Cerita ini ku tulis bersama kelegaan hati yang membahagiakan. Hemmm, kisah ini sebenarnya kisah dihari kemarin. Namun, karena kemarin aku amat sibuk maka hutang menulis itu aku baru bisa bayar malam ini.
Pagi itu aku amat sibuk. Disibukan oleh teman yang bernama tugas. Agak kesulitan memang saat tak ada netbook. Tapi yang lebih menyulitkan dari semua itu adalah ketidak mampuanku dalam mengerjakan tugas tersebut. Hah. Tugas itu adalah tugas menerjemahkan. Sial. Gramarku kacau. Sialnya lagi semangatku mati. Susah untukku memulai.
Hingga pagi menjamu embun, tugas itu belum juga terselesaikan. Sedih. Fikiran kacau dan aku benci bahasa Jepang. Hingga aku malas mengerjakannya. Alhasil jam sudah menunjukan pukul 6.30 dan tugas maupun aku sendiri belum apa2. Hingga pukul 8.40 waktunya masuk kuliah aku masih berkecimpung dengan tugas. Meh. Aku lenyapkan untuk masuk kuliah tepat waktu. Jam 9 aku sampai kelas. Ternyata kelas sudah dimulai. Dan sepertinya sensei menyuruh mengerjakannya disana. Ah. Menyebalkan. Oke. Aku tetap bersabar. Matkul kedua adalah sakubun. Ada tugas juga. Dan well entahlah aku tak yakin benar dengan tugasku itu. Bener teu sih? Huh. sedih. Bodolah. Lalu selesai kuliah aku pulang. Mengendapkan waktu bersama ipad. Ternyata malam begitu cepat berkesiap. Aku pusing dengan keadaan kamar yang amburadul. Cukup. Aku nenar2 ditengah kegalauan yang amat akut. Ah! Allah seakan jauh dariku. Aku baru ingat bahwa subuh tadi aku lupa untuk sholat subuh gegara tugas. Huft. Menyumpal kekesalan dan kegalauan itu maka a ku pergi nyuci. Dua ember aku cuci di malam hari. How great i'm. Hufttt. Tak bisa ku tutupi jiwaku merana jauh dari kasih-Nya. Aku ingin kembali...hari yang menyenangkan tapi aku prihatin dengan keadaan ruhiahku ini. Aku ingin hebat. Aku ingin menjadi kaya dan great. Tapi melihat diriku yg sepertiiii...euuumm..jauh dari semua itu.
sekian....
huhfffft
Comments
Post a Comment