Dalam waktu yang kian beranjak siang ini, aku memutuskan untuk membuka pintu hatiku untuk ku uraikan isi di dalamnya. Tentang sebuah cinta yang kini tengah ku rasakan.
Aku memang bukanlah wanita yang sempurna. Aku berkuliah dan lolos tes kePTN karena kebaikan Allah, tanpa-Nya aku tak berarti. Aku hadir dan menjadi mojang Bandung untuk beberapa waktu. Aku hanya hamba-Nya yang tak baik pula. Selalu menggantungkan harap dan nestapa pada tangan kasih-Nya. Titipan dan nasihat ibuku pun bukan apa-apa tapi teruslah berdoa.Tepat. Aku hanyalah wanita biasa dari yang terbiasa. Namun aku selalu ingin berubah dan mencoba. Berubah dari sifat dan keburukanku. Mencoba dari setiap kegagalan yang ku alami. Untuk terus maju menafakuri kesalahan. Demi sebuah kepuasan hati. Demi cita-cita diri.
Siang ini di pojok UPInet aku ingin menuangkan jutaan bahkan milyaran rasa yang mengawang dalam ruangan hatiku. Aku selalu ingin menangis manakala harus mengingatnya. Karena sungguh terlalu membahagiakan. Dia hadir dalam hidupku sudah lama. Namun memberi arti dengan sangat indah beberapa waktu yang lalu tepatnya di tahun 2012. Ia sungguh mencintai aku tanpa memandang aku siapa. Aku bukan mencintai dia karena dia mencintai aku. Aku hanya dititipi rasa yang luar biasa oleh Allah yang maha baik kepadanya. Dan dia pun sama halnya dengan diriku,sangat mencintaiku sekali. Aku tidak pernah mencintai dia karena dia baik, karena dia ganteng, tidak pernah. Aku hanya merasakan hatiku nyaman bersamanya. Jiwaku resah bila jauh darinya. Aku hanya merasakan bahwa aku sangat mencintainya dan aku damai mencintainya. Aku hanya bahagia mencintainya dan aku tentram dibuatnya. Aku tidak punya apa-apa untuk ku banggakan. Seperti wanita lain yang mengaungkan kecantikannya, kekayaannya, kepintarannya. Aku bahkan tidak faham tentang agama. Tidak pintar dalam menkritisi orang, bahkan aku tidak peka atau menaruh curiga pada tiap perkataannya. Aku hanya mendengarkannya setiap kali dia berbicara dan bila hatiku merasakan nyaman dan oke oke saja berarti aku terima jika hatiku merasakan hal yang tidak beres maka darisanalah aku bergerak. Ya. Aku hanya terus berusaha membawa hatiku dalam setiap langkah cerita cintaku. Ketika hatiku yakin, aku yakin. Ketika hatiku kukuh maka aku kukuh. Ketika hatiku ragu maka diriku ragu. Aku hanya terus membawa hati dalam setiap hela nafasku. Juga membawa ikut serta Allah dalam setiap langkah hidupku. Tanpa membawa-Nya aku pupus. Aku tidak kuasa untuk memaksa. Apalagi ketika harus memaksa orang lain terutama dirinya untuk bercerita kisah hidupnya yang kata dia penuh misteri. Aku hanya selalu minta Allah untuk menunjukannya kepadaku. Tanpa harus aku memaksa dia dan membuatnya tak nyaman bersamaku.
Dia adalah salah satu kebahagiaanku. Aku kuat menapaki hidup karena dia ada. Karena dia adalah pelangiku dan mataharinya.
Dan salah satu kebahagiaanku yang lain adalah aku sungguh sangat tidak sabar untuk mengumumkan hubungan halal kami kepada dunia. Agar hatiku bebas berekspresi. Mengekspresikan cinta yang terus meluap bak lumpur Lapindo. Rasa yang terus tumbuh subur setiap detik dan menit. Masya'Allah. Cinta yang memberi kesejukkan ke dalam qolbuku. Cinta yang membawa ketentraman dalam nafas yang ku hela. Aku tak tahu cinta macam apa yang ku rasa kini. Namun aku hanya ingin berkata,"Ini sungguh cinta yang sangat berharga."
Comments
Post a Comment