Sore itu kala
bertemu dengan Reeka di cafe tempat biasa kami nongkrong, ia sungguh
terheran melihatku, melihat penampilan baruku.
Aku yang tak pernah terfikirkan unk berbusana tertutup dgn jilbab ini telah membuatnya pergi dariku.
"Kau bukan Kiran yg ku kenal" ucapnya tadi.
Meski terasa sakit ditinggalkan sahabat, tapi setidaknya aku dapatkan 1 hal dengan penampilan baruku. Ketentraman dalam hati ^_^ .
"Teteh lebih cantik memakai jilbab ^_^". Slalu teringat 1 ucap ini dari Lena.
Yang lewat dirinyalah Ia menunjukan hidayahNya.
*
Kala itu ulang tahunku yang ke 17.
Saat yang paling kunanti adalah moment membuka kado :).
Hanya ada satu kado teraneh yang kudapatkan. Sebuah jilbab putih. Ku cari cari dari siapa kado itu. Tertulis disana, "semoga ini jadi kado terindah diusia baru teteh ^_^ Lena."
Lena ? Siapa dia ? Gumamku. Emang aku punya teman yg bernama Lena ? Jilbab ? Hellow . . ? Lho ga salah girl ngadoin barang 20rebuan gini ke gue ?
Kesal, geram aku melihatnya. Ku biarkan jilbab itu berada diantara bekas bungkus bungkus kado, kini ku lanjutkan membuka kado yg lain.
Wah, Papah ngasi iPad terbaru, asyik papah emang slalu mengerti keinginanku. Mamah ngasih jam tangan keren. Reeka ngasi kamera wah, keren banget. Coba lihat dia malah jilbab. Siapa juga yang menyuruhnya untuk memberiku kado, tak kenal juga sama orangnya. Ckck. Malam itu acara buka kado yang aneh seumur hidupku.
Pagi ini aku kesiangan. Mamahpun tak ada dirumah sepagi ini. Setelah lama aku menunggu, mamahpun datang. Tergopoh gopoh.
"Mah dari mana ? Ada apa ? Apa yg terjadi ?"
Belum sempat ia menjawab pertanyaanku, ia lalu masuk ke kamar dan membawa dompetnya lalu menarik tanganku.
*
Rumah itu kecil & sederhana. Aku baru tahu kalau dibelakang rumahku ada rumah. Tak ada perabot berharga. Hanya ada sebuah al Qur'an diatas meja disudut jendela.
Dikamar sana ramai orang orang mengangkat sesosok tubuh kurus tak berdaya. Namun sungguh wajahnya begitu manis, memancarkan bias cahaya yang sulit diartikan. Ku menatapnya tertegun. Tubuhnya tinggal kulit dibungkus tulang. Nafasnya terbata bata. Wajahnya tanpa sengaja melihat keberadaanku. Ia tersenyum padaku...
Aku yang tak pernah terfikirkan unk berbusana tertutup dgn jilbab ini telah membuatnya pergi dariku.
"Kau bukan Kiran yg ku kenal" ucapnya tadi.
Meski terasa sakit ditinggalkan sahabat, tapi setidaknya aku dapatkan 1 hal dengan penampilan baruku. Ketentraman dalam hati ^_^ .
"Teteh lebih cantik memakai jilbab ^_^". Slalu teringat 1 ucap ini dari Lena.
Yang lewat dirinyalah Ia menunjukan hidayahNya.
*
Kala itu ulang tahunku yang ke 17.
Saat yang paling kunanti adalah moment membuka kado :).
Hanya ada satu kado teraneh yang kudapatkan. Sebuah jilbab putih. Ku cari cari dari siapa kado itu. Tertulis disana, "semoga ini jadi kado terindah diusia baru teteh ^_^ Lena."
Lena ? Siapa dia ? Gumamku. Emang aku punya teman yg bernama Lena ? Jilbab ? Hellow . . ? Lho ga salah girl ngadoin barang 20rebuan gini ke gue ?
Kesal, geram aku melihatnya. Ku biarkan jilbab itu berada diantara bekas bungkus bungkus kado, kini ku lanjutkan membuka kado yg lain.
Wah, Papah ngasi iPad terbaru, asyik papah emang slalu mengerti keinginanku. Mamah ngasih jam tangan keren. Reeka ngasi kamera wah, keren banget. Coba lihat dia malah jilbab. Siapa juga yang menyuruhnya untuk memberiku kado, tak kenal juga sama orangnya. Ckck. Malam itu acara buka kado yang aneh seumur hidupku.
Pagi ini aku kesiangan. Mamahpun tak ada dirumah sepagi ini. Setelah lama aku menunggu, mamahpun datang. Tergopoh gopoh.
"Mah dari mana ? Ada apa ? Apa yg terjadi ?"
Belum sempat ia menjawab pertanyaanku, ia lalu masuk ke kamar dan membawa dompetnya lalu menarik tanganku.
*
Rumah itu kecil & sederhana. Aku baru tahu kalau dibelakang rumahku ada rumah. Tak ada perabot berharga. Hanya ada sebuah al Qur'an diatas meja disudut jendela.
Dikamar sana ramai orang orang mengangkat sesosok tubuh kurus tak berdaya. Namun sungguh wajahnya begitu manis, memancarkan bias cahaya yang sulit diartikan. Ku menatapnya tertegun. Tubuhnya tinggal kulit dibungkus tulang. Nafasnya terbata bata. Wajahnya tanpa sengaja melihat keberadaanku. Ia tersenyum padaku...
Terdengar isak tangis dikursi kayu itu. Ku tebak dia adalah ibunya gadis tadi.
*
Sesampai dirumah. Mamah mengajakku duduk diteras.
"Sayang apakah kamumenemukan sebuah kado yg isinya jilbab ?"
Aku mengangguk. Tak lama mamah bercerita panjang lebar tentang kado itu, tentang Lena, tentang segalanya.
Bodoh. Aku bodoh. Aku bodoooh . . . .
*
Ku menangis tanpa henti sejak azan zuhur berkumandang dilangit biru. Diatas sajadah aku menangisi diriku. Dalam balutan mukena aku teringat aku yang begitu bodoh.
Anak yang manja, sombong, miskin ilmu. Ah ! Terlalu kalah jauh aku dengan sesosok tubuh ringkihnya. Ia, yang tidak pernah lupa kejadian itu Tuhan. Kejadian kala ku membantunya naik tangga mushola 3 tahun lalu. Masya Allah padahal itu hanya refleks. Tapi ia dgn keadaannya yg serba payah berusaha unk membalas kebaikanku.
Ku teringat kado aneh itu. .
Ku cari cari diantara tumpukan kardus yg masih belum dibereskan.*
Azzamku kuat. Sekuat besi. Rabbku telah membimbingku. .
Bismillah aku mengenakan jilbab putihku, dengan balutan gamis aku meluncur kerumah sakit. Ku lihat mamah tersenyum manis. Ku tersentak melihatnya, iapun memakai jilbab ! Tak trasa air mataku terjatuh. Ku peluk ia sekuat kuatnya. .
*
Tubuh itu masih terpasangi infus. Sekejap ku menatap wajahnya yg terlelap, ia 2 tahun lebih muda dariku sudah lama ia mengidap penyakit ganas ini. Leukimia.
Ku tak kuasa menatapnya. Hingga tak mampu ku bendung air mataku. Isak tangisku membangunkan tidur lelapnya. Ia menatapku, tersenyum, ia seakan ingin mengucapkan sesuatu. Ku dekatkan pendengaranku, ia berbisik syahdu kalo aku cantik memakai jilbab. Terdengar samar ia lafazkan syahadat , sungguh dalam keadaan inipun ia membuatku kagum.
Kurasa ia tertidur kembali. Ketenangan memancar dari wajahnya yg manis. Tapi aku heran kala tak ada lagi nafas yg terbata. Tak ada lagi denyutan, tak ada lagi tak ada lagi Allah . . . .
*
Tamu yg special. Reeka mengunjungi rumahku. Kini aku yg begitu bahagia melihatnya. Jilbab dikepalanya membuatku memeluknya erat kala kubuka pintu.
"ALLAH menuntunku setelah ku membaca cerita gadis itu di fbmu."
Terasa indah. Sungguh hidayahNya bisa lewat cara apa saja ^_^.
Dan hari itu juga kami menulis mimpi kami. Minggu ini kita pindah sekolah dan mondok. Lalu kuliah ke Kairo atau Madinah demi satu hal menggapai RidhaNya :).
End.
Comments
Post a Comment