Skip to main content

Aku dan Ceritaku


Aku adalah salah satu  orang yang sangat menjaga jarak dengan orang. Itu ku lakukan karena sebuah alasan. Kadang aku tidak merasa PeDe dengan keadaan diriku. Kadang juga karena aku takut ketika aku sudah akrab aku menyakiti mereka. Hingga sampai detik ini bila ditanya tentang,"Siapa sahabat dekatmu?" maka aku akan kebingungan. Aku tidak punya sahabat dekat. Di SMA, maupun saat di bangku kuliah. Aku terus menjaga jarak agar tidak terlalu dekat dan tidak pula terlalu jauh. Aku masih menyimpan pola fikirku di masa lalu. Huft.
Lalu waktu mempertemukan aku dengan gadis pemalu, bernama Desi. Kami adalah dua wanita yang sama-sama pemalu. Dipertemukan Allah dengan pertautan rasa di hati. Ia pun gadis yang punya pola fikir tersendiri mengenai orang lain maupun dirinya. Jadilah kedekatan kami terhalang, karena dia memiliki pola fikir,"Lebih baik Desi menjauh." Aku hanya menghela nafas berat mendengar hal tersebut dari bibir kakak tercintanya. Namun aku terus optimis, bahwa semua itu tidak akan pernah terjadi bila Allah sudah berkehendak.
Aku memang bukan manusia yang paling mencintainya. Aku bahkan kadang suka membencinya. Ia selalu membuat hatiku merindu sih. Hehe. Tapi tak bertemu dengannya dalam jangka waktu yang lama adalah sebuah kesedihan bagiku. Aku sangat berharap Allah tidak akan menjauhkan aku, Anti, dengan Desi. Karena mereka adalah bagian dari titik-titik kebahagiaan dalam hidupku. Maka jika hal itu terjadi maka kebahagiaanku takkan pernah sempurna.
Dia selalu berbaik budi. Selalu bersabar meski gusar. Aku banyak belajar dari sosoknya yang menawan. Ia bukanlah wanita biasa. Aku melihatnya dari tingkah dan pola sikapnya. Dia kuat dalam menjalani hidupnya. Aku bahkan kalah kuat bila disandingkan dengannya.
Aku sangat rindu masa-masa aku naik motor dengannya menuju ke kosannya suatu malam. Bertemu dengan Anti disana dan saat itulah untuk pertama kalinya kami bertiga bertemu, juga untuk pertama kalinya aku main ke kosan orang yang jauh dari tempat kosku di Gerlong. Malam itu aku bertemu dengan bibi Anti yang berkuliah di UIN sana. Malam itu keinginanku dikabulkan kakak tercintanya, yakni pengen buah lengkeng. Malam itu aku senang, namun pada malam itu juga aku kesal. Sungguh campur sari dan campur aduk perasaanku malam itu. Hingga pagi menjelang aku amsih saja bertambah kusam. Suasana hati yang kacau membuatku tak pandai memantau dan mengontrol keadaan wajahku. Cemberut wajahku menjadi hiasan sepanjang perjalananku ke UIN SGD Bandung bersama mereka. Waktu yang ku jalani terasa sulit. Memang aku malu melakukan hal tersebut, tapi hatiku sudah tak kuasa tuk diajak berdiskusi. Sesampainya di rumah, aku menyesal luar baisaaaaaaaa! Sesampainya di rumah aku bersedih kenapa harus aku bersikap seperti itu? Memang aku masih belum bisa mengontrol rasa. Huduh. Sungguh itu adalah momment yang sangat luar biasa, yang entah kapan akan terulang kembali dalam memori. Aku sangat mencintai mereka. Mereka bak pelangi penghias hidupku. Canda tawa telah kami arungi. Semoga waktu yang diberi kuasa Tuhan menjadi perekat kedekatan kami kembali sautu saat nanti.
Hadirnya menyadarkanku akan arti sebuah rasa. Rasa yang harus terkontrol. Rasa yang harus selalu terkendalikan. Rasa yang tidak boleh merusak suasana. Aku ingin mengulang masa itu lagi ~_____~

Comments

Popular posts from this blog

Housewife Vs Homemaker

Housewife vs Homemaker? Apa ini? Dalam Bahasa Inggris, profesi IRT alias Ibu Rumah Tangga biasa disebut housewife . Karena ilmu bahasa Inggris saya nihil, jadi saya gak tau kenapa orang Inggris menamakan IRT itu dengan sebutan housewife ? Sebuah kata yang terdiri dari dua suku kata, "rumah" dan "istri". Kalau dibolehin untuk ngasih opini dari kelas sudra saya, mungkin maksudnya adalah seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah. Wah, keren. Lebih lengkapnya bisa mungkin cari di kamus EOD, Gais. Daripada penasaran, hehe. Gak salah memang kalau seorang IRT diartikan sebagai seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah, sebab memang begitu lah kenyataan yang sering terjadi di masyarakat. Namun, karena bahasa punya sifat inovatif, di mana dia bisa berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, bisa jadi kosakata housewife  dapat digantikan perannya menjadi homemaker . Wah, apa itu? Istilah homemaker  tercetu

Belajar Bahasa Jepang Sehari-hari

Di Rumah Orang Jepang biasanya sesaat setelah mereka bangun pagi, akan langsung menyapa keluarganya. Dengan ucapan selamat pagi, "Ohayou" . Mereka akan saling mendahului untuk menyapa dengan ucapan ini. Mari kita mulai percakapannya! Sakura : "Ohayou" Okaasan : "Ohayou" Otousan : "Ohayou" Kenta (Imouto) : "Ohayou" Sakura : Hayaku okiru ne, Kenta ha." Okaasan : "Sou ne. Kyou otona ni nattakara ne." Kenta : "Nande sore. Kyou shiken ga attakara." Otousan : " Yoku ganbatte ne . Jaa, ikanakya. Ittekimasu . " Okaasan : "A, itterashai ." Kenta to Sakura : " Itterashai ." Terjemahan Sakura : "Pagi." Ibu : "Pagi." Ayah : "Pagi" Kenta (adik laki-laki) : "Pagi." Sakura : "Kenta bangunnya cepet ya." Ibu : "Iya ya. Karena sekarang ma udah gede." Kenta : "Apaan sih. Aku bangun cepet karena ada ujian hari in

Asmaul Husna*

Saat mendengarkan iklan di radio MQ FM, saya terkesan oleh salah satu lagu di dalamnya. Lagu itu menyanyikan 99 nama-nama Allah yang baik dan agung, yakni Asmaul Husna. Lalu sadar kalau laguitu sangat menyentuh hati saya, saya buru-buru merekamnya. Dan lalu saya menangis ketika mendengarkannya. Alhamdulilah. Sudah dua minggu semnejak saya mendapatkan lagu baik itu. Lalu saya ingin sekali mengikuti lagu tersebut. Namun saya terbatas karena belum hafal lirik lagunya. Dengan beberapa kali mendengarkan lagu itu, saya pun menulis liriknya yang semoga sesuai dengan lagu tersebut. Saya masih belum tahu siapa gerangan sang biduannya. Mungkinkah Sami Yusuf? Hemm. Siapapun dia, semoga Allah menjaganya dengan sebaik-baik perlindungan ^^ Bdw, ini lanngsung saja saya lampirkan liriknya. Siapa tahu kalian sudah  punya lagunya tapi belum tahu liriknya. Hehe. Mari kita sharing . Yang bisa nyanyiin lagunya, ayo nyanyikan! Ya Allah...4x Ya Allah...4x Allahu antal malikul quddus... Wal jabbarul