Skip to main content

LOVE 💞



Aku tahu, mengucapkan cinta sangat mudah dibanding dengan pembuktiannya.
Aku tahu, mencintai itu bukan lagi kata sifat melainkan kata kerja.
Aku tahu, bahwa bukti cinta itu ada pada patuh, bakti, dan keikhlasan.
Masyallah, kau tahu cukup banyak tentang cinta, ya. Tapi, dari sebanyak pengetahuanmu itu di mana posisimu sekarang? Serius aku bertanya, Wahai Diri.
Hai, aku Melin. Aku seorang istri dari lelaki soleh dan baik hati (insyaallah). Kami menikah sejak bulan April tahun lalu. Jika dihitung, itu berarti kami sudah menghabiskan waktu hampir satu tahun dalam biduk rumah tangga. Masyaallah, tidak terasa sama sekali.
"Apakah perasaan cinta itu masih menggema ke seantero dunia?"
Mohon jangan syok saat saya menjawab pertanyaan di atas. Malah semakin menggema. Melambung tinggi. Menggema ke seluruh jagat raya. Hahaha. Ya, sungguh. No tipu tipu.
Kenapa bisa begitu, ya? Apa selama ini tidak pernah bertengkar, ribut, silang pendapat, atau ngambek?
Wah, kalau itu, sering. Apalagi pas awal-awal saya hamil. Sensitiiif saja bawaannya. Suami kerja, nangis di pojokan. Suami nelefon di tempat kerja, diabaikan. Pokoknya, entah lah itu perasaan dari mana, yang jelas, masih manjaaa. Wkwk. Biasanya lebur lagi setelah suami pulang dan datang merayu. Bertanya dengan lembut kenapa, ada apa, dan meminta maaf. Semuanya kembali seperti sedia kala. Dan semakin membuat bertambah rasa cinta. Aihhh. Ngambek itu ternyata bumbu bagi kehidupan rumah tangga. Tanpanya, mungkin akan datar dan flat, ya, toooh? Tapi, jangan disengaja gitu, yaaa. Wkwk.
Ya, saya sudah hampir satu tahun hidup bersama lelaki soleh yang saya cintai. Kami sakit, sehat, tertawa, bersedih bersama. Subhanallah. That's so wonderful moment. And I love that. Suami saya amat saya cintai. Tak jarang saya mencurahkan rasa tersebut kepada suami lewat verbal. Wkwk. Saat dia tiba-tiba masuk ke ruang televisi saya bilang, "I miss you I love you, My Baby" suami hanya melongo mendengarnya 藍 Lalu, saya memaksa minta balasan. Sambil main gadget kadang balasnya, "Yeah, yeah, me too" katanya. Ikh, gemaaas. Tapi, itu sudah membuat saya bahagia sekian masa. Terus, ada lagi momen kocak lainnya. Kala itu, saya juga mengucapkan kata cinta yang sama pada beliau, dan, ya, meminta balasan kata-kata serupa. Memang sudah fitrahnya lelaki, ya, Gengs, memiliki sifat cuek abis, gengsi, dsb, beliau menjawabnya masih seperti dulu sambil main gadget. Tapi, ini ada sisi lucunya. Saya sampai ingin ketawa guling-guling di lantai tapi sadar bahwa sedang hamil tua. Babybump sudah nyata. Beliau menjawab, "Yeah, yeah, you too" Saya awalnya tidak sadar dengan kalimat balasan beliau yang agak aneh. Tapi, lama-lama mikir juga, "You too? Maksudnya?" Saya tak tahan untuk tidak tertawa. Kok, "You too" sih jawabannya? Suami saya pun baru sadar dan kami tertawa bersama untuk beberapa saat.
Hahaha.
Ya, jujur, terkadang saya nyeloteh sendiri di rumah. Bermonolog ria istilahnya menggunakan bahasa Inggris. Ya, ngalor ngidul. Segala hal saya ucapkan. Bukan tanpa tujuan, walau dengan bahasa Inggris acak kadut, saya tetap PD, harapannya janin dalam perut aktif mendengar, akrba dengan suara ibunya dan terbiasa dengan bahasa tersebut karena sejauh yang saya tahu, apa yang biasa kita dengar, akan hafal dan masuk ke alam bawah sadar. Dengan menerapkan kebiasaan bermonolog menggunakan bahasa campur sari ini, saya harap janin di perut (khususnya) dan sekitar (pada umumnya suami saya) ikut terbiasa juga. Wkwk. Bahasa Inggris kan bahasa multinasional, ya. Semua aspek sekarang menggunakan bahasa Inggris sebagai persyaratan. Ilmu modern memakai bahasa Inggris. Ah, pokoknya, bahasa Inggris sudah harus jadi bahasa asing yang wajib dikuasai semua orang. Semoga eksperimen saya berhasil, ya.
Disebabkan sering berbicara menggunakan bahasa Inggris di keseharian, suami yang notabene pendengar setia jadi terbawa berucap. Walau ujung-ujungnya bikin saya terpingkal-pingkal mendengarnya. Uh, My Hubbyyy.
Misal saja saat beliau hendak pergi. He said, "I will go away" katanya. Hahaha. Ketawa saya. Rasanya kurang pas padahal untuk menyampaikan maksud bahwa saya akan keluar sebentar, tapi beliau keukeuh sakumaha uing bae berbicaranya. Saya benar-benar terhibur dan ngakak sendiri. Poin plus plus punya suami humoris. Istri jadi terhibur dan semakin cinta padanya. I love you, My Baby.
Saya juga baru menyadari bahwa kekurangan pasangan mau tidak mau akan kita hadapi. Pun hal serupa saya alami. Alhamdulilah, sepuluh bulan bersama, saya mulai menyelami sifat kekurangan dan kelebihan pasangan. Begitu juga dengan suami. Dan tak ada obat yang paling mujarab, selain, bersyukur dengan segala kekurangan dan kelebihan suami. Sebab, jika kita tidak mensyukurinya, pintu bagi syaiton akan terbuka. Selama menikah usahakan jangan ada pikiran-pikiran jelek, suudzan kepada suami, dan curiga. Karena hal tersebut penyebab syaiton masuk dan menggoda keimanan kita. Naudzubillah!
Ya Allah, terkadang saya bahagia tak terkira. Ketima saya ingat semua kalimat dari doa yang saya pintakan kepada Allah terkait jodoh ini. ALLAHU AKBAR. Ternyata, Allah kabulkan semua dan terwujud dari sosok suami. Betapa detailnya Allah mengabulkan semua keinginan saya terhadap jodoh. Masyaallah! Saya benar-benar dibuat takjub dan terpesona oleh kemaha dahsyatan doa dan mustajabnya berdoa di waktu sepertiga malam. Apa yang diungkapkan Imam Ghazali terkait doa di salat tahajud atau sepertiga malam memang benar adanya. Bahwa, doa yang dipanjatkan pada sepertiga malam itu bagaikan anak busur panah, takan melesat. Ya, benar-benar takan melesat. ALLAHU AKBAR!
Saya pinta banyak sekali kepada Allah terkait jodoh. Walau kata orang Allah Maha Tahu yang ada di dalam hati kita, saya tetap sampaikan satu per satu dengan detail dan jujur sejujurnya kepada Allah. Tanpa malu walau ada sedikit rasa tak tahu dirinya.
Saya bilang bahwa saya ingin sekali jodoh yang tampan wajahnya, karena saya suka lelaki tampan. Tampan dalam pandangan saya dalam sekali, meliputi yang tampak dan tidak. Bagi saya, lelaki tampan itu adalah dia yang berwibawa, bersih, rapi, wajahnya adem karena sering terbasuh air wudu dan tahajud, tidak jelalatan matanya, bahasanya tertata, santun, ramah, sopan, dsb. Panjang dan banyak sekali, ya. Wkwk. Juga, saya meminta lelaki yang bisa mengaji Alquran dengan tajwid dan kaidah yang betul. Takut sekali kepada Allah, lelaki yang sudah kenal makna tauhid, dsb.
Jujur, untuk beberapa poin, saya memintanya sudah sangat lamaaa sekali. Yakni ketika saya masih menjadi mahasiswa semester lima. Poin ingin lelaki yang tidak jelalatan matanya, yang takut kepada Allah, dan yang sudah mengenal makna tauhid itu lah tiga poin yang saya sudah pinta dan usahakan sejak lama. Kenapa saya meminta ketiga hal tersebut? Yang pertama, mata jelalatan menandakan dia tidak terjaga dan menjaga. Ini bahaya. Mata bagi kaum lelaki adalah pintu gerbang. Apalagi jika si mata dipakai untuk menatap perempuan. Bisa aktif dengan cepat imajinasinya. Uh, ngeri. Jika mata si lelaki tidak dijaga dan terjaga dari memandang hal yang bukan haknya, maka dari situ kita bisa melihat bagaimana keimanan yang ada di hatinya. WORSE. Keimanan lelaki ternyata bisa dilihat dari bagaimana dia menggunakan matanya.
Kedua, lelaki yang takut kepada Tuhannya. Kala itu saya aktif di masjid DT. Rutin ikut kajiannya, itikaf tiap akhir pekan, dan ikut kajian muslimahnya setiap Ahad siang. Berlama-lama tinggal di masjid, menjadikan saya lebih positif. Oleh karenanya timbul kebaikan yang Allah titipkan kepada saya hadiah dari seringnya berada di masjid. Yakni, menginginkan lelaki dan jodoh yang takut kepada Allah. Lelaki dengan model seperti ini pasti akan lembut kepada istrinya. Saya berharap sekali kala itu memiliki suami yang takut kepada Allah.
Ketiga, saya juga meminta lelaki yang paham makna tauhid. Paham di sini artinya dia sudah mengaplikasikan tauhid dalam berkehidupan. Tahu siapa pemberi rezeki, tahu untuk siapa dia hidup, dan tahu untuk siapa dia harus beramal. Intinya, keinginan ini efek saya sering tinggal di masjid, ikut kajian Aa dan meresapi gelombang positif dari masjid.
Pencarian jodoh yang selama ini saya lakukan, telah mengeliminasi sedikitnya sepuluh lelaki. Semuanya tidak ada yang sreg. Dari segi apa pun. Subhanallah. Dan, ternyata Allah punya cara-Nya sendiri. Saya yang tidak tahu cara dan strateginya. Hampir putus asa. Sampai meminta, siapa saja deh ya Allah asal dia mau sama saya. Tapi, ternyata Allah ingin menunjukan bahwa Dia adalah Tuhan yang Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan doa hambanya. Dia malu jika hambanya menengadah dan kembali dengan tangan kosong. Masyallah.
Saya yang sudah lupa dengan doa saya bertahun-tahun lalu, pasrah. Tidak lagi menaikan target lelakinya harus seperti apa asal dia MAU saja sama saya. Wkwk. Tapi, Allah ternyata memberi lebih dari yang saya harapkan.
Allah memberikan saya lelaki soleh, sesuai dengan keinginan saya zaman dulu yang tiga poin tadi dan bonus keinginan saya yang sekarang. Semuanya sepaket diberikan Allah lewat suami saya. Ya Allah! Saya sampai terengah-engah kala menyadarinya.
Padahal saya sudah lupa ya Allah. Allah ternyata menyimpannya apik. Mengumpulkannya rapi dalam sebuah tempat dan mewujudkannya lewat sosok suami. Ya Allah. Sosok suami saya saat ini memang gambaran permintaan saya selama ini. Sungguh. Tidak ada satu pun yang meleset. Masyaallah!
Saya kadang menangis selepas salat menyadari keajaiban ini. Bersyukur tiada henti atas kebaikan dan kemaha murahan Allah telah mengabulkan doa yang sudah saya lupakan itu. Maha Suci Allah, ya.
Saya hanya ingin berpesan kepada khalayak ramai, pembaca setia dan tak setia blog saya, bahwa, terus saja berdoa sampai doa itu menjuntai ke langit ke tujuh. Membentuk tangga-tangga cantik mengetuk 'arsy-nya Allah. Terus saja berdoa di sujudmu. Penuhi perut bumi dengan kalimat ikhlasmu berdoa. Yakin bahwa Allah akan mengabulkan doamu, besok atau lusa. Terus yakin dan terus berdoa tanpa henti. Walau kita sudah lupa tapi Allah menyimpannya dalam sebuah tempat yang suatu saat akan terwujudkan dalam kehidupan.
Doa, doa, doa.
Ikhtiar, ikhtiar, ikhtiar.
Niat, niat, niat.
Saat ini saya tengah menunggu kedatangan rasa mulas. Ya, sebentar lagi saya menghadapi persalinan. Sungguh tidak sabar untuk bertemu si buah hati yang diidamkan. Allah Maha Tahu kapan dia harus meluncur ke dunia, kita manusia hanya bisa menunggu sambil beristigfar meminta diampuni dosa dan khilaf selama hamil agar jalan lahir dimudahkan, bayi sehat, ibu selamat, suami selamat, keluarga selamat. Berusaha sekuat tenaga agar proses melahirkan normal tanpa hambatan berarti. Terus berdoa dan berikhtiar. Allah Maha Melihat. Allah Maha Mensyukuri.
Tapi, saya masih kepikiran terkait nama. Ada satu nama yang menurut saya bagus sekali, dan cocok disematkan untuk anak lelaki. Sayang, nama tersebut sudah terlebih dahulu tersemat jadi nama kucing peliharaan tetangga komplek. 
Sakiiit. Uhuk. Akhirnya, ridha dengan nama pilihan suami. Inisial saja, ya, namanya MZM. Hihi. Nantikan saja, deh, pengumuman resminya. Hehehe.
Untuk semuanya let's thank to Allah who has given us so many things in this world.

Comments

Popular posts from this blog

Housewife Vs Homemaker

Housewife vs Homemaker? Apa ini? Dalam Bahasa Inggris, profesi IRT alias Ibu Rumah Tangga biasa disebut housewife . Karena ilmu bahasa Inggris saya nihil, jadi saya gak tau kenapa orang Inggris menamakan IRT itu dengan sebutan housewife ? Sebuah kata yang terdiri dari dua suku kata, "rumah" dan "istri". Kalau dibolehin untuk ngasih opini dari kelas sudra saya, mungkin maksudnya adalah seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah. Wah, keren. Lebih lengkapnya bisa mungkin cari di kamus EOD, Gais. Daripada penasaran, hehe. Gak salah memang kalau seorang IRT diartikan sebagai seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah, sebab memang begitu lah kenyataan yang sering terjadi di masyarakat. Namun, karena bahasa punya sifat inovatif, di mana dia bisa berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, bisa jadi kosakata housewife  dapat digantikan perannya menjadi homemaker . Wah, apa itu? Istilah homemaker  tercetu

Belajar Bahasa Jepang Sehari-hari

Di Rumah Orang Jepang biasanya sesaat setelah mereka bangun pagi, akan langsung menyapa keluarganya. Dengan ucapan selamat pagi, "Ohayou" . Mereka akan saling mendahului untuk menyapa dengan ucapan ini. Mari kita mulai percakapannya! Sakura : "Ohayou" Okaasan : "Ohayou" Otousan : "Ohayou" Kenta (Imouto) : "Ohayou" Sakura : Hayaku okiru ne, Kenta ha." Okaasan : "Sou ne. Kyou otona ni nattakara ne." Kenta : "Nande sore. Kyou shiken ga attakara." Otousan : " Yoku ganbatte ne . Jaa, ikanakya. Ittekimasu . " Okaasan : "A, itterashai ." Kenta to Sakura : " Itterashai ." Terjemahan Sakura : "Pagi." Ibu : "Pagi." Ayah : "Pagi" Kenta (adik laki-laki) : "Pagi." Sakura : "Kenta bangunnya cepet ya." Ibu : "Iya ya. Karena sekarang ma udah gede." Kenta : "Apaan sih. Aku bangun cepet karena ada ujian hari in

Asmaul Husna*

Saat mendengarkan iklan di radio MQ FM, saya terkesan oleh salah satu lagu di dalamnya. Lagu itu menyanyikan 99 nama-nama Allah yang baik dan agung, yakni Asmaul Husna. Lalu sadar kalau laguitu sangat menyentuh hati saya, saya buru-buru merekamnya. Dan lalu saya menangis ketika mendengarkannya. Alhamdulilah. Sudah dua minggu semnejak saya mendapatkan lagu baik itu. Lalu saya ingin sekali mengikuti lagu tersebut. Namun saya terbatas karena belum hafal lirik lagunya. Dengan beberapa kali mendengarkan lagu itu, saya pun menulis liriknya yang semoga sesuai dengan lagu tersebut. Saya masih belum tahu siapa gerangan sang biduannya. Mungkinkah Sami Yusuf? Hemm. Siapapun dia, semoga Allah menjaganya dengan sebaik-baik perlindungan ^^ Bdw, ini lanngsung saja saya lampirkan liriknya. Siapa tahu kalian sudah  punya lagunya tapi belum tahu liriknya. Hehe. Mari kita sharing . Yang bisa nyanyiin lagunya, ayo nyanyikan! Ya Allah...4x Ya Allah...4x Allahu antal malikul quddus... Wal jabbarul