pergi. Dan pergi dari kehidupanmu. Takan ada yang akan merasa kehilangan saat aku pergi maka aku pergi. Tak ada yang akan merasa kehilangan saat ku pergi. Maka aku pergi.Aku akan pergi. Aku akan pergi............................................................................................
Comments
Post a Comment